Gunung Semeru Meletus, Ini Orang Pertama yang Sampai ke Puncak

Meski berada di Indonesia, orang pertama yang melaporkan pertama kali mencapai puncak Gunung Semeru bukanlah orang Indonesia. Menurut sejarah, Gunung Semeru pertama kali didaki manusia pada 1838.

Redaksi

6 Des 2021 - 11.22
A-
A+
Gunung Semeru Meletus, Ini Orang Pertama yang Sampai ke Puncak

Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas terlihat dari Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021)./Antara/Ari Bowo Sucipto

Bisnis, SOLO -  Gunung Semeru yang meletus atau erupsi pada Sabtu (4/12/2021) membuat orang ingin mencari tahu berbagai cerita tentang gunung berapi berbentuk kerucut tersebut. Secara administratif, gunung ini berada di wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Secara geografis, gunung yang berlokasi di wilayah Jawa Timur itu berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung Semeru yang merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat dikenal dengan kawah Jonggring Saloka. Kawah tersebut berada di puncak Gunung Semeru.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973.

Meski berada di Indonesia, orang pertama yang melaporkan pertama kali mencapai puncak Gunung Semeru bukanlah orang Indonesia. Menurut sejarah, Gunung Semeru pertama kali didaki manusia pada 1838. Pendakian tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat sekitar, melainkan orang Eropa yang datang ke Indonesia.

Orang pertama yang mendaki Gunung Semeru adalah seorang berkebangsaaan Eropa bernama C.F. Clignett, geolog asal Belanda. Clignett mendaki dari arah barat daya dengan melewati jalur Widodaren. Widodaren merupakan salah satu gunung dengan ketinggian sekitar 2.650 mdpl, yang ada di sekitar komplek Semeru.

Akibat pendakian tersebut, Gunung Semeru sempat terkenal di Eropa pada tahun 1840-an. Clignett membagikan ceritanya mengenai keindahan Gunung Semeru melalui buku yang ditulisnya. Selain itu, dirinya juga membagikan pengalaman pendakiannya.

Tak sendirian, Clignett ditemani ahli geologi lain bernama Winny Brigita. Setelah Clignett, Franz Wilhem Junghuhn menjadi orang kedua yang mendaki Gunung Semeru. Berbeda dengan pendahulunya, Junghuhn mendaki Semeru melalui jalur Gunung Ayek-ayek, Gunung Inder-Inder dan Gunung Kepolo.

Junghuhn adalah ahli botani yang diduga melakukan penelitian mengenai kondisi Gunung Semeru. Melalui sebuah buku berjudul 'Java, Zijne Gedaante, Zijn Plantentooi en Inwendige Bouw’ yang diterbitkan pertama kali pada 1850 dan edisi lengkapnya pada 1854, Junghuhn pun bercerita mengenai keindahan Gunung Semeru yang pernah didakinya.

Gunung Semeru dikabarkan mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 56 lainnya mengalami luka-luka akibat bencana alam tersebut. Dari pemberitaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sebanyak 1.300 warga harus mengungsi

Terbaru, PVMBG mencatat erupsi kembali terjadi pada Senin (6/12/2021) pagi. Pihak PVMBG menyampaikan, sampai saat ini status Gunung Semeru masih level II atau waspada. (Restu Wahyuning Asih)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.