Molnupiravir Diklaim Ampuh Cegah Penularan Covid dalam 24 Jam

Para peneliti menginfeksi musang dengan SARS-CoV-2 dan segera melakukan pengobatan dengan MK-4482/EIDD-2801 ketika hewan mulai mengeluarkan virus dari hidung. Hasil pengujian terbukti bahwa obat itu benar-benar menekan penularan SARS-CoV-2 dalam kurun 24 jam.

Tim Redaksi

8 Okt 2021 - 14.59
A-
A+
Molnupiravir Diklaim Ampuh Cegah Penularan Covid dalam 24 Jam

Pil antivirus Covid-19 eksperimental, molnupiravir, yang sedang dikembangkan Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis Merck & Co Inc, diperoleh Reuters pada 17 Mei 2021./Antara/Reuters

Bisnis, JAKARTA - Kabar tentang molnupiravir, obat yang disebut mampu menghadang penularan Covid-19, kini kian sensasional. Obat ini diklaim  manjur untuk mengatasi penularan SARS-CoV-2 dalam tempo 24 jam saja.

Hasil penelitian terbaru para ilmuwan di Institute of Biomedical Sciences, Georgia State University mengungkapkan bahwa Molnupiravir terbukti mampu menghentikan penularan SARS-CoV-2 dalam 24 jam.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology. Menurut indianexpress.com, Molnupiravir atau MK-4482/EIDD-2801 adalah obat oral yang dikonsumsi dengan cara diminum.

Kini, Molnupiravir sedang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Ridgeback Biotherapeutics bekerja sama dengan perusahaan farmasi Merck. 

Penelitian pada Musang 

Tim peneliti menggunakan efek MK-4482/EIDD-2801 terhadap SARS-CoV-2 dan mengujinya pada seekor musang. Pengujian ini merupakan demonstrasi pertama dari obat minum untuk memblokir transmisi SARS-CoV-2 dengan cepat.

Hal tersebut disampaikan Dr Richard K Plempek, seorang profesor di universitas. Pada awalnya, tim pimpinannya menemukan bahwa obat tersebut ampuh melawan virus influenza. 

Ilustrasi - Musang/peta.org.au

“Kami telah mengkarakterisasi MoA [mekanisme aksi] Molnupiravir melawan virus influenza dalam publikasi sebelumnya,” ungkapnya seperti dikutip dari indianexpress.com, Jumat (8/10/2021).

Para peneliti menginfeksi musang dengan SARS-CoV-2 dan segera melakukan pengobatan dengan MK-4482/EIDD-2801 ketika hewan mulai mengeluarkan virus dari hidung.

Hasil pengujian terbukti bahwa obat itu benar-benar menekan penularan SARS-CoV-2 dalam kurun 24 jam.

Josef Wolfetika, peneliti utama pada studi tersebut menjelaskan ketika menampung objek penelitian yang terinfeksi dan juga melakukan perawatan kepada hewan sumber dengan musang yang tidak terobati diletakkan pada kandang yang sama, tidak ada kontak yang terinfeksi.

Meski demikian, seluruh kontak yang bersumber pada musang dan telah menerima plasebo menjadi terinfeksi.

Perkembangan yang menarik lainnya, yaitu keefektifan obat Molnupiravir benar-benar menekan angka penyebaran ke hewan kontak yang tidak diobati. 

Menurut peneliti, jika data penelitian musang ini diterjemahkan ke manusia, pasien Covid-19 yang diobati dengan obat tersebut dapat menjadi tidak menular dalam waktu 24 jam setelah memulai pengobatan.

Uji Klinis 

Penelitian obat Molnupiravir ini dilakukan pada musang karena hewan ini merupakan model populer yang baik untuk influenza dan infeksi pernapasan lainnya.

Fisiologi paru-paru musang mirip dengan manusia dan para peneliti berharap mereka akan meniru aspek Covid-19 pada manusia seperti penyebarannya. 

"Mereka [musang] dengan mudah menyebarkan SARS-CoV-2 tetapi sebagian besar tidak mengembangkan penyakit parah, sangat mirip dengan infeksi yang menyebar pada orang dewasa muda,” jelas salah satu peneliti utama pada studi ini, Robert Cox.

Direktur General Council of Scientific and Industrial Research Dr Shekhar Mande menuturkan bahwa obat ini pada dasarnya menghentikan replikasi salinan RNA virus di dalam sel. Selanjutnya, obat Molnupiravir dapat dianggap seperti obat antiflu lainnya.

