IHSG Kembali Perkasa Setelah 2 Hari Loyo

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan Selasa (16/11) di posisi 6.651,21, naik 0,53% atau 35,1 poin. Tercatat, 250 saham menguat, 250 saham melemah dan 169 saham bergerak di tempat.

Bisnis Indonesia Resources Center

16 Nov 2021 - 17.48
A-
A+
IHSG Kembali Perkasa Setelah 2 Hari Loyo

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan Selasa (16/11) di posisi 6.651,21, naik 0,53% atau 35,1 poin. Tercatat, 250 saham menguat, 250 saham melemah dan 169 saham bergerak di tempat.

Sepanjang perdagangan indeks bergerak di level 6.592,71 hingga tertinggi pada 6.654,48. Sektor barang baku dan keuangan menjadi penopang laju indeks komposit dengan kenaikan paling signifikan masing-masing sebesar 0,93% dan 0,83%.

Investor asing terlihat membukukan net sell sebesar Rp348,89 miliar di seluruh pasar. Deretan saham yang paling banyak dilego investor asing yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan net sell sebesar Rp218,08 miliar. Menyusul di belakangnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp171,96 miliar dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp65,44 miliar.

Sedangkan saham yang banyak diborong investor asing adalah saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp88,64 miliar dan Rp41,19 miliar.

IHSG mengalami rebound setelah 2 hari perdagangan mangkrak di zona merah. Sentimen yang mewarnai perdagangan Selasa (16/11) antara lain pelaku pasar yang mencermati pertemuan dua pemimpin negara raksasa Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dilakukan secara virtual.

Kedua pemimpin negara tersebut memusatkan diskusi dalam beberapa hal termasuk perdagangan, teknologi, masalah di Xinjiang, dan Taiwan. Khusus soal Taiwan, Beijing disebut-sebut meminta AS agar mundur dari dukungannya terhadap Taipei.

Di sisi lain, pandemi penyakit akibat Covid-19 di Indonesia dalam posisi terkendali, namun bukan berarti sudah selesai. Lonjakan kasus masih bisa saja terjadi, melihat perkembangan di negara-negara lain, termasuk adanya mutasi baru virus Corona. Hal ini juga mendapat perhatian khusus bagi para pelaku pasar.

Indeks Bisnis-27

Mengikuti jejak IHSG, Indeks Bisnis-27 ditutup menguat pada perdagangan Selasa (16/11) hingga 0,89%.

Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama harian Bisnis Indonesia itu menguat ke level 511,68 atau naik 4,52 poin dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya pada 507,16.

Sepanjang perdagangan Selasa (16/11), indeks bergerak di rentang 504,82 hingga 512,11. Tercatat 15 saham menguat, 9 saham melemah, dan 3 saham lainnya diperdagangkan stagnan.

Saham emiten tambang, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) memimpin penguatan dengan kenaikan harga saham mencapai 6,19% atau 60 poin ke level 1.030. Selanjutnya, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang menguat 3,43% atau 200 poin menuju level 6.025.

Di belakangnya, berturut-turut ada saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), hingga PT Bank mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menguat 2,94%, 2,61%, dan 2,48%.

Di sisi lain, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) terkoreksi paling dalam hingga 1,12% atau 100 poin ke level 8.825. Selain ICBP, terdapat saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang melemah masing-masing 0,92%, 0,83%, dan 0,72%.

Sedangkan saham-saham yang stagnan yaitu PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Wijaya Karya (Persero) TBk. (WIKA). 

Keuangan

Indeks sektor keuangan berada di zona hijau dengan penguatan 0,83% ke level 1.563,26 pada penutupan Selasa (16/11).

Jelang rights issue saham-saham bank mini kompak meningkat dengan dipimpin oleh PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) melambung 24,83% ke level Rp3.770, diikuti PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) melonjak 11,05% ke level Rp2.060 dan PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) menguat 4,20% kel level Rp248.

Diketahui bahwa BGTG telah mengumumkan akan rights issue dengan menerbitkan saham baru Rp5,59 miliar atau 50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. PT Equity Development Investment Tbk.  (GSMF) selaku pengendali BGTG dengan kepemilikan 29,86% juga sedang dalam proses melakukan rights issue dengan membidik dan Rp1,23 triliun. Dana itu akan digunakan untuk menambah modal Bank Ganesha.

Sementara BNBA juga akan rights issue sebanyak-banyaknya 750 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Perseroan sebelumnya telah mengumumkan bahwa pemilik bank ini berencana melakukan divestasi atau menjual sahamnya pada investor strategis. 

Properti dan Real Estat

Pergerakan saham sektor properti dan real estat terpantau menghijau dengan kenaikan 0,25% ke level 860,93 pada perdagangan Selasa (16/11).

Saham yang menopang di antaranya PT Bekasi Asri Pemula Tbk. (BAPA) terangkat 15,94% ke level Rp80, disusul PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) naik 3,00% ke level Rp1.200 dan PT Repower Asia Indonesia Tbk. (REAL) tumbuh 2,17% ke level Rp94. 

