Menyelisik Alasan di Balik Bongkar Pasang Direksi PLN

Berdasarkan rapat umum pemegang saham (RUPS) 2021, Senin (6/12/2021), Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN menggantikan Zulkifli Zaini yang telah menjabat sejak 2019. Sebelumnya, Darmawan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN pada periode yang sama.

Muhammad Ridwan & Rayful Mudassir

7 Des 2021 - 01.17
A-
A+
Menyelisik Alasan di Balik Bongkar Pasang Direksi PLN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) berdasarkan hasil RUPS, Senin (6/12/2021).

Bisnis, JAKARTA — Kabar yang berhembus sejak beberapa pekan terakhir, terkait dengan perombakan tampuk kekuasaan di BUMN sektor energi dan pertambangan akhirnya terjadi juga.

Senin (6/12/2021), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memiliki nakhoda baru, setelah hampir 2 tahun terakhir perusahaan setrum pelat merah itu dikomandoi oleh Zulkifli Zaini.

Berdasarkan rapat umum pemegang saham (RUPS) 2021, Senin (6/12/2021), Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN menggantikan Zulkifli Zaini yang telah menjabat sejak 2019. Sebelumnya, Darmawan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN pada periode yang sama.

Surat Keputusan RUPS yang disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kantor Pusat PLN di Jakarta dan berlaku sejak 6 Desember 2021 tersebut dihadiri oleh Menteri dan Wakil Menteri 1 BUMN, Deputi Kementerian BUMN, jajaran Komisaris PLN, serta seluruh Direksi PLN.

Erick mengatakan dalam mengelola perusahaan terutama dalam BUMN, seorang pemimpin harus menyandarkan tanggung jawab yang diemban dengan hati dan keikhlasan.

“Karena bagaimanapun juga, jabatan yang diberikan kepada kita tak lain sebuah amanah. Amanah untuk memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada negara dan memiliki dampak sosial seluas-luasnya berupa peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (6/12/2021).

Menurut Erick, Zulkifli Zaini yang menjabat sebagai Direktur Utama PLN sejak Desember 2019, telah memimpin perusahaan dengan hati dan keikhlasan.

“Amanah dalam mengelola PLN untuk bertahan dan tetap melayani, serta meringankan beban masyarakat miskin dan tidak mampu saat pandemi Covid-19 mengisyaratkan beliau memahami komitmen yang diemban,” ujarnya.

Di sisi lain, Erick menyebutkan bahwa tantangan transformasi PLN ke depan tidak hanya terbatas pada perbaikan finansial perseroan. Perusahaan listrik pelat merah itu juga akan dihadapkan pada penggunaan energi yang lebih hijau, digitalisasi, servis kepada masyarakat serta penerapan ecolifestyle.

Menteri BUMN Erick Thohir berdiskusi dengan awak redaksi saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (23/1/2019). Bisnis/Felix Jody Kinarwan

“PLN perlu mempersiapkan diri untuk melakukan akselerasi bisnis dalam menghadapi tren baru seperti ekosistem kendaraan listrik dan berkolaborasi terkait electrifying lifestyle dengan pihak-pihak lain," katanya.

Erick berpesan kepada Darmawan selaku Direktur Utama PLN yang baru, untuk melanjutkan upaya transformasi yang telah dilakukan dapat terus ditingkatkan.

“Transisi energi yang dilakukan PLN perlu dilakukan terobosan sehingga tidak membebani negara dan masyarakat,” ujarnya.

Adapun, dalam kurun waktu 2 tahun, PLN di bawah pimpinan Zulkifli Zaini telah berhasil memperbaiki kinerja keuangan dan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 345,4 trilliun dan mencapai laba bersih Rp5,99 triliun pada tahun 2020. Laba ini naik 39,3% dibandingkan dengan 2019. PLN juga berhasil menurunkan jumlah rasio utang menjadi senilai Rp452,4 Triliun

Selain itu, Zulkifli telah melakukan usaha transformatif secara paralel sebagai salah satu garda dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional selama pandemi Covid-19.

Kontribusi PLN melalui Diskon Listrik dengan target penerima 31,4 juta rumah tangga pada 2020 dan 32,6 juta rumah tangga pada 2021, telah membantu menjaga kestabilan ekonomi dan sosial di masyarakat.

Zulkifli Zaini dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan seluruh pihak selama menjabat sebagai Direktur Utama PLN.

“Terima kasih atas amanahnya kepada saya menjadi Dirut PLN, BUMN dengan asset 1.600 triliun rupiah. Dukungan dari Menteri dan Wamen BUMN, Dewan Komisaris, dan stakeholder lain yang luar biasa untuk mengatasi tantangan dalam menerangi negeri dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” kata Zulkifli.

