OLIMPIADE TOKYO 2020, Greysia/Apriyani Juara!

Pasangan Greysia/Apriyani berhasil meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2021 sekaligus memperkecil kekalahan agregat dari 10 kali pertemuan dengan lawannya. Greysia/Apriyani menjadi penyumbang emas pertama bagi tim Indonesia di Olimpiade Tokyo ini.

Saeno
2 Agt 2021 - 13.27
A-
A+
OLIMPIADE TOKYO 2020, Greysia/Apriyani Juara!

Ekspresi ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai di Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang/Antara

Bisnis, JAKARTA - Klimaks! Itulah satu kata yang pantas disematkan untuk capaian  Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan ini berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yifan (China) di partai final.

Bermain di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021), Greysia/Apriyani menang dua set langsung, skor 21-19 di set pertama dan 21-15 di set kedua.

Greysi/Apriyani memulai game pertama dengan baik memimpin 7-4, 8-5. Tapi Chen/Jia menipiskan keadaan menjadi 8-10. Greysia/Apriyani yang mengalahkan ganda Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seun Chang di semifinal kembali unggul 11-8.

Selepas interval, Chen/Jia bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 11-11. Tapi Greysia/Apriyani kembali menjauh 15-12 setelah smes Jia out di sisi kiri. Greysia/Apriyani menutup set pertama dengan skor 21-19 setelah bola sodokan Chen memanjang ke belakang.

Greysia/Apriyani memulai game kedua dengan baik memimpin 3-1 usai smes Apriyani menembus pertahanan ganda China.

Chen/Jia yang diunggulkan di posisi dua tertinggal 2-6 setelah bola kembalian silang Apriyani berada di tempat yang kosong. Greysia/Apriyani terus memimpin 11-7 setelah smes keras Apriyani menghancurkan pertahan Chen Qing Chen.

Ganda putri Indonesia ini terus memimpin hingga jarak enam poin 15-9 setelah bola kembalian Chen out. Indonesia akhirnya meraih medali emas setelah Greysia/Apriyani mengalahkan Chen/Jia di set kedua dengan skor 21-15.

Indonesia masih bisa menambah perolehan medali, Anthony Ginting akan berhadapan dengan Kevin Cordon (Guatemala) pada pukul 18.00 WIB.

SEMPAT INGIN GANTUNG RAKET

Sempat goyah dan ingin menggantungkan raket, Greysia Polii akhirnya mencapai babak final dan meraih medali emas  bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020.

Bersama Apriyani Rahayu, Greysia Polii membuat bulu tangkis Indonesia mencetak sejarah baru. Keduanya berhasil menyabet emas Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan unggulan keempat asal Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan di semifinal dan melumat Chen/Jia di final.

Datang ke Tokyo sebagai pasangan yang sejatinya tak begitu diunggulkan, Greysia/Apriyani justru terus menunjukkan penampilan apik dan konsisten. Hasilnya, di semifinal mereka mengalahkan wakil Korea Selatan Lee So Hee/Shin Sung Chan sebelum merebut medali emas di babak final.

Bermain di Musashino Forest Sport Plaza, Jepang, Sabtu (31/7), Greysia/Apriyani menang dua set langsung dengan skor 21-19, 21-17.

Perjalanan Greysia/Apriyani sebelumnya juga tidak mudah. Mereka harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh. Menempati peringkat keenam dunia, Greysia/Apriyani memulai perjalanan di Olimpiade Tokyo dari grup A bersama dengan atlet Malaysia, Inggris, dan Jepang.

Pada laga pembuka, Greysia/Apriyani menaklukkan pasangan Malaysia Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean dengan skor 21-14, 21-17.

Kemudian, mereka memetik kemenangan 21-11, 21-13 atas ganda putri Inggris Chloe Birch/Lauren Smith.

Pada laga penyisihan terakhir grup, Greysia/Apriyani menumbangkan wakil tuan rumah sekaligus pasangan nomor satu dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, lewat drama rubber game 24-22, 13-21, 21-8.

Dengan hasil itu, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki wakil dari sektor ganda putri yang akan tampil di partai final Olimpiade.

Sejak bulu tangkis pertama kali dinobatkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi dalam ajang Olimpiade, yaitu pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ganda putri Indonesia belum pernah menyumbang medali, bahkan tidak pernah sampai ke babak semifinal.

Hasil itu juga sekaligus mengobati kenangan pahit bagi ganda putri bulu tangkis Indonesia pada Olimpiade London 2012. Kala itu, tim Garuda yang terpaksa didiskualifikasi bersama dengan tiga wakil dari negara lain karena dugaan pengaturan pertandingan.

“Saya yakin banyak atlet yang sudah melalui berbagai macam kesulitan dan mengalami momen-momen tak terlupakan. Bagi saya, Olimpiade London mengajarkan saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda dan saya berusaha mempraktikkannya setiap hari,” kata Greysia usai memastikan lolos ke final seperti dikutip dari laman BWF, Minggu (1/8).

Pebulutangkis ganda putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu merayakan kemenangan atas ganda putri Korea Selatan Lee Sohee/Shin Seungchan dalam semifinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (31/7/2021). Greysia/Apriyani menang 21-19, 21-17 dan melaju ke final./Antara-Sigid Kurniawan

Hari ini Greysia/Apriyani memenuhi harapan Indonesia untuk kembali meraih emas di ajang olahraga terakbar itu.

Dengan kemenangan hari ini, Greysia/Apriyani memperkecil selisih kekalahan agregat dengan pasangan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. 

Sebelumnya, dalam catatan BWF, Greysia/Apriyani tertinggal dengan agregat 3-6 dari sembilan pertemuan mereka dengan pasangan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Kedua pasangan itu terakhir kali bertemu di turnamen BWF World Tour Finals 2019, yang dimenangkan oleh Chen/Jia 21-17, 10-21, 21-16.

BERMAIN LEPAS

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berpesan kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu untuk bermain rileks dan tanpa beban saat melakoni laga final. Zainudin telah menyampaikan pesan tersebut secara langsung kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu saat melakukan video call dengan keduanya.

Hal itu berlangsung setelah  Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan, Sabtu (31/7).

“Saya sampaikan bahwa tidak perlu memikirkan beban apa pun. Saya tidak memberi kamu beban, tetapi kamu bermain lepas, kamu bermain dengan enak saja, ya anggap saja sedang main di Pelatnas di tempat mereka di Cipayung sana,” kata Zainudin seperti dikutip laman resmi Kemenpora, Minggu (1/8).

Menteri asal Gorontalo itu mengaku tak mau membebani atlet dengan tuntutan medali emas Olimpiade. Menurut dia, capaian Greysia/Apriyani bisa melangkah sampai ke final sudah sangat membanggakan. Oleh karena itu, dia pun berharap Greysia/Apriyani bisa tampil serileks mungkin tanpa terbebani harus memenangi medali emas.

“Saya mengatakan tidak mungkin, dia (atlet) berpikir ini menteri pasti membebani harus emas, saya bilang tidak. Kamu sudah sampai di final saja saya sudah senang dan pasti rakyat Indonesia bangga dengan kalian,” ujar dia.

Kini Greysia/Apriyani sudah jadi juara, pasangan berselisih usia 10 tahun itu layak mendapat pujian dari siapa pun. Menpora  Zainudin Amali tentu gembira, begitu juga masyarakat Indonesia yang menyenangi olahraga, termasuk bulu tangkis.

(Andhika Anggoro Wening, Lucky Leonard)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.