Rupiah Makin Perkasa Usai The Fed Beri Pernyataan Hawkish

Pelaku pasar juga melakukan aksi ambil untung yang menekan dolar AS. Hal itu menguntungkan sebagian mata uang Asia, termasuk rupiah.

Hafiyyan & Mutiara Nabila

16 Des 2021 - 11.07
A-
A+
Rupiah Makin Perkasa Usai The Fed Beri Pernyataan Hawkish

Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis - Fanny Kusumawardhani

Bisnis, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu dipicu pernyataan Federal Reserve (the Fed) terkait pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga. 

Dari pantauan Bisnis, rupiah dibuka menguat dengan kenaikan 8,5 poin atau 0,06 persen menjadi Rp14.325,5 per dolar AS pada pukul 09.08 WIB. Sementara indeks dolar AS terkoreksi 0,1 persen ke level 96,411.

Pada pukul 10.03 WIB, rupiah kembali naik 16 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.318 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS turun 0,1 persen ke level 96,415.

Rupiah dibuka menguat bersama won Korea Selatan yang naik 0,27 persen, peso Filipina 0,20 persen, dan yen China 0,03 persen. Selain itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia juga melemah 0,14 persen menjadi 96,430. Namun, dolar AS naik 0,2 persen menjadi 96,737 setelah pernyataan Fed.

 

 

Mengutip Antara, the Fed menyatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret 2022. Ancaman inflasi yang tinggi di AS juga mendorong Powell bersiap menaikkan suku bunga secepatnya setelah berakhirnya stimulus moneter.

The Fed berencana menaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada 2022. Para pejabat the Fed juga memperkirakan inflasi akan mencapai 2,6 persen tahun depan, dibandingkan dengan 2,2 persen yang diproyeksikan pada bulan September.

Tim Riset Monex Investindo Futures mengatakan sikap hawkish the Fed pada pertemuan dini hari Kamis (16/12/2021) memicu minat pada aset berisiko. "Pelaku pasar memandang tidak adanya pernyataan waktu berakhirnya stimulus dan kenaikan suku bunga dari Powell sebagai peluang untuk melepas posisi profit dolar AS dan mencari peluang baru di aset yang lebih berisiko," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX), Kamis (16/12/2021).

Sebelumnya, Powell sudah pernah menyebutkan akan mengakhiri stimulus moneter pada pertengahan tahun 2022, dan menaikkan suku bunga di akhir tahun yang sama. Dengan kondisi inflasi yang terus mengancam, Powell kembali memberikan pernyataan untuk mempercepat program pengetatan beberapa bulan lebih cepat dari rencana awal the Fed.

"Kurangnya kejelasan waktu yang pasti tentang pelaksanaan pengetatan pada pernyataan semalam, memicu sebagian pasar mengambil posisi ambil untung sehingga berbalik menekan dolar AS turun," kata MIFX.

Dolar AS telah didukung oleh ekspektasi bahwa suku bunga AS akan naik lebih cepat daripada di negara lain. The Fed bergerak lebih cepat ketimbang Bank Sentral Eropa (ECB), misalnya, untuk menarik kembali dukungan moneter bagi perekonomian dalam menghadapi pandemi virus corona yang berkembang.

ECB dan bank sentral Inggris (BoE) akan mengadakan pertemuan kebijakan mereka pada hari Kamis waktu setempat. Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir hari ini akan memberikan kepastian kebijakan ke depan, terutama mengantisipasi hawkish the Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.