Pemerataan Infrastruktur Telekomunikasi Terganjal Medan Terjal

Bakti  baru menyelesaikan administrasi pembangunan jaringan di 2.816 site atau 67 persen dari target pembangunan 4.200 titik yang ditentukan pada 2021. Pencapaian tersebut tidak menandakan jumlah BTS yang telah aktif. 

Leo Dwi Jatmiko

14 Des 2021 - 19.48
A-
A+
Pemerataan Infrastruktur Telekomunikasi Terganjal Medan Terjal

Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA — Target pemerintah untuk memeratakan pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G terus diadang kendala medan yang terjal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan sulitnya akses untuk menjangkau lokasi harus menjadi perhatian pemerintah dan dicarikan jalan keluarnya agar target penggelaran jaringan terealiasi tepat waktu.

Dia berpendapat situasi pandemi dan kondisi geografis adalah dua hal berbeda yang memengaruhi penggelaran jaringan. 

(BACA JUGA: Layanan Internet Operator Seluler RI Terus Membaik)

Keterlambatan penggelaran jaringan akibat pandemi bisa dipahami lantaran dampaknya sangat luas ke berbagai sektor, termasuk dalam hal suplai dan logistik.

Penggelaran jaringan yang dilakukan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) menjadi lebih lambat. 

“Adapun, alasan kondisi geografis, bisa diantisipasi lebih awal di tahap perencanaan,” kata Sigit, Selasa (14/12/2021). 

(BACA JUGA: Pembangunan Tower BTS di 3T Dikebut, Ini Strategi Bakti)

Sekedar informasi, Bakti  baru menyelesaikan administrasi pembangunan jaringan di 2.816 site atau 67 persen dari target pembangunan 4.200 titik yang ditentukan pada 2021. Pencapaian tersebut tidak menandakan jumlah BTS yang telah aktif. 

Artinya, masih ada 33 persen atau sekitar 1.384 titik yang harus diselesaikan Bakti dalam waktu 2 minggu atau hingga 2021 berakhir. 

(BACA JUGA: Antisipasi Omicron, Industri Telco Siapkan Skenario Terburuk)

Sigit berpendapat jika pandemi mulai menurun, dan kondisi membaik pada 2022, target pembangunan jaringan bisa lebih terealisasi dengan baik. 

Bakti harus dapat mengejar pembangunan yang belum terselesaikan karena momentum digitalisasi saat pandemi jika tidak dibarengi dengan pemerataan layanan internet bisa menjadi kesenjangan digital. 

“Berpotensi menjadi digital gap di daerah yang belum tergelar. Tentu itu bukan kondisi yang kita inginkan,” kata Sigit. 

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai tidak mudah bagi Bakti untuk memenuhi target pembangunan. Medan tempat jaringan dibangun berat dan berbagai persoalan yang dihadapi tidak mudah. 

“Persoalan yang saya lihat memang medan yang berat, sehingga proses survei, akuisisi lahan, tes tanah hingga konstruksi juga berat,” kata Heru. 

PEKERJAAN BESAR

Direktur Utama Bakti Anang Latif mengakui instansinya memiliki pekerjaan besar pada tahun depan lantaran sejumlah titik yang belum teraliri jaringan 4G pada 2021 akan langsung dikebut sejak awal 2022. 

Bakti bakal memperbanyak sumber daya manusia untuk menggenjot penggelaran jaringan di daerah-daerah 3T.

Anang mengatakan, dalam mengakselerasi pembangunan BTS 4G pada 2022, Bakti akan menerbitkan kontrak pembangunan sejak awal tahun. Harapannya, dengan dimulai lebih awal, target 7.904 desa akan teraliri seluruhnya dengan internet pada 2022.

Bakti juga akan menambah lebih banyak pekerja untuk menggenjot penggelaran. 

“Bakti akan menambah jumlah pekerja yang melaksanakan pembangunan, terutama dengan memberdayakan masyarakat setempat,” kata Anang. 

Sejak awal 2021, kata Anang, sejumlah masyarakat yang tinggal di daerah 3T telah diberi pelatihan, dengan harapan pada tahun depan sudah siap terlibat dalam pembangunan. 

Bakti juga akan menjalin kerja sama intens dengan pemerintah daerah setempat dan seluruh perangkat pemerintahannya, termasuk aparat keamanan guna mengawal lancarnya proses pembangunan. 

Anang mengatakan pembangunan BTS 4G Bakti Kominfo periode 2021—2022 mengalami keterlambatan, salah satunya akibat gelombang perburukan kasus Covid-19 di Indonesia pada Mei hingga Agustus 2021. 

Kondisi force majeur tersebut, ujar Anang, berpengaruh signifikan terhadap proses bisnis dan rantai pasok proyek BTS sehingga aktivitas manufaktur, logistik, hingga instalasi, mengalami kemunduran target.

Anang tidak menyebutkan berapa jumlah BTS yang telah aktif, termasuk dana yang telah digelontorkan. 

“Ditambah pula dengan musibah ketika tidak sedikit tim lapangan kami yang terjangkit Covid-19,” kata Anang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.