Suntikan Booster Kemungkinan Diberlakukan Tahun Depan

Sekarang tengah dikaji oleh lembaga penelitian bekerja sama dengan ITAGI untuk melihat kombinasi mana yang baik, antara Sinovac boosternya juga Sinovac atau AstraZeneca dengan Sinovac. Bahkan, bisa juga AstraZeneca dengan Sinovac dan Pfizer.

Tim Redaksi

27 Okt 2021 - 19.48
A-
A+
Suntikan Booster Kemungkinan Diberlakukan Tahun Depan

Ilustrasi/Antara

Bisnis, JAKARTA – Pemerintah berencana untuk memberikan suntikan booster bagi masyarakat di Tanah Air. Sejauh ini. masih dikaji vaksin yang akan digunakan sebagai booster atau penguat dua vaksinasi sebelumnya.

"Jadi sekarang tengah dikaji oleh lembaga penelitian bekerja sama dengan ITAGI untuk melihat kombinasi mana yang baik, antara Sinovac booster-nya juga Sinovac atau AstraZeneca dengan Sinovac. Bahkan, bisa juga AstraZeneca dengan Sinovac dan Pfizer. Diharapkan penelitian [vaksin booster] di akhir tahun bisa selesai," tutur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam siaran resmi, Selasa (26/10/2021).

Menkes berharap studi tersebut bisa menjadi basis untuk kebijakan vaksinasi booster ke depan. Dia menambahkan, sesuai syarat WHO, pemerintah memastikan vaksinasi booster diberikan kepada kalangan masyarakat yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 dan mengalami defisiensi imunitas.

“Mereka adalah para tenaga kesehatan dan lansia, disusul dengan pengidap HIV dan kanker,” kata Budi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per 26 Oktober 2021 pukul 12.00  tercapai 184 juta dosis vaksin yang telah disuntikan ke masyarakat. Suntikan dosis pertama sebanyak 114.347.101 juta atau 54,90 persen masyarakat yang menerima suntikan. Total vaksinasi dosis dosis lengkap atau kedua sebanyak 69.130.122 juta orang atau 33,19 persen dari sasaran vaksinasi 208.265.720 orang.

Pfizer, J&J, dan Moderna

Pemerintah kian giat mengkaji booster untuk jenis vaksin lain setelah penerima vaksin Pfizer, J&J, dan Moderna dapat melakukan suntik booster, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan ada kemungkinan jenis vaksin Covid-19 yang telah disuntikan ke masyarakat bisa dicampur dengan merek lain.

Dia mencontohkan, penerima Sinovac dapat menerima vaksin AstraZeneca.

WHO menyarankan dosis tambahan hanya diberikan kalau tubuh tidak merespons sesuai dengan seharusnya, atau karena kekebalan mulai berkurang seiring waktu berjalan.

Menkes sempat merencanakan pemberian booster secara berbayar pada tahun depan. Hal itu dikecualikan bagi masyarakat yang terdaftar sebagai anggota penerima bantuan iuran (PBI). Mereka akan mendapatkan satu kali vaksin booster secara gratis.

Syarat Mendapatkan Booster

Amerika melalui CDC menjadi pihak pertama yang membolehkan pemberian booster dengan merek vaksin berbeda. Lampu hijau diberikan CDC AS terhadap penerima vaksin J&J dan Moderna. Sebelumnya, CDC hanya memperbolehkan booster bagi penerima vaksin Pfizer BioNTech. 

Meskipun menerima salah satu dari tiga jenis vaksin tersebut, CDC menyebutkan beberapa ketentuan untuk mendapatkan booster.

Mengutip Centre for Disease Control and Prevention (CDC), Rabu (27/10/2021), bagi masyarakat yang mendapatkan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, suntikan booster direkomendasikan untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas dan yang sudah divaksinasi dua bulan lalu atau lebih.

Untuk individu yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna, mereka yang memenuhi syarat mendapatkan suntikan booster adalah yang sudah menerima suntikan awal pada 6 bulan atau lebih. Adapun, perinciannya sebagai berikut:

Usia 65 tahun ke atas

Usia 18+ yang tinggal dalam pengaturan perawatan jangka panjang

Usia 18+ yang memiliki kondisi medis yang mendasarinya

Usia 18+ yang bekerja atau tinggal di lingkungan berisiko tinggi

Selain kelompok usia tersebut, booster lebih diperuntukkan bagi pekerja yang memiliki risiko sangat tinggi dalam penularan Covid-19. 

Orang berusia 18 – 64 tahun dengan peningkatan risiko paparan dan penularan Covid-19 karena lingkungan kerja atau institusional dapat memperoleh suntikan vaksin Pfizer-BioNTech berdasarkan manfaat dan risiko masing-masing. 

Orang berusia 18 – 64 tahun yang bekerja atau tinggal di lingkungan tertentu (misalnya, perawatan kesehatan, sekolah, fasilitas pemasyarakatan, tempat penampungan tunawisma) mungkin berisiko lebih tinggi terpapar Covid-19, yang dapat menyebar di tempat mereka bekerja atau tinggal.

Hal itu karena risiko tersebut dapat bervariasi di seluruh lingkungan dan berdasarkan seberapa banyak Covid-19 menyebar di suatu komunitas.

Orang berusia 18–64 tahun yang berisiko lebih tinggi untuk terpapar dan menularkan Covid-19 karena lingkungan pekerjaan atau institusional dapat mendapatkan suntikan tambahan. setelah mempertimbangkan risiko dan manfaat masing-masing.

Rekomendasi ini dapat berubah di masa mendatang seiring dengan lebih banyak data tersedia. (Annasa Rizki, Novita Sari Simamora, Akbar Evandio, Edi Suwiknyo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.