"Obat [Molnupiravir] ada dalam daftar obat kami untuk dilakukan uji klinis. Kemudian ada beberapa obat yang menjanjikan dan mereka sedang dalam evaluasi. Pada prinsipnya kami memutuskan untuk melanjutkan uji klinis untuk menguji Molnupiravir pada manusia dan akan mengajukan persetujuan kepada regulator," imbuh Shekhar.

Ridgeback Biotherapeutics sedang menjalankan uji klinis bekerja sama dengan Merck. Obat ini sekarang dalam tahap lanjutan 2/3 percobaan manusia di beberapa pusat.  Uji coba fase 2/3 adalah studi klinis double-blind acak terkontrol plasebo untuk mengevaluasi kemanjuran dan keamanan MK-4482 pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di 46 lokasi di berbagai negara serta pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.

Uji Klinis di Indonesia

Merespons kehadiran Molnupiravir Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya menggandeng BPOM untuk melakukan uji klinis obat Covid-19 tersebut.

"Kami bekerja sama dengan BPOM dan rumah sakit melakukan vertikal review dan uji klinis obat baru, sifatnya manoklonal antibodi hingga obat-obatan antiviurs baru," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Budi menyebutkan Kemenkes juga sudah melakukan pendekatan pada produsen obat Covid-19 tersebut.

Dia berharap akan segera dimulai beberapa uji klinis. "Akhir tahun kita mengetahui apakah obat ini cocok untuk masyarakat," ujar Budi.

Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas, Senin (10/05/2021), di Jakarta./Humas Setkab-Rahmat

Molnupiravir buatan Merck sedang ramai dibicarakan karena obat oral pertama ini disebut mampu mengurangi risiko gejala berat dan kematian pada pasien hingga 50 persen.

Obat Covid-19 tersebut diberikan hanya pada mereka yang bergejala ringan hingga sedang. Hingga sekarang, produsen obat masih menunggu keluarnya izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Lulus Uji Coba pada Manusia

Pihak Merck mengungkapkan hasil sementara uji coba besar Fase 3 pengobatan antivirus oral untuk Covid-19 menunjukkan pengurangan risiko rawat inap atau kematian seseorang sebesar 50 persen. Data itu didasarkan pada pengobatan dalam waktu lima hari setelah gejala muncul.  

Molnupiravir sebetulnya telah dikembangkan beberapa tahun sebelum pandemi. Molnupiravir dikembangkan sebagai agen antivirus yang menargetkan virus RNA, dengan fokus utama pada influenza.  

Pada akhir 2019, seperti ditulis New Atlas, Senin (4/10/2021), obat itu siap untuk uji coba kepada manusia. Ketika SARS-CoV-2 muncul, semua fokus penelitian bergeser pada pertanyaan apakah molnupiravir akan bekerja melawan virus Corona.

Molnuprovir/openaccessgovernment.org

Pada Mei 2020, Merck masuk untuk mempercepat uji klinis. Pada Oktober Fase 2 dan 3 besar dimulai, mencakup lebih dari 20 negara. Uji coba ini dirancang untuk mengetahui apakah molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian pada pasien dengan risiko tinggi Covid-19 parah.

Pasien dalam uji coba diberi obat oral selama lima hari, dimulai dalam lima hari sejak gejala awal muncul. Pada awal Agustus, dewan pemantau data independen menghentikan uji coba karena data positif.

Saat uji coba dihentikan, 90 persen dari total 1.550 kohort yang dimaksud telah direkrut. Siaran pers terbaru dari Merck menyebutkan data awal dari 775 pasien pertama yang direkrut dalam uji coba.  

Obat itu ditemukan dapat mengurangi tingkat rawat inap atau kematian hingga 50 persen dibandingkan dengan plasebo. Hanya 28 dari 385 pasien yang memakai molnupiravir berakhir di rumah sakit karena Covid-19, dibandingkan dengan 53 dari 377 pasien dalam kelompok plasebo.

Bahkan, yang lebih signifikan, tidak ada kematian pada pasien Rumah Skit yang minum molnupiravir. Sementara, terdapat delapan kematian pada pasien  kelompok plasebo.

Simon Clarke, ahli mikrobiologi seluler dari University of Reading, mengatakan hasil ini tampak sangat menjanjikan. Tetapi, karena data uji coba lengkap, hasilnya belum dipublikasikan. Belum jelas apakah obat ini cocok untuk semua orang.

Data sementara dari Merck menunjukkan tidak ada efek samping yang terdeteksi dalam kohort yang diuji coba, namun Clarke mengatakan masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana obat ini mempengaruhi orang yang berbeda. (Dinda Aulia Ramadhanty, Feni Freycinetia Fitriani, Indra Gunawan, Ni Luh Anggela, Nancy Junita, Mia Chitra Dinisari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.