Sprinter Olimpiade Ekuador Alex Quinonez Ditembak Mati

Ekuador kehilangan salah satu olahragawan hebatnya dengan cara memilukan. Sprinter Ekuador Alex Quinonez ditembak mati di kota pelabuhan Guayaquil. Dia lolos hingga putaran final Olimpiade London 2012 dan 2 tahun lalu meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Atletik di Qatar.

M. Syahran W. Lubis

25 Okt 2021 - 01.22
A-
A+
Sprinter Olimpiade Ekuador Alex Quinonez Ditembak Mati

Sprinter Olimpiade Ekuador Alex Quinonez ketika meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Qatar./Al Jazeera

Bisnis, JAKARTA – Sprinter Olimpiade Ekuador Alex Quinonez ditembak mati di kota pelabuhan Guayaquil.

Kepolisian kuador menjelaskan bahwa Quinonez, 32 tahun, dan seorang lain ditemukan tewas mendekati tengah malam pada Jumat (23/10/2021) waktu setempat atau Sabtu (24/10/2021) siang WIB, sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Minggu (24/10/2021).

Pembunuhan itu memicu curahan kesedihan di negara yang berjuang untuk menahan gelombang kekerasan.

Presiden Ekuador Guillermo Lasso berjanji membawa pembunuhnya ke pengadilan. “Mereka yang mengambil nyawa warga Ekuador tidak akan dibiarkan begitu saja. Kami akan bertindak dengan kekuatan," cuit Lasso.

“Tidak ada yang akan beristirahat sampai @PoliciaEcuador menangkap pelakunya. Kami menghadapi perang melawan geng-geng narkoba yang berniat menaklukkan kami,” kata Pablo Arosemena, Gubernur Provinsi Guayas, yang beribu kota Guayaquil, di Twitter.

Kementerian olahraga negara itu mengonfirmasi pembunuhan Quinonez di Twitter, memberi penghormatan kepada "pelari cepat terbesar yang pernah dilahirkan di negara ini".

“Kami telah kehilangan seorang olahragawan hebat, seseorang yang memungkinkan kami untuk bermimpi, yang menggerakkan kami,” kata kementerian itu.

Quinonez memegang rekor Ekuador untuk sprint 200 meter dengan waktu 19,87 detik. Dia finalis Olimpiade London 2012, meraih tempat ketujuh setelah bersaing di semifinal di jalur sebelah Usain Bolt, legenda atletik Jamaika. Quinonez meraih perunggu nomor 200 meter Kejuaraan Dunia 2019 di Qatar.

Komite Olimpiade Ekuador mengatakan kematian Quinonez “meninggalkan kita dengan rasa sakit yang mendalam” dan bahwa “warisan akan selamanya tinggal di hati kita”.

“Saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan kesedihan, ketidakberdayaan, dan kemarahan yang menguasai saya,” tulis Andrea Sotomayor, Sekjen Komite Olimpiade Ekuador.

“Alex Quinonez adalah sinonim dari kerendahan hati dan contoh nyata dari ketahanan. Kehilangannya meninggalkan kami dengan rasa sakit di dada kami.”

Sebagai penghormatan, pada Minggu warga Ekuador bisa melihat peti mati atlet ditempatkan di kapel yang terbakar di stadion sepak bola di kota itu, kata kementerian olahraga.

Pembunuhan Quinonez terjadi saat kekerasan meningkat secara dramatis di Ekuador dalam beberapa bulan terakhir.

Antara Januari dan Oktober tahun ini, negara itu mencatat hampir 1.900 kasus pembunuhan, dibandingkan dengan sekitar 1.400 kasus pada 2020, menurut pemerintah.

Presiden Lasso menetapkan keadaan darurat di seluruh negeri pekan lalu dan dijadwalkan 60 hari terakhir dengan militer turun ke jalan untuk berpatroli dan melakukan pencarian.

Quinonez sedang mempersiapkan untuk pelatihan untuk kembali ke trek dan partisipasi akhirnya di Kejuaraan Dunia Atletik di Oregon, Amerika Serikat, tahun depan.

Dia sebenarnya penantang serius untuk medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 2021, tapi dia tidak dapat bersaing karena sanksi dari Federasi Atletik Internasional karena tidak melaporkan dengan benar keberadaannya untuk tes anti-doping di luar kompetisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.