Free

COP 26: Indonesia Disorot, 30 Institusi Finansial Berkomitmen

Indonesia mendapatkan sorotan khusus sebagai penanda tangan kesepakatan besar di KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.

M. Syahran W. Lubis

2 Nov 2021 - 17.42
A-
A+
COP 26: Indonesia Disorot, 30 Institusi Finansial Berkomitmen

Hutan Kalimantan. — WWF

Bisnis, JAKARTA – Indonesia, bersama tujuh negara lainnya, mendapat sorotan khusus sebagai penanda tangan “kesepakatan besar” KTT Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, sementara sedikitnya 30 perusahaan finansial global berkomitmen mengakhiri investasi dalam kegiatan yang terkait dengan deforestasi.

Sebagaimana dilansir BBC, lebih dari 100 pemimpin dunia berjanji mengakhiri dan membalikkan deforestasi pada 2030, dalam kesepakatan besar pertama KTT Iklim Conference of the Parties (COP)-26 di Glasgow, Skotlandia.

Brasil, tempat bentangan hutan hujan Amazon telah ditebang, akan menjadi salah satu penanda tangan pada Selasa (2/11/2021).

Negara-negara yang menyatakan akan menandatangani janji tersebut termasuk Kanada, Brasil, Rusia, China, Indonesia, Republik Demokratik Kongo (dahulu Zaire), Amerika Serikat, dan Inggris, memiliki sekitar 85% hutan dunia.

Sebelumnya, BBC secara spesifik menyebutkan bahwa Indonesia menyumbang perubahan iklim dengan pengembangan perkebunan sawit. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo ketika berpidato di COP26 tidak secara khusus mengatakan akan menghentikan pengembangan perkebunan sawit. Bahkan, Jokowi mengeluhkan diskriminasi atas sawit Indonesia oleh Uni Eropa.

Janji atau kesepakatan deforestasi tersebut mencakup hampir 14 miliar pound sterling dana publik dan swasta.

Para ahli menyambut baik langkah tersebut, tetapi memperingatkan bahwa kesepakatan sebelumnya pada 2014 telah "gagal memperlambat deforestasi sama sekali" dan komitmen perlu diwujudkan.

Penebangan pohon berkontribusi terhadap perubahan iklim karena menghabiskan hutan yang menyerap sejumlah besar gas CO2 yang menghangat.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjadi tuan rumah pertemuan global di Glasgow, akan menyebut kesepakatan Selasa sebagai "perjanjian penting untuk melindungi dan memulihkan hutan Bumi". "Ekosistem besar yang penuh sesak ini adalah paru-paru planet kita," katanya

Sebagian dari dana 14 miliar pound akan diberikan ke negara-negara berkembang untuk memulihkan lahan yang rusak, mengatasi kebakaran hutan dan mendukung masyarakat adat.

Pemerintah dari 28 negara juga akan berkomitmen untuk menghapus deforestasi dari perdagangan global makanan dan produk pertanian lainnya seperti minyak kelapa sawit, kedelai, dan kakao.

Industri-industri ini mendorong hilangnya hutan dengan menebang pohon untuk memberi ruang bagi hewan untuk merumput atau tanaman untuk tumbuh.

Lebih dari 30 perusahaan keuangan terbesar dunia, termasuk Aviva, Schroders, dan Axa, juga akan berkomitmen untuk mengakhiri investasi dalam kegiatan yang terkait dengan deforestasi.

Dana 1,1 miliar pound akan dibentuk untuk melindungi hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia di Cekungan Kongo di Afrika.

Prof Simon Lewis, pakar iklim dan hutan di University College London, mengatakan: "Kabar baik, ada komitmen politik untuk mengakhiri deforestasi dari begitu banyak negara, dan pendanaan yang signifikan untuk melanjutkan perjalanan itu."

Namun, dia mengatakan kepada BBC bahwa dunia "telah berada di sini sebelumnya" dengan sebuah deklarasi pada 2014 di New York, Amerika Serikat, "yang sama sekali gagal memperlambat deforestasi".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.