Gelombang Ketiga Covid-19, 3T dan Prokes Kunci Pencegahan

Pemakaian masker dinilai sebagai salah satu bagian dari protokol kesehatan yang efektif mencegah Covid-19. Penggunaan masker mampu mengurangi kejadian penularan penyakit infeksi virus sebanyak 53 persen. Persentase tersebut dipaparkan Monash University yang melakukan meta-analisis atas data dari 72

Hadijah Alaydrus & Nancy Junita

21 Nov 2021 - 18.51
A-
A+
Gelombang Ketiga Covid-19, 3T dan Prokes Kunci Pencegahan

Ilustrasi/Antara

Bisnis, JAKARTA - Pemerintah mengingatkan kepada masyarakat tentang ancaman terjadinya gelombang ketiga penularan Covid-19. Hal itu disampaikan pemerintah dalam sejumlah kesempatan. Pemerintah terus meilakukan peningkatan 3 T, masyarakat juga diminta mengurangi mobilitas dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Pemakaian masker dinilai sebagai salah satu bagian dari protokol kesehatan yang efektif mencegah Covid-19. Penggunaan masker mampu mengurangi kejadian penularan penyakit infeksi virus sebanyak 53 persen. Persentase tersebut dipaparkan Monash University yang melakukan meta-analisis atas data dari 72 studi.

Epidemiolog dari Monash University Stella Talic dan koleganya mengungkapkan angka tersebut tersaring dari total 51.878 catatan yang teridentifikasi tentang ragam intervensi nonfarmasi—yang tidak melibatkan obat-obatan—dalam mengatasi serangan infeksi SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19.

Sebagian besar catatan akhirnya disingkirkan, di antaranya karena duplikasi. Tapi ada pula karena catatan lain seperti hanya berupa opini, atau hanya studi simulasi, atau desain studi yang dinilai tidak memadai.

Dari hasil meta-analisis yang sama, cuci tangan pakai sabun diperkirakan mereduksi kejadian penularan Covid-19 sebesar 53 persen, tapi hasil ini secara statistik tidak signifikan karena hanya sedikit jumlah studinya.

Aturan jaga jarak ditemukan mampu mengurangi penularan kasus Covid-19 sebanyak 25 persen.

“Sepertinya pengendalian lebih jauh terhadap pandemi Covid-19 bergantung tidak hanya kepada luas cakupan vaksinasi dan efikasi vaksin yang digunakan, tapi juga kepada protokol kesehatan yang efektif dan berkelanjutan,” kata Talic dan timnya seperti diungkap dalam laporan mereka yang dipublikasi di Bristish Medical Journal 18 November 2021.

Studi meta-analisis ini menegaskan manfaat protokol kesehatan dalam memerangi Covid-19 yang menular melaLui kontak, droplet dan aerosol. Studi kemudian menantang mana di antara protokol kesehatan yang sudah diberlakukan itu yang lebih efektif dan bisa lebih berkelanjutan untuk diterapkan ke depannya sebagai langkah pencegahan penularan.

Studi juga mendapati manfaat besar dalam reduksi angka kematian di negara-negara yang memberlakukan lockdown, seperti Australia, Selandia Baru, Singapura, dan China. Meski begitu, lockdown total dipandang tak bisa berkelanjutan karena melumpuhkan kehidupan sosial juga denyut perekonomian.

“Riset lebih jauh dibutuhkan untuk menentukan efektivitas protokol kesehatan masyarakat setelah cakupan luas vaksinasi bisa dipenuhi,” bunyi bagian lain dari kesimpulan studi Talic dkk.

Sebelumnya, CDC menyampaikan tata cara untuk meningkatkan efektivitas pemakaian masker yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Pemakaian masker secara konsisten dengan cara yang baik dan benar penting dilakukan untuk memaksimalkan upaya memutus penyebaran Covid-19.

Dikutip dari artikel DJKN, memakai masker ganda yaitu masker medis terlebih dahulu lalu dilapisi dengan masker kain terbukti lebih efektif melindungi diri kita dari Covid-19. Penelitian menyebutkan bahwa penggunaan masker dengan cara tersebut mampu menyaring partikel batuk yang dikeluarkan seseorang hingga 85,4 persen.

Penggunaan masker ganda bukan berarti hanya menambah jumlah lapisan masker sebagai perlindungan. Hal itu juga meningkatkan keeratan atau kekencangan masker, juga membuat ukuran masker lebih sesuai, pas dengan kontur muka.

Masker medis saja dapat menyaring partikel hingga 56,1 persen sementara masker kain saja menyaring partikel sebesar 51,4 persen. Penggunaan masker ganda dengan dua masker bedah ataupun menambah lapisan pada masker N95, tidak disarankan.

Natal dan Tahun Baru

Pemerintah mengimbau masyarakat mengurangi mobilitas terutama menjelang dan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal itu diperlukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus atau ancaman gelombang ketiga Covid-19.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid mengatakan pemerintah mempertahankan kasus Covid-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten. “Upaya ini akan efektif jika masyarakat patuh, taat dan disiplin terapkan protokol kesehatan termasuk mengurangi mobilitas dan berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19.” tegas Nadia dalam Webinar “Libur Nataru dan Varian Baru: Strategi Cegah Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19”, dikutip dari laman kemkes.go,id, Kamis (18/11/2021).

Upaya penanggulangan pandemi dikelompokkan ke dalam lima pilar utama. Pertama, deteksi dilakukan melalui penguatan testing, tracing, karantina/isolasi. Deteksi juga dilakukan melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomik untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.

Kedua, manajemen klinis dilakukan tatalaksana kasus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasyankes lain.

Ketiga, perubahan perilaku dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.

Keempat, peningkatan cakupan vaksinasi.

Kelima, penguatan sistem kesehatan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.