Belajar dari Covid Eropa, Waspadai Varian Delta!

Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan agar Indonesia terus waspada. Belajar dari kasus Covid Eropa, peningkatan kasus bisa saja terjadi.

Nancy Junita

8 Nov 2021 - 14.49
A-
A+
Belajar dari Covid Eropa, Waspadai Varian Delta!

Ilustrasi/Antara

Bisnis, JAKARTA - Indonesia diminta belajar dari kasus covid Eropa yang melonjak. Peningkatan kasus Covid-19 masih bisa terjadi jika protokol kesehatan dan pencegahan penularan Covid-19 tidak diterapkan dengan ketat.

Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan agar Indonesia terus waspada. Belajar dari kasus Covid Eropa, peningkatan kasus bisa saja terjadi.

Sejauh ini, tren kasus Covid-19 di Indonesia terus alami penurunan selama diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.

Namun, Dicky mengingatkan peningkatan kasus bisa saja terjadi jika Indonesia abai. 

“Dalam 2 pekan terakhir ada pesan penting dari kasus Eropa. Baik infeksi, yang dirawat di rumah sakit, maupun kematian meningkat. Ini menjadi pesan penting, ada fenomena perburukan situasi yang masih bisa terjadi akibat varian Delta ini,” ujar Dicky saat dihubungi Bisnis, Senin (8/11/2021).

Dicky menyebutkan soal penangan Covid di Eropa selama ini.

“Kita tahu Eropa negara yang sangat baik dalam segi surveilens genomic, termasuk cakupan vaksinasinya. Namun, di tengah upaya-upaya bagus seperti intervensi-intervensi tadi, bisa porak-poranda oleh Delta ini,” lanjut Dicky.

Manfaat PPKM Bertingkat

Dicky menuturkan, tanda-tanda pengabaian terlihat saat ada peningkatan kasus di 105 kabupaten/kota wilayah Indonesia pada Oktober.

Menurutnya, tren kenaikan di 105 kabupaten/kota tersebut merupakan fenomena gunung es. Hal itu disebabkan adanya kasus yang tidak terdeteksi.

“Contoh di Amerika saja, saat ada 1 orang yang terdeteksi berarti ada 8 orang yang belum terdeteksi. Kalau mau merujuk kira-kira seperti di kita juga. Ini harus ditindaklanjuti dengan peningkatan 3T (testing, tracing, treatmen)-nya. Ini yang harus dilakukan di 105 kabupaten/kota tadi, harus ditemukan kasusnya dan diisolasi-karantina,” tegas Dicky.

Pria yang pernah berkarier di Kementerian Kesehatan itu menilai PPKM bertingkat sangat berdampak positif terhadap pengendalian Covid-19.

Selama wabah Virus Corona belum berakhir, kata dia, pemerintah harus terus memberlakukan PPKM.

“Dengan konteks itulah, meskipun PPKM bertingkat ini bermanfaat dalam meredam, mengendalikan situasi. Dia penjaga gawangnya,”ucapnya.

Jangan Puas dengan Vaksinasi

Dicky berpesan, agar semua pihak tidak puas dengan vaksinasi yang sudah meluas. Dia meminta masyarakat pun terus disiplin 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Jadi, penanggulangan pandemi tidak cukup dengan vaksinasi, tapi juga harus lewat peningkatan 3T dan jangan diabaikan 5M-nya,” tegas Dicky.

Selama perpanjangan PPKM yang dimulai pada 2 November 2021, tren kasus Covid-19 terus menurun sepekan terakhir.

Berdasar catatan Bisnis, dalam 6 hari terakhir perpanjangan PPKM, terdapat 3.404 kasus, sedangkan pekan sebelumnya terdapat 4.439 kasus.

Pemerintah menetapkan PPKM selama 14 hari, mulai 2 hingga 15 November 2021, untuk meredam penyebaran Virus Corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.