Permintaan properti komersial mulai menunjukkan perbaikan di kuartal III/2021, meskipun masih tumbuh terbatas secara tahunan.

Berdasarkan laporan Perkembangan Properti Komersial (PPKOM) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, indeks properti komersial kuartal III/2021 tumbuh 0,13% lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 0,06% (yoy), maupun kuartal III/2020 sebesar 0,05% (yoy).

Bank Indonesia menyebut perbaikan permintaan didorong oleh kategori jual yang mengalami peningkatan sebesar 0,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang sebesar 0,03% (yoy).

Teknologi

Pada penutupan perdagangan Selasa (16/11) indeks sektor teknologi berada terjatuh 0,51% ke level 9.379,59.

PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi emiten yang paling anjlok yaitu 5,48% ke level Rp690, disusul PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX) meorost 5,34% ke level Rp620 dan PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) drop 2,66% ke level Rp366.

Selain dijual ramai-ramai oleh investor ritel, saham BUKA yang harganya semakin jauh dari harga IPO Rp850 dan kini jatuh menjadi Rp690 pada Selasa (16/11) akibat dijual oleh beberapa manajer investasi (MI).  Manajer Investasi (MI) mulai melepas saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebagai aset dasar produk reksa dana. Saham BUKA terpantau sempat masuk dalam 10 besar asset dasar reksa dana sejumlah MI.

Alasan saham BUKA dijual adalah harga sahamnya yang terus mengalami penurunan sejak penawaran umum saham perdana (IPO) di Agustus lalu. Penurunan harga saham ini terjadi karena valuasi yang ditawarkan atas saham BUKA cukup mahal dengan price to earning ratio (PER) di atas 20 kali.

Infrastruktur

Kinerja indeks infrastruktur naik tipis 0,62% ke level 979,29 pada Selasa (16/11).

Saham penopangnya adalah PT Indonesia Pondasi Raya Tbk. (IDPR) meroket 7,14% ke level Rp240, lalu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) melesat 3,11% ke level Rp830 dan PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) terangkat 2,91% ke level Rp177.

Sektor infrastruktur menjadi salah satu penopang pemulihan ekonomi dan diproyeksikan akan semakin menggeliat pada tahun depan. Kementerian Investasi optimistis dengan didukung oleh data realisasi investasi untuk kebutuhan infrastruktur di 2021 yang justru tumbuh dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kemeninves/BKPM mencatat pada kuartal I sampai kuartal III tahun 2021, realisasi investasi asing-domestik mencapai Rp659,4 triliun. Lebih tinggi daripada realisasi investasi periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp611,6 triliun. 

Transportasi dan Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik ditutup menguat 0,68% ke level 1.369,20 pada Selasa (16/11).

Penguatan ini didukung oleh saham PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY) melesat 7,08% ke level Rp242, PT Armada Berjaya Trans Tbk. (JAYA) meningkat 6,84% ke level Rp125 dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) naik 5,44% ke level Rp3.680.

Menurunnya kasus COVID-19 menjadi peluang sektor transportasi dan logistik untuk pulih. Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus pada transportasi dan pergudangan antara lain untuk membantu cash flow dan menahan gelombang PHK.

Pertama, bantuan tersebut yakni relaksasi atau keringanan berbagai cicilan karena banyak operator transportasi yang gagal bayar pada periode April-Oktober 2021 ini karena turunnya jumlah penumpang.

Kedua, mengembalikan reputasi badan usaha transportasi yang terdampak bisnis sehingga lebih bankable dan atraktif. Ketiga adalah proteksi dunia usaha secara hukum sehingga pandemi ini tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan dan bisa meringankan beban badan usaha.

Energi

Pada penutupan perdagangan Selasa (16/11) indeks sektor energi ditutup di zona hijau, naik ke level 1.012,25 atau menguat 0,33%. Penguatn sektoral dipimpin oleh PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang meroket 34,51% ke level Rp191, Lalu saham PT Indah Prakasa Sentosa Tbk. (INPS) melesat 5,04% ke level Rp1.770 dan saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) naik 4,19% ke level Rp174.

Penguatan tersebut ditopang dari komoditas minyak dunia yang kembali rebound meskipun optimisme dibatasi oleh kekhawatiran atas permintaan menyusul kenaikan kasus COVID-19 di Eropa.

Berdasarkan data perdagangan pada pukul 15.45 WIB harga minyak jenis Brent naik 0,96% ke level US$82,83/barel sedangkan pada minyak jenis WTI menguat 0,66% ke level US$80,28/barel.

Eropa kembali menjadi pusat pandemi COVID-19, mendorong beberapa pemerintah untuk mempertimbangkan kembali memberlakukan penguncian, sementara China sedang berjuang melawan penyebaran wabah terbesarnya yang disebabkan oleh varian Delta.

