GEJALA HILANG PENCIUMAN, Jangan Panik! Kenali Apa Penyebabnya

Penderita sinusitis biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti nyeri pada wajah, hidung tersumbat, batuk, pilek, sakit kepala dan hilangnya indra penciuman. Gejala infeksi sinus datang secara tiba-tiba, tetapi dalam kasus virus Covid-19 gejalanya berkembang seiring waktu.

Saeno
3 Agt 2021 - 17.08
A-
A+
GEJALA HILANG PENCIUMAN, Jangan Panik! Kenali Apa Penyebabnya

Ada beberapa kemiripan antara gejala sinusitis dan Covid-19. Pelajari perbedaannya agar tidak panik./Ilustrasi - Youngandraw

Bisnis, JAKARTA - Kondisi hidung yang tiba-tiba kurang nyaman dan hilang penciuman dapat membuat kita khawatir. Hal itu bisa membuat kita menduga jangan-jangan sedang terjadi serangan  Covid-19. Seperti diketahui, salah satu gejala Covid terkait dengan penciuman dan indra perasa kita.

Tapi, apakah gangguan di penciuman selalu identik dengan infeksi virus Corona? Jawabannya: belum tentu.

Salah satu gangguan pada alat penciuman kita bisa jadi karena adanya aktivitas bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophilus influenza, beta hemolytic streptococci, atau klebsiella pneumonia.

Ketika hidung terasa sakit dan terus mengeluarkan cairan bahkan berupa nanah, bisa jadi itu adalah tanda Anda terkena sinusitis. Dikutip Boldsky, Jumat (12/6/2020), sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.

Sinus adalah sistem rongga terhubung di dalam tulang tengkorak. Panjang rongga sinus terbesar sekitar satu inci. Semua sinus dilapisi selaput lendir merah muda yang lembut.

Sinus maksila adalah sinus terbesar yang ada di tulang pipi. Sementara di belakang tulang dahi merupakan tempat sinus frontal. Di antara mata ada sinus ethmoid. Kemudian di belakang hidung terdapat sinus sphenoid yang biasanya kosong kecuali diisi lapisan lendir yang tipis.

Sinus ethmoid dan maksila ada sejak lahir. Sinus frontal berkembang selama tahun kedua kehidupan dan sinus sphenoid berkembang selama tahun ketiga.

Sinus memiliki lubang kecil (ostia) yang terbuka ke ceruk (meatus) rongga hidung. Meatus dilindungi oleh turbinat (conchae) yang terdiri atas rak bertulang. 

INFLAMASI

Proses inflamasi akut, yang melibatkan satu atau lebih sinus paranasal, terjadi ketika ostia dari sinus menyempit atau tersumbat oleh peradangan atau hipertrofi mukosa. Sinus maksilaris dan ethmoid paling sering terlibat di antara semua sinus paranasal.

Sinusitis disebabkan bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophilus influenza, beta hemolytic streptococci, dan klebsiella pneumonia. Penyebab lainnya yakni virus berupa rhinovirus, virus influenza, dan virus adeno. Terakhir, sinusitis bisa terjadi karena jamur aspergillus dan candida.

GEJALA

Tanda dan gejala sinusitis biasanya berupa tekanan, rasa sakit atau nyeri pada sinus ketika suhu rendah. Gejala lainnya, hidung mampet bahkan mengeluarkan cairan berupa nanah, batuk yang memburuk di malam hari, serta napas tidak enak.

Sinusitis dibagi menjadi beberapa jenis. Pertama, sinusitis akut yang memiliki gejala pernapasan dan dapat bertahan hingga empat minggu. Kedua, sinusitis subakut berupa gejala pernapasan berlangsung antara 4 hingga 12 minggu. Ketiga, sinusitis kronis berupa gejala pernapasan berlangsung lebih dari 12 minggu. Keempat, sinusitis akut berulang yang gejalanya empat episode atau lebih per tahun dengan resolusi gejala yang bervariasi.

DAMPAK & DIAGNOSA

Sinusitis dapat menyebabkan penderitanya mengalami alergi, kelainan bentuk hidung, cystic fibrosis, polip hidung dan infeksi HIV, kemudian infeksi saluran pernapasan ketika cuaca dingin atau mencium asap rokok di dalam ruangan.

