Akankah Merger ISAT-Tri Membuahkan Entitas Modal Ventura?

Para pakar digital menilai cara paling cepat bagi Indosat Ooredoo Hutchison dalam mengembangkan layanan digital adalah dengan membentuk modal ventura.

Leo Dwi Jatmiko

27 Des 2021 - 20.00
A-
A+
Akankah Merger ISAT-Tri Membuahkan Entitas Modal Ventura?

Logo Tri Indonesia dan Indosat

Bisnis, JAKARTA — Pascabergaubungnya Patrick Walujo dan Rudiantara sebagai komisaris Indosat Ooredoo Hutchison, entitas merger Indosat dan Tri dinilai berpotensi membentuk modal ventura guna mengoptimalkan pengembangan layanan digital yang dimiliki perseroan. 

Bekal pengalaman yang dimiliki Patrick dan Rudiantara diyakini dapat membantu Indosat Ooredoo Hutchison menentukan perusahaan rintisan (startup) yang tepat untuk didanai. 

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan cara paling cepat bagi Indosat Ooredoo Hutchison dalam mengembangkan layanan digital adalah dengan membentuk modal ventura. 

Dengan memiliki modal ventura, kata Tesar, Indosat Ooredoo Hutchison dapat berinvestasi sekaligus membangun kerja sama strategis dengan perusahaan rintisan dalam mengembangkan layanan digital. 

“Dengan modal ventura juga Indosat Ooredoo juga memiliki diversifikasi sehingga pendapatannya tidak hanya di konektivitas saja,” kata Tesar, Senin (27/12/2021). 

Menurutnya, kehadiran modal ventura akan memberi keuntungan tambahan bagi perusahaan telekomunikasi selama perusahaan rintisan yang didanai terhubung dengan ekosistem perusahaan telekomunikasi. 

Sementara itu, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang berpendapat perusahaan telekomunikasi tidak dapat terus hidup hanya dengan ‘menjual pulsa’. 

Perusahaan telekomunikasi perlu berkembang dengan mengoptimalkan pendapatan dari ceruk baru, salah satunya adalah layanan digital. 

Berdasarkan catatan Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia, pertumbuhan pendapatan bisnis infrastruktur telekomunikasi mengalami penurunan sebesar 2 persen—3 persen selama 3 tahun terakhir.  

Kecenderungan selisih return on investment capital (ROIC) dengan weighted average cost of capital (WACC) menurun dan tinggal sebesar 1 persen—2 persen. 

ROIC adalah Pengembalian Modal Investasi. Sementara itu, WACC adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Dengan makin kecil selisih antara ROIC dengan WCC, keuntungan yang diperoleh penyedia infrastruktur makin kurang baik. 

“Karena keuntungannya terus menerus berkurang dari jualan pulsa,” kata Dianta. 

Dianta juga memperkirakan seandainya Indosat Ooredoo Hutchison memiliki modal ventura, secara pergerakan investasi, modal ventura Indosat akan lebih lincah dan fleksibel dibandingkan dengan modal ventura milik BUMN. 

“Indosat Ooredoo Hutchison sebagai pihak swasta tidak terlalu terikat dengan peraturan-peraturan kementerian terkait,” kata Dianta. 

Untuk diketahui, Patrick Walujo merupakan Co Founder dari Northstar Group dan telah berinvestasi di beberapa perusahaan besar, salah satunya Gojek. Sementara itu, Rudiantara merupakan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014—2019. 

Selama menjabat sebagai Menkominfo, Rudiantara mendorong beberapa program untuk meningkatkan kualitas perusahaan rintisan dalam negeri salah satunya adalah program NextICorn atau Next Indonesia Unicorn. 

Adapun, Indosat dan Tri Indonesia terus berkomitmen dalam mengembangkan layanan digital di Tanah Air. Terbaru, Indosat meluncurkan IMSecure bekerja sama dengan Mastercard, untuk melindungi keamanan data pribadi masyarakat. 

Sekadar informasi, pada kuartal III/2021, Indosat membukukan pendapatan senilai Rp23,06 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh 11,96 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode  yang sama tahun lalu, yang senilai Rp20,59 triliun.

Sementara itu, Northstar Group saat ini telah berinvestasi di sejumlah perusahaan besar antara lain PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT BFI Finance Indonesia Tbk, Gojek, dan lain sebagainya. 

RENCANA PENGEMBANGAN

Dihubungi secara terpisah, perwakilan Indosat belum dapat memberi komentar mengenai rencana pengembangan perusahaan Indosat Ooredoo Hutchison. 

Hal-hal terkait pengembangan Indosat Ooredoo Hutchison akan diumumkan setelah 4 Januari 2022 atau ketika penggabungan perusahaan dilakukan pada tanggal tersebut. 

“Saat ini saya belum bisa memberikan komentar lebih lanjut, informasi yang ada di rencana penggabungan akan dikonfirmasi lebih lanjut setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)” kata Steve kepada Bisnis, Senin (27/12/2021). 

Sekadar informasi, PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana menggelar RUPSLB pada 28 Desember 2021. Salah satu agenda di dalamnya adalah meminta persetujuan untuk mengangkat dewan direksi dan komisaris yang baru.

Sebelumnya, operator kuning itu dipimpin oleh Ahmad Al-Neama. Setelah RUPSLB, bila disetujui, maka perusahaan telekomunikasi berkode saham ISAT itu akan dipimpin oleh Vikram Sinha.

Sinha sebelumnya menjabat sebagai salah satu direksi perseroan. Adapun Muhammad Buldansyah yang sebelumnya menjadi Direktur Hutchison 3 Indonesia (H3I) akan masuk sebagai direktur pada entitas merger yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.