Tapak Tilas Chevron di Blok Rokan, Selamat Datang Pertamina

Dengan segala dinamika yang ada sejak hampir 7 dekade ke belakang, Blok Rokan terus mencatatkan banyak sejarah bagi industri migas Tanah Air. Sudah sepatutnya pula kita mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi Chevron kepada negeri ini.

8 Agt 2021 - 19.33
A-
A+
Tapak Tilas Chevron di Blok Rokan, Selamat Datang Pertamina

Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. Dok: SKK Migas

Bisnis, JAKARTA — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-76 RI pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kado istimewa dari sektor migas. Setelah lebih dari 50 tahun Blok Rokan dikelola oleh perusahaan minyak Amerika Serikat PT Chevron Pacific Indonesia, mulai besok resmi beralih ke PT Pertamina (Persero).

Bila dirunut ke belakang, sudah sepatutnya Indonesia berterima kasih kepada empat orang yang dikirimkan oleh Standard Oil Company of California pada 97 tahun silam untuk melakukan sebuah ekspedisi geologis ke pulau Sumatra.

Pada 1930, pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Standard Oil Company of California atau Socal bersama dengan Belanda membentuk Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM) yang merupakan cikal bakal PT Chevron Pasific Indonesia seperti yang dikenal saat ini.

Dari ekspedisi yang berlanjut pada upaya eksplorasi demi eksplorasi hingga mengebor hampir 3.000 lubang, akhirnya geolog Socal berhasil menemukan potensi minyak di Lapangan Duri, Bengkalis.

Selanjutnya, sejak April 1952 Lapangan Minas mulai berproduksi untuk pertama kalinya dan Februari 1954 Lapangan Duri mulai berproduksi. Minyak yang dihasilkan dari kedua lapangan itu adalah 42.800 barel per hari.

Sejak barel minyak pertama kali diangkat pada 1952 sampai dengan masa berakhirnya production sharing contract Chevron di Blok Rokan pada 8 Agustus 2021, total minyak mentah yang diproduksi dari Blok Rokan dan tiga blok lainnya telah menembus 12 miliar barel.

Praktisi Perminyakan Erwin Suryadi menilai sejarah panjang Wilayah Kerja Rokan tersebut memperlihatkan bahwa usaha untuk menemukan dan mengangkat hidrokarbon dari perut bumi ke permukaan merupakan sebuah proses panjang dan memerlukan biaya yang sangat tinggi.

Untuk itu, semua pihak yang telah mendukung keberhasilan dari penemuan tersebut seperti dari pemerintah, investor, maupun pihak-pihak pendukung lainnya perlu mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.

Dia menjabarkan wilayah kerja Rokan yang ditemukan oleh Caltex tersebut memiliki luas wilayah kerja seluas 6.264 km persegi dan 115 lapangan produksi pernah mencapai sejarah produksi tertinggi pada 1973 dengan menyentuh angka hampir 1 juta barel per hari, dengan rata-rata kontribusi produksi sejak 1951—2020 adalah sekitar 46% dari produksi nasional Indonesia.

“Ini adalah sebuah kontribusi yang sangat besar dan luar biasa yang memberikan andil bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi bagi Indonesia dan khususnya Provinsi Riau,” tuturnya seperti dikutip Antara, Minggu (8/8/2021).

Dia menegaskan 8 Agustus 2021 menjadi sebuah tanggal yang bersejarah dan perlu dicatat oleh para pelaku di industri migas karena merupakan tanggal berakhirnya pengelola wilayah kerja Rokan dari Chevron ke PT Pertamina Hulu Rokan, sesuai dengan amanat pemerintah melalui Menteri ESDM pada 2018.

Namun, kita tidak bisa menampik bahwa selama masa beroperasi, Chevron juga telah meninggalkan berbagai warisan yang telah membangun peradaban di Riau, berbagai infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia telah dilakukan.

Infrastruktur pertama yang dibangun oleh Chevron adalah pembangunan Jalan Duri-Dumai pada 1958. Satu tahun kemudian, Jembatan Ponton Sungai Siak dan jalan Pekanbaru-Dumai sepanjang 180 kilometer selesai dibangun dan diresmikan.

Jembatan Siak IV atau yang dikenal dengan nama Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit). - Bisnis/Foto/foto: Himawan L. Nugraha

Jalan aspal Pekanbaru-Dumai yang 89 km di antaranya dari total panjang 180 km dikerjakan oleh Chevron diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Chevron juga turut membangun SMA 1 Pekanbaru yang merupakan sekolah menengah atas pertama di Riau kala itu.

