PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, 26 Daerah Masuk Level 1

Sebanyak 10 Kabupaten/Kota masuk ke Level 2 penanganan Covid-19. Selain itu terdapat penambahan 5 Kabupaten/Kota yang masuk Level 1.

Aprianus Doni Tolok

15 Nov 2021 - 20.44
A-
A+
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, 26 Daerah Masuk Level 1

Ilustrasi

Bisnis, JAKARTA - Pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa-Bali kembali diperpanjang. Pemerintah memutuskan PPKM Jawa-Bali lanjutan berlaku sejak 16 sampai 29 November 2021. Sementara itu, 26 wilayah tercatat masuk ke level 1.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan terdapat penambahan 5 Kabupaten/Kota yang masuk dalam Level 1.

Selain itu, sebanyak 10 Kabupaten/Kota yang masuk ke Level 2 penanganan Covid-19.

Dengan penambahan tersebut, jumlah keseluruhan menjadi 26 Kabupaten/Kota yang masuk Level 1 dan 61 Kabupaten/Kota masuk ke Level 2.

“Dalam asesmen yang akan berlaku dalam dua minggu ke depan, terdapat penambahan Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam Level 2 sebanyak 10 Kabupaten/Kota dan Level 1 sebanyak 5 Kabupaten/Kota. Hingga jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam Level 1 menjadi 26 Kabupaten Kota, Level 2 menjadi 61 Kabupaten/Kota dan Level 3 menjadi 41 Kabupaten/Kota. Terkait detail keputusan ini akan kembali dituangkan dalam Inmendagri,” kata Luhut dalam siaran persnya, Senin (15/11/2021).

Meski demikian, Luhut kembali mengingatkan pentingnya kehati-hatian, karena terdapat indikasi peningkatan Rt (angka reproduksi efektif) yang menunjukkan sinyal peningkatan kasus di Jawa - Bali dalam sepekan terakhir.

Hal itu juga dapat terlihat dari beberapa Kabupaten/Kota di Jawa - Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.

Khusus wilayah Jawa-Bali, Luhut mengatakan terdapat 29 persen Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu dan 34 persen Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.

“Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa - Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei - Juni 2021,” ujar Luhut.

Selain itu, Luhut meminta agar seluruh masyaralat tetap berhati-hati mengingat masih terdapat 47 persen Kabupaten/Kota di Jawa - Bali dengan angka vaksinasi untuk lansia masih di bawah 50 persen. Juga terdapat 75 persen Kabupaten/Kota di Jawa - Bali dengan vaksinasi dosis kedua masih di bawah 50 persen.

Lebih terperinci lagi, masih ada 16 Kabupaten/Kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis 1 masih di bawah 50 persen.

Luhut menjelaskan hingga saat ini pemerintah terus menemukan kondisi di lapangan yang menunjukkan semakin berkurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

Hal ini sangat mengkhawatirkan dalam menghadapi potensi kenaikan mobilitas dan kasus konfirmasi Covid-19 di masa Nataru.

“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan. Selain itu Pemerintah akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansianya masih di bawah 50 persen,” ujar Luhut.

Pemerintah juga akan terus memperkuat aktivitas testing dan tracing oleh TNI/Polri dan penemuan kasus aktif, serta memasukkan pasien positif ke karantina terpusat untuk mencegah penyebaran di level keluarga.

Luhut menyatakan pemerintah juga berencana melarang perayaan-perayaan tahun baru yang sifatnya dapat menimbulkan kerumunan masyarakat dalam jumlah besar.

Selain itu pemerintah mempersiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus akibat Nataru. Kesiapan segala aspek baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi untuk diperhitungkan dari sekarang.

Kesuksesan menahan kenaikan kasus Covid19 pada periode Nataru 2021 akan menentukan keberlanjutan pemulihan ekonomi ke depan.

“Di kesempatan ini, di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan yang terus diimbau agar kita tidak kembali mengulang pengalaman buruk pada masa yang lalu akibat kelalaian kita. Apa yang telah kita perjuangkan bersama selama ini layak untuk terus dijaga dan tidak dilupakan hanya karena kejenuhan dan keegoisan kita semua,” ungkap Luhut. (Fitri Sartina Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.