Prospek INTP Cerah Meski Tertekan Harga Batu Bara

INTP masih mampu mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp1,2 triliun, naik 8,24 persen dari Rp1,11 triliun.

Annisa Kurniasari Saumi

14 Nov 2021 - 20.17
A-
A+
Prospek INTP Cerah Meski Tertekan Harga Batu Bara

Pabrik semen milik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Bisnis, JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) masih mampu mencetak kenaikan kinerja pada kuartal III/2021. Meskipun, kenaikan harga batu bara menekan performa perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode INTP itu membukukan pendapatan Rp10,6 triliun hingga kuartal III/2021. Jumlah tersebut meningkat 4,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,14 triliun.

Peningkatan pendapatan perseroan ini disumbang oleh naiknya penjualan semen 4,6 persen dari Rp9,4 triliun menjadi Rp9,8 triliun secara year-on-year (yoy). Selain itu, penjualan beton siap pakai perseroan juga meningkat menjadi Rp750 miliar, naik 1,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp739,6 miliar.

Meningkatnya pendapatan turut mengerek beban pokok pendapatan sebesar 4,53 persen menjadi Rp6,7 triliun, dari Rp7,01 triliun secara tahunan. Meski beban pokok Indocement naik, laba bruto perseroan masih mampu bertumbuh hingga 4,51 persen menjadi Rp3,59 triliun, dari Rp3,4 triliun yoy.

Sementar itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan mencapai Rp1,2 triliun, naik 8,24 persen dari Rp1,11 triliun. Dari sisi neraca keuangan, jumlah aset perseroan hingga September 2021 tercatat turun menjadi Rp26,2 triliun, dari Rp27,3 triliun per Desember 2020.

Jumlah liabilitas perseroan juga turun menjadi Rp4,7 triliun sepanjang kuartal III/2021, dari Rp5,1 triliun sepanjang 2020. Adapun jumlah ekuitas perseroan tercatat lebih rendah dari Rp22,1 triliun pada 31 Desember 2020 menjadi Rp21,5 triliun di 30 September 2021.

 

 

Analis Mirae Asset Sekuritas, Mimi Halimin, pun menilai pendapatan INTP hingga kuartal III/2021 yang mencapai Rp10,6 triliun sejalan dengan ekspektasi perusahaan broker saham tersebut. Meskipun pendapatan INTP pada Juli-September sebenarnya turun 0,8 persen secara yoy mencapai Rp3,9 triliun.

Selain itu, dia menyebut marjin profitabilitas perseroan secara yoy lebih rendah di kuartal III/2021. Namun, pihaknya menilai kinerja INTP di sembilan bulan 2021 masih cukup baik di tengah pembatasan aktivitas publik yang lebih ketat pada kuartal III/2021 dan kenaikan harga batu bara.

"Kami yakin volume dapat pulih pada kuartal berikutnya," tulis Mimi dalam risetnya, dikutip Minggu (14/11/2021).

Dia pun memproyeksi emiten produsen semen itu mampu meningkatkan pendapatan hingga 5,1 persen menjadi Rp14,9 triliun pada akhir 2021. Sementara pada 2022, pendapatan INTP diproyeksikan meningkat 9,1 persen menjadi Rp16,3 triliun.

Pihaknya juga memproyeksi laba bersih INTP full year 2021 dan 2022 masing-masing sekitar Rp1,7 triliun atau turun 8,1 persen yoy, dan Rp1,8 triliun atau naik 10,6 persen yoy.

"Kami berharap tahun 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi industri semen, didukung oleh pembukaan kembali ekonomi secara bertahap, yang berpotensi menghasilkan proyek properti dan infrastruktur yang lebih baik," tuturnya.

Adapun, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan untuk mempertahankan trading buy dengan target price di harga Rp14.100 untuk saham INTP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.