Atas Nama Stabilitas, Biden Ingin Powell Pimpin Lagi the Fed

Mosi percaya Biden terletak pada kemampuan Republikan berumur 68 tahun itu mengelola ekonomi sepanjang pandemi. Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi pascapandemi dan peningkatan lapangan kerja memvalidasi pemilihan Powell untuk masa jabatan empat tahun kedua.

Nindya Aldila & Sri Mas Sari

23 Nov 2021 - 21.51
A-
A+
Atas Nama Stabilitas, Biden Ingin Powell Pimpin Lagi the Fed

Ketua Federal Reserve Jerome Powell./ Reuters

Bisnis, JAKARTA – Kepemimpinan Jerome Powell di Federal Reserve yang mampu memberikan iklim kondusif bagi penciptaan lapangan kerja pascapandemi telah mencuri hati Presiden Joe Biden.

Biden mengesampingkan kegugupan Powell mengatasi inflasi yang melesat di atas ekspektasi, juga mengabaikan hasutan beberapa anggota parlemen, termasuk dari Demokrat, yang menginginkan perubahan kepemimpinan the Fed.

Biden, Senin (22/11/2021), menunjuk Powell untuk kembali menjabat Ketua the Fed, mengakhiri bulan-bulan penuh spekulasi tentang siapa yang akan memimpin bank sentral empat tahun ke depan. Powell sekitar empat tahun lalu ditunjuk oleh Presiden Donald Trump untuk mengomandoi bank sentral. Jabatannya akan berakhir Februari 2022.

Mosi percaya Biden terletak pada kemampuan Republikan berumur 68 tahun itu mengelola ekonomi sepanjang pandemi. Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi pascapandemi dan peningkatan lapangan kerja memvalidasi pemilihan Powell untuk masa jabatan empat tahun kedua.

“Rekor penciptaan lapangan kerja. Rekor pertumbuhan ekonomi. Rekor penciptaan UKM baru. Itu adalah kisah yang seharusnya memberi kita kepercayaan diri tentang ekonomi yang sedang kita bangun,” kata Biden di Gedung Putih, dikutip Bisnis.com dari Bloomberg.

Selain meyakini Powell adalah orang yang tepat untuk memimpin bank sentral mengawal ekonomi AS yang terus membaik, Biden juga percaya the Fed akan mampu menghambat inflasi dan mengatasi dampak perubahan iklim di bawah komando Powell.  

"Kami memahami banyak ketakutan dan ketidakpastian di negara. Kami tahu ini sulit bagi keluarga untuk bertahan dengan kenaikan harga bensin, makanan, rumah, dan barang esensial lainnya," tuturnya.  

Biden mengatakan dia memilih untuk tidak mengganti Powell dengan calon yang lebih liberal karena AS membutuhkan stabilitas dan independensi di bank sentral. Dia mengatakan telah berusaha untuk menghindari politisasi pencalonan.

"Jay [Powell] telah membuktikan independensi yang saya hargai. Dalam pemerintahan terakhir, dia menentang campur tangan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya," lanjut Biden.

Ekonom pada umumnya menilai positif bank sentral yang independen karena mereka memungkinkan penentu kebijakan moneter membuat pilihan politik yang tidak populer dalam jangka pendek, tetapi baik untuk kesehatan jangka panjang.

"Menunjuk kembali Jerome Powell membantu meringankan beberapa kekhawatiran tentang politik yang membahayakan independensi Federal Reserve," kata Kepala Analis Keuangan Bankrate.com Greg McBride.

Powell mengatakan akan mendukung peningkatan tenaga kerja dan menekan inflasi setelah mendapat dukungan dari Presiden Biden untuk meneruskan masa jabatan keduanya.
"Kami akan menggunakan cara kami baik untuk mendukung ekonomi dan pasar tenaga kerja yang kuat dan untuk mencegah inflasi yang lebih tinggi,” katanya di Gedung Putih.

BERISIKO DI SENAT

Alih-alih menempatkannya sebagai pengganti Powell, Biden menominasikan Lael Brainard --Gubernur Federal Reserve yang disukai oleh kaum progresif Demokrat untuk menjadi ketua the Fed--sebagai Wakil Ketua the Fed. Menurutnya, Powell dan Brainard memiliki tujuan yang sama dengannya, bahwa bank sentral harus berbuat lebih banyak untuk membantu mendorong kelas menengah dan menghadapi risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Brainard, kata Biden, memiliki ‘suara teguh’ di bank sentral untuk pekerja Amerika. Dia memimpin upaya the Fed untuk memastikan sistem perbankan melayani semua orang.

“Di mana pun Anda tinggal atau apa pun latar belakang Anda, setiap orang Amerika dapat memiliki akses kredit yang mereka butuhkan," ujar Biden. 

Brainard mengatakan akan memprioritaskan kelas pekerja dan menurunkan inflasi.

"Ini berarti [kami] mendukung ekonomi yang mencakup semua orang. Ini berarti memastikan bahwa pasar keuangan maju pesat dan tangguh, dan ekonomi berkelanjutan untuk generasi mendatang," ujar Brainard.

Pengangkatan kembali Powell sebagai Ketua Federal Reserve diperkirakan akan berjalan mulus di meja Senat. Sebagai orang pilihan eks Presiden Donald Trump, Powell diperkirakan akan menghimpun dukungan Partai Republik yang signifikan di majelis tinggi.

Ketua Komite Perbankan Senat sekaligus seorang Demokrat Ohio, Sherrod Brown, dan Republikan terkemuka dari Pennsylvania, Patrick Toomey, mengindikasikan mereka akan mendukung pencalonan kembali Powell.
Sebelum keputusan ini, Biden telah berdiskusi dengan para pengambil kebijakan seperti Brown dan Senator Elizabeth Warren yang progresif dan tidak menginginkan Powell kembali menjabat.
Adapun, lingkaran lainnya yang juga memberikan saran di antaranya Menteri Keuangan Janet Yellen yang juga mantan Ketua the Fed dan Direktur Komite Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese.

Namun, BBC menganalisis keputusan Biden mungkin akan membuat marah kaum kiri di partainya. Beberapa kaum liberal di Senat telah berjanji menentang Powell dalam pemungutan suara di majelis.

Biden mungkin berpikir bahwa dengan memilih Lael Brainard yang lebih berhaluan kiri untuk menjadi wakil ketua, dia akan meredakan beberapa ketidakpuasan ini. Namun, kaum liberal sepertinya tidak puas karena menginginkan the Fed lebih agresif mengatasi ketimpangan pendapatan melalui kekuatan perbankan.

“Biden lebih memilih stabilitas di Federal Reserve saat bank sentral harus menaikkan suku bunga kelak dan menghadapi tantangan Covid-19 yang menempatkan ekonomi AS dalam posisi genting.”

Presiden, tutur BBC, mungkin menganggap Powell sebagai pilihan yang aman, dengan beberapa Republikan telah menawarkan dukungan mereka. Akan tetapi, jika Demokrat di Senat pecah akibat pencalonan Powell, itu mungkin membuat mereka lebih sulit untuk tetap bersatu meloloskan UU belanja sosial Biden yang disebut Build Back Better, sebuah konsekuensi politik yang serius bagi Demokrat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.