Sinusitis dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti selulitis atau abses, meningitis, abses otak, desah pada anak dengan asma.

Diagnosa sinusitis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik CT sinar-X, MRI, Nasal Endoskopi, dan Rhinoskopi. Biasanya, kasus sinusitis ditangani dengan cara pemberian antibiotik selama 10 hingga 14 hari, tergantung tingkat keparahannya.

Kemudian pemberian antitusif untuk nyeri hebat dan batuk. Pemberian nasal semprot, obat penghilang rasa sakit jika nyeri hebat berlanjut, ekongestan untuk meredakan hidung tersumbat dan antihistamin.

MIRIP COVID

Beberapa gejala sinusitis antara lain sakit kepala, gejala flu lebih dari seminggu, warna lendir berubah, dan nyeri pada wajah dan area sinus (rongga udara dibalik tulang wajah).

Orang-orang yang memiliki riwayat sinusitis semakin khawatir dengan munculnya virus Covid-19. Pasalnya, gejala Covid-19 dan sinusitis hampir mirip.

Karena itu, penting untuk membedakan antara sinusitis dan Covid-19 untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar.

Mengutip dari Times of India, Selasa (3/8/2021), gejala umum dari infeksi sinus dan Covid-19, antara lain pilek, penyumbatan, demam, kelelahan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Namun, terdapat gejala yang membedakan infeksi sinus yang tidak terjadi pada pasien Covid-19, yakni sakit gigi, nyeri pada sinus (tulang pipi, kepala kuda dan bagian dalam mata), bau mulut. indra penciuman berkurang, lendir berwarna berbeda, dan tetes postnasal.

Perlu diketahui, bahwa tanda penting dari gejala sinus adalah rasa sakit pada sinus yang dikombinasikan dengan hidung berair dan tersumbat. Ini merupakan tanda pasti bahwa Anda menderita infeksi sinus.

Sedangkan pada Covid-19, Anda harus mewaspada tanda-tanda di antaranya kesulitan bernapas, sakit badan dan nyeri, mual, muntah, diare, serta kehilangan bau dan rasa.

Gejala infeksi sinus datang secara tiba-tiba, tetapi dalam kasus virus Covid-19 gejalanya berkembang seiring waktu, yaitu berkembang 2 hingga 14 hari setelah terinfeksi virus.

Sinusitis sebagian besar disebabkan setelah seseorang batuk atau flu dan lebih sering terjadi selama musim dingin, sedangkan Covid-19 dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun.

Untuk melindungi diri dari Covid-19 dan sinus, maka Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

1. Perbanyak konsumsi air putih

2. Makan-makanan sehat

3. Berolahraga secara teratur

4. Jaga kebersihan tidur

5. Jauhkan tangan dari mata, hidung, dan mulut

6. Vaksinasi

7. Sering cuci tangan.

MENCUCI HIDUNG

Hidung memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan organ pernapasan ini menjadi penting.  Dokter Spesialis THT-KL RS Mitra Keluarga Serpong dr. Hemastia Manuhara Harba'i mengatakan tidak sedikit orang mengalami sejumlah keluhan di hidung, salah satunya sinusitis.

Sinusitis merupakan kondisi ketika rongga yang berada di sekitar hidung (sinus) mengalami peradangan akibat infeksi atau iritasi. Hemastia menyebut penderita sinusitis biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti nyeri pada wajah, hidung tersumbat, batuk, pilek, sakit kepala dan hilangnya indra penciuman. 

"Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam terapi pengobatannya dengan rajin membersihkan hidung," ujarnya dalam diskusi virtual, Senin (26/4/2021).

Hemastia menuturkan cuci hidung sangat penting dilakukan karena dapat membersihkan hidung dari kotoran, mencegah timbulnya penyakit saluran napas, mencegah kekambuhan alergi, membantu penyembuhan peradangan hidung dan sinus. 

"Sekarang kita dapat dengan mudah mencuci hidung menggunakan alat pencuci hidung elektrik dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk mencari informasi yang benar mengenai cara mencuci hidung," tuturnya.

(Desyinta Nuraini, Novita Sari Simamora, Rika Anggraeni, Feni Freycinetia Fitriani, Mia Chitra Dinisari, Fatkhul Maskur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.