Geliat Kinerja ACES Dalam Impitan Pembatasan Mobilitas

PPKM yang berlangsung lebih dari satu bulan di kuarta III/2021 menekan pertumbuhan emiten ritel, tidak terkecuali PT Ace Hardware Indonesia Tbk.

Ika Fatma Ramadhansari

4 Nov 2021 - 19.10
A-
A+
Geliat Kinerja ACES Dalam Impitan Pembatasan Mobilitas

Peresmian pembukaan gerai baru Ace Hardware (ACES) di Manado./Istimewa

Bisnis, JAKARTA – Emiten perital barang rumah tangga PT Aces Hardware Indonesia Tbk. tak dapat luput dari jerat tekanan kinerja akibat pembatasan mobilitas yang kembali diberlakukan pemerintah pada pertengahan tahun ini seiring terjadinya gelombang kedua pandemi.

Seperti perkiraan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berlangsung lebih dari satu bulan di kuarta III/2021, menekan pertumbuhan emiten ritel, setidaknya seperti yang tergambar pada laporan keuangan emiten berkode saham ACES ini.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit per 30 September 2021, emiten yang berbisnis pada sub industri ritel barang rumah tangga tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp4,60 triliun.

Penjualan di 9 bulan 2021 tersebut mengalami penurunan 14,35% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp5,38 triliun. Penurunan penjualan ini terjadi pada seluruh produk perseroan mulai dari produk perbaikan rumah tangga, produk gaya hidup, maupun produk permainan.

Adapun, produk perbaikan yang berkontribusi paling banyak terhadap penjualan perseroan turun menjadi Rp2,45 triliun dari sebelumnya di 9 bulan 2020 sebesar Rp2,85 triliun.

Selanjutnya penjualan produk gaya hidup pada  9 bulan 2021 tercatat sebesar Rp1,98 triliun yang juga mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp2,35 triliun. Sama halnya dengan penjualan produk permainan dari Rp174,33 miliar menjadi Rp173,71 miliar.

Total laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga terdampak, tercatat turun hingga 39,04%. Di mana pada 9 bulan 2020 membukukan laba sebesar Rp529,59 miliar menjadi Rp322,85 miliar pada periode yang sama 2021.

Sekretaris Perusahaan Ace Hardware Helen Tanzil baru-baru ini juga melaporkan bahwa perseroan telah menutup satu gerainya di Waru, Surabaya, Jawa Timur.

“Bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 1 November 2021, salah satu gerai PT Ace Hardware Indonesia Tbk. yang berlokasi di Waru, Surabaya, Jawa Timur telah ditutup karena masa sewa telah berakhir,” tulis Helen dalam laporan informasi, dikutip Rabu (3/11).

Sementara sebelumnya pada bulan September, perseroan membuka setidaknya tiga gerai baru yang berlokasi di Grand Cakung, Jakarta; Grand Cimanggis, Depok, Jawa Barat, dan Sukabumi Kosasih, Jawa Barat.

Maka sepanjang tahun ini setidaknya telah ada delapan gerai baru yang dibuka dan dua gerai baru yang ditutup sehingga total gerai Ace Hardware menjadi 214 gerai.

Analis Sinarmas Sekuritas Elvira Natalia dalam risetnya mengungkapkan bahwa penurunan kinerja Ace Hardware di kuartal III/2021 sesuai prediksi di mana PPKM ketat yang diberlakukan pada 3 Juli - 9 Agustus 2021 yang setelah itu perlahan melonggar berdampak pada bisnis ritel.

“Selama masa lockdown, ACES menutup 70% gerainya sementara. Sebagai hasilnya membukakan penurunan pendapatan hingga Rp1,3 triliun,” tulis Elvira dalam riset yang dipublikasikan pada Bloomberg, Kamis (4/11).

Baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih perseroan di kuartal III/2021 tersebut berada di bawah estimasi Sinarmas Sekuritas untuk pertumbuhan pendapatan hingga 52,9% dan laba bersih sebesar 29,5%.