Darmawan mengatakan persoalan kelebihan pasokan listrik yang tengah terjadi di PLN menjadi tanggung jawab dirinya yang diberikan Menteri BUMN Erick Thohir. Dia menyebut Erick meminta PLN untuk bisa menyelesaikan permasalahan itu dengan baik.

Oversupply, ada beberapa hal gimana meningkatkan demand,” katanya dalam konferensi pers yang digelar Senin (6/12/2021).

Erick, kata Darmawan, turut meminta PLN untuk membenahi kinerja keuangannya serta melanjutkan transformasi bisnis secara holistik.

Dia menuturkan, dalam 2 tahun terakhir PLN telah berhasil memperbaiki kinerja keuangannya dengan telah mengurangi jumlah utangnya sekitar Rp50 triliun. “Artinya, [Menteri BUMN] memberi tugas ke depan PLN harus lebih kokoh. Saya kemarin kan sudah jadi wadirut ya. Jadi kinerja PLN dua tahun ini sudah bagus banget,” ungkapnya.

Di samping itu, PLN juga diminta untuk mempersiapkan program emisi bebas karbon pada 2060 dan lebih siap dalam menghadapi transisi energi.

“Masa transisi ini harus berjalan dengan smooth, investasi, inovasi, teknologi, kolaborasi. Ini semua harus smooth. Proses transisi jangan membebani APBN,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bahwa perombakan direksi ini akan memberikan perubahan cara kerja di internal PLN. Darmo, biasa Darmawan disapa, dinilai memiliki mobilitas tinggi dan progresif.

“Beliau masih cukup muda dengan pengalaman di sektor energi yang cukup banyak. Harapannya PLN semakin adaptif dalam menghadapi transisi energi dan perubahan yang ada,” katanya.

Lebih lanjut, beberapa isu harus menjadi perhatian Darmo selama menjabat sebagai Dirut PLN. Pertama, isu terkait dengan rancangan undang-undang energi baru terbarukan (RUU EBT).

Kedua, terkait dengan carbon trading. PLN akan menghadapi kebijakan perdagangan karbon di tengah minimnya penerapan teknologi baru pada pembangkit milik perseroan.

Ketiga, terkait dengan RPP SDA di mana penetapan biaya jasa pengelolaan sumber daya air [BJPSDA] tidak memberatkan bagi PLN,” terangnya.

Keempat, penyesuaian tarif dasar listrik nonsubsidi pada 2022.

SKEPTISME

Di sisi lain, pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai pergantian direksi yang dilakukan sebelum selesainya masa jabatan dapat menimbulkan skeptisme dalam pengelolaan BUMN.

Menurut dia, hal tersebut dapat dilakukan apabila terdapat pertimbangan yang sangat penting dan darurat untuk dilakukan.

“Ada kekhawatiran business plan tidak akan tuntas direalisasikan. Jadi kecuali ada pertimbangan urgent sekali, sebaikanya berikan kesempatan BOD bekerja sampai dengan masa jabatan usai,” katanya kepada Bisnis, Senin (6/12/2021).

Toto menambahkan, setiap dewan direksi memiliki target kinerja yang harus dicapai setiap tahunnya. Kinerja para dewan direksi tersebut diawasi langsung oleh pemegang saham.

Menurut dia, apabila kinerja direksi dianggap tidak sesuai, perombakan bisa saja terjadi dengan mengacu pada realisasi kinerja yang sudah direalisasikan dan pekerjaan apa saja yang belum direalisasikan.

“Karena PLN itu BUMN besar, tentu keputusan ini sudah lewat keputusan di level tim penilai akhir dan diketahui presiden,” ungkapnya.

Zulkifli Zaini/ Istimewa - PLN

Tidak jauh berbeda, Peneliti dari Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman mengatakan bahwa perombakan posisi direktur utama perusahaan setrum tersebut sarat akan kepentingan politik.

Selain itu, dia menduga pencopotan Zulkifli juga akibat penolakannya pada proyek Odin, sebuah rencana Indonesia Battery Corporation berencana membeli saham produsen listrik asal Jerman.

Sebagai pengingat, pada 2019 Zulkifli telah mengeliminasi sejumlah nama yang muncul dalam bursa untuk menjadi orang nomor satu di PLN. Zulkifli didapuk dengan dasar latar belakangnya di bidang keuangan yang sangat kuat. Kehadirannya dinilai mampu memperbaiki kinerja keuangan PLN.

Di sisi lain, berbagai tantangan menanti Zulkifli dalam memimpin PLN seperti penyelesaian proyek 35.000 MW, kondisi keuangan PLN harus tetap sehat, dan juga fokus dalam pengemban EBT.

“Zulkifli ini ahli manajemen keuangan. Kebutuhan PLN saat ini adalah lebih memperkuat distribusi. Artinya, arus kas harus kuat," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga ketika itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.