Transformasi PTBA Kurangi Penjualan Batu Bara, Gencarkan EBT

Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, emiten pertambangan berkode saham PTBA itu bakal mengurangi ketergantungannya terhadap penjualan batu bara, sehingga nantinya segmen emas hitam itu hanya akan berkontribusi separuh dari total pendapatan perseroan.

Muhammad Ridwan

10 Des 2021 - 17.42
A-
A+
Transformasi PTBA Kurangi Penjualan Batu Bara, Gencarkan EBT

Tumpukan batu bara di dekat Train Loading Station (TLS) milik PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) di Muara Enim, Sumatra Selatan. PTBA menargetkan produksi batu bara hingga 37 juta ton pada tahun 2022 mendatang./Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. terus berupaya memperluas portofolio bisnisnya ke sektor energi baru dan terbarukan dengan menggencarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, emiten pertambangan berkode saham PTBA itu bakal mengurangi ketergantungannya terhadap penjualan batu bara, sehingga nantinya segmen emas hitam itu hanya akan berkontribusi separuh dari total pendapatan perseroan.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko mengatakan perseroan bakal menjalankan transformasi guna mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Perseroan, imbuhnya, juga akan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.

"Destinasi pertama PTBA adalah menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada tahun 2026 dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50% dan bisnis batu bara 50%," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (10/12/2021).

Suryo mengatakan untuk mencapai target tersebut, PTBA bakal menjalankan peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan.

Sejalan dengan itu, PTBA akan menggencarkan pembangunan PLTS di lahan bekas tambang dan masyarakat sekitar.

Adapun, proyek-proyek PLTS PTBA yang telah digarap di antaranya adalah PLTS Bandara Soekarno Hatta bersama PT Angkasa Pura 2 yang  terdiri atas 720 solar panel dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp).

Sejumlah "Heavy Dump Truck" membawa muatan batubara di kawasan tambang  airlaya milik PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). PT Bukit Asam Tbk. menargetkan produksi batubara hingga akhir 2021 sebanyak 30 juta ton. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Selanjutnya, PLTS Irigasi Pesawaran—Lampung dengan kapasitas 35 kWp dan 140 keping panel surya serta PLTS Irigasi Talawi, Sawahlunto dengan kapasitas 16,5 kWp.

Kemudian, PLTS Irigasi Tanjung Raja—Muara Enim dengan kapasitas PLTS 16,5 kWp dan menggunakan 140 keping panel surya serta PLTS Yayasan Az-Zawiyah Ogan Ilir—Sumsel dengan kapasitas 6 kWp.

Selain itu pembangunan PLTS, PTBA juga akan meneruskan proyek penghiliran batu bara dan pengembangan industri kimia kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatra Selatan sebagai area untuk pengembangan bisnis.

"Kami juga akan menjalankan carbon management program, yaitu integrasi target pengurangan karbon dalam operasional pertambangan PTBA," kata Suryo.

Terkait dengan kinerja perusahaan, PTBA berhasil mengantongi laba Rp7 triliun dalam 11 bulan tahun ini, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Kenaikan harga komoditas batu bara menjadi berkah bagi Bukit Asam sehingga menghasilkan kinerja yang moncer.

"Sampai dengan November saja Bukit Asam sudah bisa membukukan keuntungan Rp7 triliun, ini keuntungan tertinggi yang pernah dicapai seumur hidupnya Bukit Asam," ujar Suryo.

Pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp26,2 triliun. Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perseroan juga mencatat kenaikan total aset dari sebesar Rp24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebesar Rp 35,2 triliun per 30 November 2021 atau naik 46%.

Dari sisi produksi, realisasi produksi batu bara PTBA sampai dengan 30 November 2021 mencapai 28,0 juta ton dengan penjualan sebanyak 25,8 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021.

PTBA juga menargetkan kenaikan porsi ekspor batu bara mencapai 47% hingga akhir 2021, sebagai upaya pemanfaatan momentum kenaikan harga batu bara internasional. "PTBA memastikan kegiatan operasional pertambangan dijalankan dengan protokol kesehatan

yang ketat, sehingga aktivitas produksi dan penjualan dapat berjalan optimal dan aman," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.