Tak hanya itu, Chevron juga mewariskan SMA 1 Minas, SMA 1 Dumai, Politeknik Caltex Riau, Darmasiswa Chevron Riau, hingga Energy Corner yang merupakan perpustakaan di Riau.

Peninggalan itu akan menjadi warisan abadi Chevron di Indonesia setelah berakhirnya masa pengelolaan Blok Rokan oleh Chevron pada 8 Agustus pada pukul 24.00 WIB.

Hal itu sesuai dengan keputusan pemerintah Indonesia pada Juli 2018 yang telah memutuskan Blok Rokan akan dikelola oleh Pertamina setelah kontrak PT Chevron Pacific Indonesia berakhir.

Dalam perjalanannya alih kelola Blok Rokan pun telah melewati banyak dinamika di dalamnya, mulai dari perjanjian investasi pada masa transisi guna menahan penurunan laju produksi, formula EOR, sampai dengan pengalihan pembangkit listrik dan uap yang ada di Blok Rokan.

September 2020, Chevron secara resmi meneken perjanjian untuk mengakselerasi investasi di WK Rokan dengan nilai investasi US$115 juta untuk mengebor 118 sumur selama 2 tahun.

Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) resmi menandatangani sales and purchase agreement (SPA) atau perjanjian jual beli saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang dimiliki oleh Chevron Standard Limited (CSL), Selasa (6/7/2021).

Di tangan Pertamina, asa besar bertumpu pada perusahaan energi pelat merah tersebut. Produksi di Blok Rokan bahkan ditargetkan mencapai 175.000—180.000 barel per hari.

Target itu lebih tinggi dari target produksi yang dipatok dalam APBN 2021 sebesar 165.000 barel per hari. Peningkatan produksi tersebut akan dihasil dari meningkatnya jumlah pengeboran yang akan dilakukan Pertamina.

Untuk program pengeboran, Pertamina akan melakukan pengeboran sebanyak 84 sumur dan rencana program CPI yang akan di-carry over ke Pertamina sebanyak 77 sumur, sehingga total 161 sumur selama Agustus—Desember 2021.

Praktisi Migas Tumbur Parlindungan mengatakan terdapat sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan oleh Pertamina saat mengelola Blok Rokan di antaranya adalah menjaga kapasitas produksi dan pengalihan teknologi.

Dengan masuknya Pertamina diharapkan adanya sumber-sumber baru di Blok Rokan, mengingat dengan kondisi lapangan yang sudah tua, Pertamina tidak bisa hanya mengandalkan lapangan eksisting.

"Kita tidak bisa lagi mengharapkan dari yang sudah ada kecuali ada temuan baru itu orang suka lupa begitu lapangan decline untuk menaikan produksinya harus ada temuan baru, kalau tidak ada temuan baru tidak bakal bisa naik," kata Tumbur kepada Bisnis, baru-baru ini.

Sementara itu, untuk masalah teknologi, Pertamina mau tidak mau harus menggandeng mitra strategis untuk bisa mendapatkan teknologi yang lebih baik dan dibutuhkan untuk mengelola Blok Rokan.

"Kalau mau mengadopsi teknologinya ya kita beli teknologinya dengan cara berpartner, dengan company yang punya teknologi," ungkapnya.

Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro berpendapat bahwa dalam bisnis migas tidak bisa hanya mengacu pada kenaikan volume target tertentu, tetapi perlu juga diperhatikan biaya produksi yang lebih ekonomis.

Dia menambahkan apabila produksi di Blok Rokan ditingkatkan pada level tertentu, biaya produksi yang dihasilkan harus tetap masuk dalam skala keekonomian bisnis.

"Tidak hanya volume tapi juga secara bisnisnya, jadi katakalah Rokan bisa nambah 100.000 tapi kalau untuk nambahnya lebih mahal dari pada impor oil kan tidak ketemu kemudian," ujarnya.

Dengan segala dinamika yang ada sejak hampir 7 dekade ke belakang, Blok Rokan terus mencatatkan banyak sejarah bagi industri migas Tanah Air.

Sudah sepatutnya pula kita mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi Chevron kepada negeri ini. Semoga Pertamina bisa melanjutkan pengelolaan Chevron selama ini di Blok Rokan dan menghasilkan yang lebih baik lagi.

Sampai akhirnya, kita bisa melepaskan kepergian Chevron ucapan ‘terima kasih Chevron dan selamat datang Pertamina’.

Reporter: Muhammad Ridwan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.