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Selasa (16/11), sektor perindustrian ditutup menguat 0,37% ke posisi 1.074,06.

Beberapa saham yang terpantau mengalami penguatan ialah saham PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) melesat 14,42% ke level Rp238. lalu PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) naik 7,19% ke level Rp298 dan  PT Asahimas Flat GlassTbk. (AMFG) menguat 3,59% ke level Rp4.910.

Sentimen positif dari pencapaian pertumbuhan ekspor industri manufaktur sepanjang tahun ini tak lepas dari pengaruh eksternal yang mendatangkan limpahan order untuk pelaku usaha dalam negeri. Menurut Menteri Perindustrian hal tersebut mengindikasikan naiknya kepercayaan pasar internasional pada industri dalam negeri.

Hal itu  terlihat pada beberapa sektor industri yang mengalami kenaikan ekspor, misalnya otomotif yang pengapalan completely built-up (CBU)-nya naik 30%. Selain itu, ekspor industri elektronika rumah tangga juga naik dua kali lipat. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor industri pengolahan nonmigas atau manufaktur menembus angka US$143,76 miliar pada Januari-Oktober 2021.

Angka tersebut meningkat 35,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$106,08 miliar. Dengan capaian tersebut, industri manufaktur tetap memberikan kontribusi terbesar yakni hingga 77,16% dari total pengapalan nasional senilai US$186,32 miliar.

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Selasa (16/11), indeks sektor barang konsumen primer ditutup menguat 0,75% di level 694,92.

Saham yang mendorong penguatan ialah PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) melejit 11,11% ke level Rp520, Kemudian diikuti saham PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) melesat 9,59% ke level Rp80 dan saham PT Martina Berto Tbk. (MBTO) naik 9,49% ke level Rp150.

Sentimen positif datang dari pemerintah yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 5% hingga 6% pada kuartal IV/2021. Apabila target itu tercapai, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 bakal mencapai 4%.

 Optimisme pertumbuhan itu didasari pada realisasi kinerja perekonomian nasional yang tercatat tumbuh 7,07% di kuartal II/2021 dan 3,5% di kuartal III/2021. Selain itu, berbagai indikator ekonomi yang sudah menunjukkan perbaikan  seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di indonesia. Membuat pemulihan ekonomi mendorong terciptanya sisi penawaran dan sisi permintaan.          

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Selasa (16/11), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup melemah 0,17% ke level 868,33.

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh saham PT Citra Putra Realty Tbk. (CLAY) anjlok 7,00% ke level Rp930, diikuti saham PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI) ambles 6,54% ke level Rp200 dan saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) drop 6,49% ke level Rp1.730.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$423,1 miliar pada akhir kuartal III/2021. Posisi tersebut meningkat sebesar 3,7% secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2%.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman seiring lebih tingginya pinjaman yang jatuh tempo dibandingkan dengan penarikan pinjaman. Di samping itu, posisi ULN Bank Sentral pada kuartal III/2021 mengalami peningkatan sebesar US$6,3 miliar pada kuartal II/2021 menjadi US$9,1 miliar terutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR).

Kesehatan

Pada Selasa (16/11) indeks sektor kesehatan ditutup menguat 0,18% ke level 1.422,78.

Penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) melesat 4,27% ke level Rp488, lalu diikuti PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) naik 3,73% ke level RP7.650 dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menguat 1,57% ke level Rp1620.

Penguatan tersebut adanya sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan menyuntikkan insentif kepada industri farmasi, sehingga dapat membantu pengembangan teknologi dan tingkatkan kolaborasi di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyatakan akan memastikan menyiapkan skema insentif pemerintah yang menarik untuk mendorong investasi di sektor farmasi. Hal ini juga termasuk rencana memberikan insentif seperti tax holiday (pembebasan pajak), menyiapkan kawasan industri untuk sektor industri farmasi, sehingga bisa terbentuk ekosistem produksi yang lebih baik.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Selasa (16/11) ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,93% ke level 1.241,75.

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (BMSR) melejit 19,32% ke level Rp210. Diikuti saham PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU) melesat 14,00% ke level Rp57 dan saham PT Inter-Delta Tbk. (INTD) naik 12,90% ke level Rp210.

Sentimen positif datang dari konsumsi semen nasional yang mencatatkan pertumbuhan 5,5% yoy sampai dengan Oktober 2021.

Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), total konsumsi semen di dalam negeri mencapai 6,56 juta ton pada Oktober 2021. Adapun secara kumulatif sejak awal tahun, konsumsi semen tercatat sebesar 53,49 juta ton, atau naik 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu ekspor klinker dan semen mencapai 1,068 juta ton pada bulan lalu dengan negara tujuan Bangladesh, Australia, Sri Lanka, Timor Leste, dan Brunei Darussalam. Adapun kawasan yang paling banyak menyerap semen pada bulan lalu yakni Jawa dengan total konsumsi 3,57 juta ton atau naik 6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.