Presidensi G20 Pesta Rp1,4 Triliun, 3 Sektor Kunci Pemulihan

Indonesia menjadi Presidensi G20 dengan rangkaian acara akan digelar dengan puncaknya di Bali pada November 2022. Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia diperkirakan meraih banyak keuntungan antara lain dari sisi finansial akan ada pendapatan Rp1,4 triliun dan menggerakkan ekonomi sejumlah daerah.

M. Syahran W. Lubis

18 Mar 2022 - 18.09
A-
A+
Presidensi G20 Pesta Rp1,4 Triliun, 3 Sektor Kunci Pemulihan

Presiden Joko Widodo./Antara

Bisnis, JAKARTA – Pemerintah menegaskan kembali penitikberatan pada tiga sektor prioritas sebagai kunci pemulihan yang kuat dan berkelanjutan terkait dengan Presidensi G20 Indonesia.

Sebagaimana keterangan Kementerian Luar Negeri di laman resminya pada Jumat (18/03/2022), Presidensi G20 Indonesia mengusung semangat pemulihan bersama bertema “Recover Together, Recover Stronger.”

Indonesia memilih tema ini karena dunia sedang dalam tekanan akibat pandemi Covid-19 dan memerlukan upaya bersama dan inklusif dalam mencari jalan keluar untuk pemulihan.

Untuk mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia menitikberatkan pada tiga sektor prioritas sebagai kunci pemulihan yang kuat dan berkelanjutan di antaranya penguatan arsitektur kesehatan global.


Terbukti dari pandemi bahwa arsitektur kesehatan global perlu diperkuat. Hal ini tidak hanya untuk menghadapi pandemi saat ini, melainkan juga untuk mempersiapkan dunia agar dapat merespons dengan lebih baik dan memiliki kapasitas untuk menghadapi krisis kesehatan pada masa mendatang.

Sektor prioritas berikutnya adalah transformasi digital yang merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian pada masa pandemi dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Untuk alasan ini, Presidensi Indonesia akan fokus pada peningkatan keterampilan dan literasi digital untuk memastikan transformasi digital yang inklusif untuk semua.

Sektor prioritas terakhir adalah transisi energi. Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan berkelanjutan dengan mengutamakan ketahanan, aksesibilitas, dan keterjangkauan. Ini memastikan masa depan yang “hijau” dan berkelanjutan serta mengelola isu-isu perubahan iklim secara lebih efektif.

Prinsip Inklusivitas

Di bawah prinsip inklusivitas, Presidensi Indonesia juga mengundang negara-negara tamu dan organisasi internasional untuk berpartisipasi dalam acara G20.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menegaskan inklusivitas jadi prioritas kepemimpinan Indonesia di G20, untuk “tak meninggalkan siapa pun.” Visinya adalah Presidensi G20 yang menguntungkan bukan hanya anggota G20, tetapi juga negara berkembang, pulau-pulau kecil, dan kelompok rentan.

Oleh karena itu, Indonesia memberikan perhatian yang besar kepada negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia. Selain mencerminkan semangat inklusivitas, hal ini juga memberikan representasi G20 yang lebih luas.

Seorang wisatawan mancanegara mengabadikan keindahan Tanah Lot di Tabanan, Bali. Provinsi Bali akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada November 2022./Bisnis

Sembilan pihak diundang untuk berpartisipasi dalam Presidensi G20 Indonesia yaitu Spanyol, Ketua Uni Afrika, Ketua Badan Pembangunan Uni Afrika- New Partnership for Africa's Development (AU-Nepad), Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean), Belanda, Singapura, Uni Emirat Arab, Ketua Komunitas Karibia (Caricom), dan Ketua Forum Pulau Pasifik (PIF).

Selain itu, 10 organisasi internasional juga diundang meliputi Asian Development Bank (ADB), Financial Stability Board (FSB), International Labour Organization (ILO), International Monetary Fund (IMF), Islamic Development Bank (IsDB), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ada dua pilar diskusi dalam G20 yakni Finance Tract, yang dikenal sebagai pilar keuangan, dan Sherpa Track, yang membahas isu-isu ekonomi dan pembangunan nonkeuangan. Setiap pilar memiliki kelompok kerja sendiri.

Selain kedua track tersebut, ada juga Engagement Groups yang terdiri dari 10 kelompok komunitas dari berbagai kalangan profesional dan membahas berbagai topik. Setiap Engagement Group memiliki peran utama dalam pemulihan global, terutama melalui ide-ide konkret dan rekomendasi kebijakan yang ditargetkan untuk para pemimpin G20.

Presidensi G20 Indonesia telah menjadwalkan lebih dari 180 rangkaian kegiatan utama, antara lain pertemuan Engagement Groups, pertemuan Working Groups, pertemuan tingkat deputi/sherpa, pertemuan tingkat menteri, dan pertemuan kepala negara (KTT) di Bali.

Rangkaian kegiatan itu akan dilaksanakan di lebih dari 20 kota di Indonesia. Sherpa Meeting pertama di Jakarta pada 7–8 Desember 2021 merupakan pertemuan perdana Presidensi G20 Indonesia.

Puncak kegiatan Kepresidenan G20 Indonesia adalah Bali Summit yang dijadwalkan berlangsung pada 15–16 November 2022.

Manfaat bagi Indonesia

Dengan berbagai kegiatan sepanjang tahun, banyak manfaat strategis Presidensi G20 di bidang ekonomi, politik luar negeri, dan pembangunan sosial.

Pertama, Kepresidenan G20 diharapkan berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia dengan meningkatkan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20.000 delegasi internasional diperkirakan bakal menghadiri pertemuan yang diadakan di berbagai daerah.

Pengalaman sebelumnya di Presidensi Turki, Argentina, China, dan Jepang menunjukkan dampak positif pada pasar domestik. Delegasi internasional lebih dari 13.000 orang. Setiap KTT G20 diperkirakan menghasilkan pendapatan lebih dari US$100 juta (Rp1,4 triliun) untuk tuan rumah.

Kedua, di bidang politik, sebagai Ketua G20, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil nyata di tiga sektor prioritas yang krusial untuk pemulihan.

Ini momentum bagi Indonesia untuk mendapatkan kredibilitas atau kepercayaan global dalam memimpin upaya pemulihan global. Kredibilitas adalah modal yang tak ternilai dalam diplomasi dan politik luar negeri.                                               

Ketiga, dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, Presidensi G20 menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis.

Berbagai acara akan menampilkan perkembangan dan potensi investasi Indonesia. Rangkaian kegiatan itu diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah, khususnya di bidang pariwisata, perhotelan, transportasi, dan ekonomi kreatif, serta bagi UMKM lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.