8 Startup Nonunikorn Indonesia Masuk Forbes Asia 100 to Watch

Ada sebanyak delapan perusahaan rintisan (startup) dari Indonesia yang tercatut dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch, lantaran dinilai memberi sumbangsih terbanyak selama pandemi.

10 Agt 2021 - 16.28
A-
A+
8 Startup Nonunikorn Indonesia Masuk Forbes Asia 100 to Watch

Startup Indonesia/FB

Bisnis, JAKARTA — Indonesia menyumbang cukup banyak perusahaan rintisan yang tergolong paling memberikan jasa besar selama pandemi Covid-19 di Asia.

Terhitung, ada sebanyak delapan perusahaan rintisan (startup) dari Indonesia yang tercatut dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch, lantaran dinilai memberi sumbangsih terbanyak selama pandemi.

Mereka a.l. Bobobox, Beau Bakery, Dekoruma, Evermos, Otoklix, Populix, PrivyID, dan Sampingan. Menariknya tidak ada satu pun di antara mereka yang merupakan rintisan berstatus unikorn ke atas.

Laporan yang dilansir Selasa (10/8/2021) itu menyebutkan perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam daftar tercatat berkontribusi dalam mengatasi masalah untuk meningkatkan transportasi di kota-kota yang padat, memperluas konektivitas yang terjangkau di daerah terpencil, dan mencegah pemborosan makanan.

Adapun, terdapat tujuh belas negara dan wilayah disurvei dalam laporan ini.

Kategori teratas termasuk bioteknologi dan perawatan kesehatan, platform dagang elektronik (e-commerce) dan ritel, makanan dan perhotelan serta pendidikan dan rekrutmen.

Namun, daftar paling banyak justru dicatatkan oleh rintisan di India dan Singapura masing-masing menyumbang 22 dan 19 perusahaan. Adapun, Hong Kong menyumbang 10 perusahaan.

"Untuk memilih 100 to Watch kami, Forbes Asia meminta daftar pengiriman daring, dan mengundang akselerator, inkubator, organisasi advokasi UKM, universitas, pemodal ventura, dan lainnya untuk menominasikan perusahaan juga. 100 final dipilih dari lebih dari 900 kiriman," tulis Forbes, Selasa (10/8/2021).

Sementara itu, Indonesia dicatatkan hanya menyumbang 8 perusahaan yang dinilai mampu memberikan perubahan.

Padahal, menurut catatan Startup Ranking, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.219 perusahaan pada 2021 dan menduduki peringkat kelima dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan Indonesia masih dihadapkan pada kesenjangan kualitas ekosistem startup akibat ketimpangan akses digital di luar kota-kota besar Jawa.

“Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi pasti akan menjadi pusat pengembangan startup dan bisnis digital. Uang yang berputar di Jakarta hampir 70% dari total uang yang berputar di Indonesia,” ujarnya.

Huda memerinci terdapat tiga pembentuk kesenjangan digital. Pertama, infrastruktur. Jakarta merupakan kota di Indonesia dengan infrastruktur paling maju diberikan juga beberapa kemewahan dalam hal akses internet.

Kedua, sumber daya manusia (SDM). Jakarta yang pusat ekonomi akan menarik minat ribuan orang sarjana untuk merantau di Ibu Kota dan terakhir penggunaan jasa startup sangat tinggi oleh masyarakat perkotaan.

“[Startup berbasis] tekfin peer-to-peer [p2p] lending, e-commerce, hingga ride hailing paling tinggi memang di jakarta penggunaannya,” katanya.

Reporter : Akbar Evandio

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.