Namun, dengan mulai longgarnya PPKM dengan pengumuman pemerintah yang telah memberlakukan PPKM level 1 untuk daerah DKI Jakarta misalnya, membuat mall dan pusat perbelanjaan bisa beroperasi dengan kapasitas penuh, sehingga Elvira memperkirakan perbaikan kinerja pada ACES.

Elvira berekspektasi bahwa pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) ACES perlahan akan rebound dan akan menyentuh level minus 12% di akhir tahun 2021.

Adapun SSSG perseroan berada pada level minus 12,6% di September 2021 dan minus 15,7% di sepanjang sembilan bulan tahun 2021.

Menurutnya jika melihat hasil laporan keuangan perseroan pada kuartal III/2021, tidak terdapat perbaikan kinerja yang signifikan meski lockdown telah longgar. Begitu halnya dengan tidak adanya perbaikan jual beli perseroan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kami berpandangan kemungkinan ACES akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membalikkan kinerja seperti sebelum pandemi Covid-19, mengingat penjualan pada kuartal September 2021 hanya sekitar 0,74% dari penjualan September 2019,” ungkap Elvira.

REKOMENDASI SAHAM

Melalui pertimbangan di atas, Elvira pun mempertahankan rekomendasi yaitu netral dengan penurunan target harga menjadi Rp1.400 per lembar saham, dengan kemungkinan kenaikan harga didorong oleh pemulihan penjualan lebih cepat, dan capaian SSSG yang lebih tinggi. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian, di sisi lain meningkatkan rekomendasi menjadi buy dengan target harga di tahun 2022 lebih tinggi menjadi Rp1.865 per lembar saham.

“Kami percaya pemulihan operasional ACES di kuartal IV/2021, berkaitan dengan musim Natal. Kami meningkatkan rekomendasi dari hold ke buy dengan target harga di 2022 lebih tinggi, Rp1.865 per lembar saham,” tulis Robert dalam riset yang dipublikasikan pada Bloomberg.

Meski kinerja perseroan pada kuartal III/2021 dibawah ekspektasi, Robert percaya bahwa perbaikan kinerja jelas tampak pada kuartal IV/2021 karena momen akhir tahun, Natal dan berkurangnya kasus Covid-19 dan juga semakin tinggi rasio vaksinasi di Tanah Air.

Sementara itu, analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mempertahankan rekomendasi hold dengan menurunkan target harga menjadi Rp1.500 per lembar saham dengan keyakinan kinerja perseroan akan tumbuh positif.

Menurut Rendy, beberapa katalis yang mendukung pertumbuhan kinerja diantaranya membaiknya mobilitas masyarakat, kenaikan harga komoditas batubara dan posisi neraca yang solid.

“Namun, pemulihan kinerja relatif lebih lambat dibanding peers dan valuasi yang cenderung premium menjadi downside risk bagi ACES,” tulis Rendy dalam risetnya.

Analis Indo Premier Sekuritas Kevie Aditya dan Earlene Jessica juga tampak mempertahankan rekomendasi hold dengan sedikit menaikkan target harga menjadi Rp1.500 per lembar saham mengingat skenario terburuk telah terlewati.

Berdasarkan konsensus Bloomberg pada Kamis (4/11), dari 20 analis yang mengulas ACES, sebanyak 13 analis merekomendasikan beli, sedangkan 15 analis lainnya merekomendasikan hold. Sementara itu, target harga saham kumulatif emiten tersebut berada di level Rp1.513,10.

Pada penutupan perdagangan, Kamis (4/11), saham ACES terpantau parkir di level 1,445 dengan penguatan 1,40% atau 20 poin. Kapitalisasi pasar ACES tercatat sebanyak Rp24,78 triliun.

Setidaknya dalam 3 bulan terakhir, saham ACES mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,73%. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan, saham ACES masih melemah sebesar 15,74%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.