BP Batam dan Sunseap Group Tanda Tangani Proyek US$2 Miliar

FPV diproyeksikan memiliki kapasitas 2,2 GWp dan membentang sekitar 1.600 hektare, menjadikannya FPV terbesar di dunia hingga saat ini. ESS juga direncanakan menjadi ESS terbesar dengan kapasitas penyimpanan lebih besar dari 4.000 MWhr.

Zufrizal
21 Jul 2021 - 15.44
A-
A+
BP Batam dan Sunseap Group Tanda Tangani Proyek US$2 Miliar

PLTS Terapung Cirata 145 MW yang terbesar di Asia Tenggara/BKPM

Bisnis, JAKARTA — Perusahaan asal Singapura, Sunseap Group, dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menandatangani nota kesepahaman untuk pembangunan sistem fotovoltaik terapung dan sistem penyimpanan energi pada reservoir di Pulau Batam, Indonesia. Proyek ini diperkirakan bernilai sekitar US$2 miliar.

Berdasarkan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tersebut, Sunseap akan mengembangkan sistem fotovoltaik terapung (floating photovoltaic/FPV) dan sistem penyimpanan energi (energy storage system/ESS) di Waduk Duriangkang di selatan Pulau Batam. 

FPV diproyeksikan memiliki kapasitas 2,2 GWp dan membentang sekitar 1.600 hektare, menjadikannya FPV terbesar di dunia hingga saat ini. ESS juga direncanakan menjadi ESS terbesar dengan kapasitas penyimpanan lebih besar dari 4.000 MWhr.

Waduk Duriangkang merupakan waduk terbesar di Batam dan pada awalnya merupakan teluk air asin. Dengan volume 101,2 juta meter kubik, Waduk Duriangkang mendukung lebih dari 50 persen pasokan air bersih ke Pulau Batam. 

Panel surya terapung, kata Sunseap melalui siaran pers, Rabu (21/7/2021), akan bermanfaat untuk mengurangi penguapan sehingga menahan lebih banyak air di dalam reservoir. Secara bersamaan, air juga akan menjaga panel surya tetap dingin sehingga panel dapat menghasilkan lebih banyak energi bersih, menciptakan hubungan sinergis.

Sunseap mengharapkan pembangkit listrik tenaga surya untuk menghasilkan lebih dari 2.600 GWh listrik per tahun, berpotensi mengurangi lebih dari 1,8 juta ton karbon per tahun. Ini setara dengan mengambil lebih dari 400.000 mobil dari jalan setiap tahun.

 

Sunseap juga berencana untuk mendirikan Sunseap Academy di Batam, yang akan melihat perekrutan dan transfer keahlian ke lebih dari 3.000 penduduk lokal yang akan terlibat dalam pembangunan FPV dan ESS terbesar di dunia.

Frank Phuan, Co-Founder dan Chief Executive Officer Sunseap, mengatakan bahwa proyek hyperscale ini merupakan tonggak penting bagi Sunseap segera setelah perusahaan menyelesaikan ladang sel surya terapung lepas pantai pertama di Singapura di sepanjang Selat Johor. 

“Kami percaya bahwa sel surya terapung akan sangat membantu mengatasi kendala lahan yang menjadi bagian urbanisasi di Asia Tenggara. hadapi dalam memanfaatkan energi terbarukan."

Sunseap mengatakan energi yang dihasilkan dan disimpan akan memasok energi surya non-intermiten 24 hari dalam seminggu. Sebagian dari energi hijau akan dikonsumsi di Batam sementara sisanya berpotensi diekspor ke Singapura sekitar 50 km jauhnya melalui kabel bawah laut.

Muhammad Rudi, Ketua BP Batam, mengatakan bahwa investasi oleh Sunseap ini akan menjadi dorongan tepat waktu bagi industri Batam karena mereka berusaha untuk mengurangi jejak karbon dari operasi mereka. 

“Pada saat yang sama, itu akan menciptakan lapangan kerja dan mentransfer keterampilan ke tenaga bersih Batam sektor energi."

Proyek ini akan dibiayai melalui campuran pinjaman bank dan sumber daya internal. Konstruksi direncanakan dimulai pada 2022 dan direncanakan selesai pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Zufrizal

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.