Rangkul Selebritas, Cara Instan Parpol Mendulang Suara Milenial?

Upaya merangkul para selebritas jamak dilakukan partai politik meski belum terbukti keberhasilannya. Para selebritas diyakini memiliki penggemar sendiri, sehingga diharapkan mampu memberikan dukungan suara.

8 Jun 2021 - 09.21
A-
A+
Rangkul Selebritas, Cara Instan Parpol Mendulang Suara Milenial?

Para artis bakal caleg dari Partai Nasdem - Instagram @official_nasdem

Bisnis, JAKARTA — Popularitas para selebritas dinilai masih memiliki kekuatan untuk menarik suara pemilih terutama dari kalangan milenial, kendati kenyataannya tidak selalu membuahkan hasil yang manis.

Para selebritas diyakini memiliki penggemar sendiri, sehingga diharapkan mampu memberikan dukungan suara.

Dahulu ada Partai Nasdem dan Partai Amanat Nasional yang mengakomodir banyak selebritas untuk menjadi calon legislatif.

Ketika itu, Partai Nasdem merekrut Okky Asokawati, Tessa Kaunang, Nafa Urbach, Olla Ramlan, Kristina, hingga Manohara Odelia Pinot.

Kini, Partai Bulan Bintang (PBB) juga merekrut sejumlah artis dan musisi demi membantu menarik suara para pemilih terutama dari kalangan muda. PBB merekrut Charly ‘ST12’, Andika ‘Kangen Band’, Dirga ‘Dadali’ hingga Aldi Taher.

“Periode sekarang 2019—2024 ini di bawah komandan ketua umumnya Pak Yusril [Yusril Ihza Mahendra] dan sekjennya saya. Baru kali ini kami mencoba membuka diri untuk merekrut kalangan artis,” kata Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noer, seperti dikutip Antara, Selasa (8/6/2021).

Dia menjelaskan para artis muda itu diharapkan dapat membantu partai mendapatkan lebih banyak suara dari para pemilih muda yang jumlahnya diyakini mencapai 60% pada pemilihan umum (pemilu) 2024.

“Ini strategi PBB merangkul kelompok artis milenial sehingga mereka bisa juga merangkul kekuatan milenial,” kata Afriansyah, yang akrab disapa Ferry tersebut.

Logo PBB, Partai Bulan Bintang

Dalam keterangan yang sama, Ferry menegaskan tidak ada politik uang dalam rekrutmen tersebut. “Demi Allah, Rasullulah, seluruh artis yang bergabung ke PBB tidak kami beri uang,” katanya.

Sementara itu, salah satu artis yang memutuskan jadi kader partai, Aldi Taher mengatakan keputusannya masuk PBB karena didorong salah satunya oleh Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.

“Anak muda jangan takut berpolitik. Alhamdulilah beliau [Yusril] menyemangati saya berpolitik, karena sekarang ini anak muda harus melek politik,” kata Aldi.

Aldi juga menyampaikan niatnya mencalonkan diri dalam pemilu atau Pilkada 2024 bersama PBB. “Insyaallah bersama PBB saya akan bertarung di [pemilu] 2024,” ujarnya.

Terkait dengan itu, Ferry mengatakan pihaknya mendukung niat baik dan tujuan para kader partai.

“Orang berpolitik itu punya tujuan, maksud, dan cita-cita, mungkin ada yang ingin jadi legislatif, eksekutif, bupati, walikota, atau gubernur. Jadi, kami support [dukung] kader-kader yang punya niat baik dan prestasi,” kata Ferry.

BELUM TERBUKTI

Di sisi lain, pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai upaya merangkul para selebritas jamak dilakukan partai politik meski belum terbukti keberhasilannya.

Menurut dia, upaya tersebut bisa saja dilakukan oleh partai politik kendati tidak selamanya jitu, tetapi juga perlu dihargai. “Tapi sebaiknya strategi yang dilakukan partai politik untuk menggaet kaum muda itu justru sebaiknya dengan edukasi,” kata Hendri kepada Bisnis, Selasa (8/6/2021).

Masyarakat lanjutnya, dapat melihat apakah Andika dan jajaran artis lainnya dapat memberikan edukasi positif kepada kaum muda. “Kalau ditanya apakah jitu, ya belum ketahuan hasilnya apakah benar jitu. Tapi kalau percobaan atau usaha sih kita hargai,” tuturnya.

Sebagai pengingat, pada 2014 lalu ada sekitar 79 nama publik figur yang mayoritas berasal dari kalangan selebritas dan juga mantan atlet mencoba peruntungan bertarung dalam kontestasi meraih kursi legislatif DPR RI. Namun, hanya sedikit atau tidak lebih dari 20 orang yang lolos ke Senayan.

Pemain sinetron dan musisi Aldi Taher. JIBI - Bisnis/Nancy Junita @alditaher.official

Pada Pemilihan Legislatif 2014 dan 2019, PBB juga gagal menembus ke Senayan. Pada Pileg 2014, PBB hanya mendulang 1,46% suara, sedangkan pada 2019, partai itu hanya mendapatkan 0,79% suara.

Sementara itu di tingkat daerah, PBB mengamankan 16 kursi DPRD di 10 provinsi pada 2014. Angka ini kemudian turun pada 2019 dengan perolehan 7 kursi di 5 provinsi.

Menurut Hendri, langkah PBB kali ini dengan merangkul para selebritas belum diketahui apakah akan berbuah manis atau tidak. Pasalnya, para seleb tersebut belum pernah lolos di legislatif.

Salah satunya Aldi Taher gagal dalam pemilihan gubernur Sumatra Barat dan Sulawesi Tengah.

Kondisi ini menjadi tantangan partai itu untuk meraup suara pada 2024. Bahkan, kata dia, bisa saja nama PBB kian populer seiring dengan bergabungnya para artis.

Kendati begitu belum berarti popularitas belum menjamin peningkatan elektabilitas. “Cara-cara seperti ini juga dilakukan partai politik lain merekrut publik figur untuk cara cepat [meraih suara]. Tapi belum bisa juga dibilang 100% akan berhasil karena banyak juga publk figur yang gagal nembus senayan,” jelasnya.

Di sisi lain, berdasarkan hasil desertasinya, aktif di media sosial tidak serta merta akan berdampak para karir politik seseorang. “Jadi tidak berimbas pada elektabilitas, popularitas iya, tapi untuk memilih bentar dulu. Jadi hati-hati juga,” tuturnya. (Rayful Mudassir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.