Pangkas Armada, Garuda Kurangi Frekuensi Terbang

Garuda Indonesia mengurangi frekuensi penerbangan pada rute yang kurang ramai setelah memangkas jumlah armada sebagai bagian dari restrukturisas keuangan.

14 Jun 2021 - 13.12
A-
A+
Pangkas Armada, Garuda Kurangi Frekuensi Terbang

Pekerja melakukan pengecekan akhir livery pesawat yang terpilih sebagai pemenang sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema 'Indonesia Pride' pada bagian moncong pesawat di hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /Antara

Bisnis,  JAKARTA - PT Garuda  Indonesia Tbk. tengah mengevaluasi rute penerbangan yang  kurang menguntungkan, termasuk menyesuaikan frekuensi penerbangan hingga optimalisasi penggunaan pesawat untuk rute padat penumpang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sejauh ini belum ada rute internasional yang dipangkas, termasuk rute domestik yang kurang menguntungkan.  

“Kami terus mengkaji setiap rute dan sementara mengurangi frekuensinya karena tingkat [ke terisian kursi] juga masih belum kembali,” ujarnya, Minggu (13/6).

Perseroan menegaskan langkah restrukturisasi rute tersebut tentunya didasari oleh kondisi pasar dan tingkat penerbangan masyarakat terhadap layanan. Jumlah pesawat dalam  penerbangan selama masa pandemi juga turut memperhatikan tingkat isian dari angkutan  kargo.

Berdasarkan data per Maret 2021, emiten berkode saham GIAA tersebut masih melayani 67 rute domestik dan 20 rute internasional dengan frekuensi yang mengalami penyesuaian yang dapat berubah. Alhasil, penumpang maskapai juga diminta untuk selalu mengecek status penerbangan secara berkala.

Dari sisi jumlah pesawat yang dioperasikan selama masa pandemi, perseroan memerinci telah berkurang menjadi 53 pesawat. Semula, maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut memiliki  total 142 pesawat dengan 136 di antaranya berstatus sewa dan enam sisanya dimiliki sendiri.

Sementara itu, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan restrukturisasi tetap harus dilakukan oleh Garuda dari empat opsi  alternatif penyelamatan yang digodok oleh pemerintah. Menurutnya, dari empat opsi yang  disampaikan oleh pemerintah, hanya opsi terakhir, yakni likuidasi yang tidak memerlukan upaya  restrukturisasi.

Gerry juga menjelaskan bahwa opsi menutup perusahaan lama dengan memindahkan perusahaan baru lewat brand yang sama bisa dilakukan, tetapi tetap membutuhkan restrukturisasi perusahaan.

“Garuda juga bisa pakai Citilink. Kodenya diambil, lalu rebranding lagi kemudian hari juga bisa. Tapi, tetap tidak ada opsi yang bisa lanjut tanpa restrukturisasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.