Bisnis, JAKARTA -Pernahkah membayangkan batu langit atau asteroid melintas di depan Anda. Besok diperkirakan sebuah asteroid berukuran jumbo akan melintas di dekat Bumi. Ukurannya tak tanggung-tanggung, asteroid itu memiliki ukuran setinggi 131 meter atau sebesar lapangan sepakbola Amerika.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, memperkirakan asteroid raksana itu akan melintas dekat Bumi pada Senin, 29 November 2021 atau 30 November waktu Indonesia.
Lantas, berbahayakan Asteroid itu untuk kehidupan di Bumi?
Astronom NASA menyebutkan, jika menabrak Bumi, asteroid yang diberi nama 1994 WR12 itu akan menghasilkan energi yang setara dengan 77 megaton TNT. Hitungan itu setara dengan 112 kali lebih kuat daripada Tsar Bomba, senjata nuklir terbesar buatan Uni Soviet, sekarang Rusia, yang pernah diledakkan.
“Kita dapat mengharapkan untuk melihat asteroid antara pukul 16.30-17.00 waktu California (Selasa pagi, 30 November, waktu Indonesia),” bunyi pengumuman NASA, Minggu, 28 November 2021 seperti dikutip Tempo.co.
“Tapi jangan khawatir, untuk saat ini, kita aman. Asteroid 1994 WR12 akan melewati Bumi pada jarak 3,8 juta mil pada Senin,” kata NASA.
Asteroid 1994 WR12 pertama kali ditemukan pada 28 November 1994. Saat itu, lewat pengamatan di Observatorium Palomar, astronom Amerika, Carolyn S. Shoemaker, melihat batu luar angkasa itu sedikit lebih besar dari lapangan sepak bola Amerika (football).
Obyek ini sempat masuk daftar Earth Impact Risk hingga 2016. NASA menerangkan, saat benda asing luar angkasa mengorbit Matahari, beda tersebut terkadang bisa mendekati Bumi.
“Perhatikan bahwa jalur ‘dekat’ secara astronomis bisa sangat jauh dalam istilah manusia, jutaan atau bahkan puluhan juta kilometer,” tutur NASA.
Dalam kasus Asteroid 1994 WR12, NASA telah mengesampingkan kemungkinan dampak tabrakan dengan Bumi. NASA memastikan, jika sebuah obyek diverifikasi berada di lintasan bertabrakan dengan Bumi, "tabrakan ini akan diketahui beberapa tahun sebelum peristiwa yang sebenarnya.”
Sebagai catatan, NASA mendefinisikan asteroid sebagai ‘dekat’ Bumi bukan berdasarkan jaraknya dari planet ini, melainkan seberapa jauh jaraknya dari Matahari.
Jika jalur yang diproyeksikan objek datang dalam jarak 120 juta mil dari Matahari pada titik mana pun, itu dianggap cukup dekat dengan Bumi untuk menjamin pelacakan dengan teleskop dan perangkat lunak canggih.
Lintasan benda-benda tersebut diplot bertahun-tahun sebelumnya. Sebagian kecil dari benda-benda itu diklasifikasikan sebagai ‘berpotensi berbahaya’ jika mereka paling tidak berdiameter 500 kaki dan berada dalam jarak 4,6 juta mil dari Bumi.