Dipukul Sentimen Dalam dan Luar Negeri, IHSG Rontok 2,06 Persen

IHSG turun tajam hingga kembali ke level 6.500-an akibat sentimen keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan UU Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat serta antisipasi terhadap langkah tapering off the Fed.

Annisa Kurniasari Saumi & Emanuel Berkah Caesario

26 Nov 2021 - 15.48
A-
A+
Dipukul Sentimen Dalam dan Luar Negeri, IHSG Rontok 2,06 Persen

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (26/11) anjlok cukup dalam mencapai 2,06% hingga kembali ke level 6.500-an, jauh dari level rekornya di atas 6.700 yang sempat dicapai beberapa hari lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG anjlok ke level 6.561,55. Sejak pagi hari hingga akhir perdagangan di sore hari, IHSG konsisten terus melemah hingga akhirnya ditutup di level tersebut. Hanya ada 99 emiten yang menguat, sedangkan 476 saham lainnya melemah, dan 98 lainnya stagnan.

Kinerja IHSG itu terbentuk dari aktivitas perdagangan sebanyak 1,6 juta kali dengan nilai total transaksi Rp16,47 triliun. Ini menjadi salah satu hari dengan nilai transaksi tertinggi bulan ini. Dengan penurunan kinerja IHSG ini, total kapitalisasi pasar modal Indonesia kini mencapai Rp8.152,35 triliun.

Investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan nilai jual bersih atau net sell senilai Rp185,16 miliar. Saham yang paling banyak dijual yakni saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) masing-masing Rp322,2 miliar dan Rp109,9 miliar.

Selain kedua saham itu, investor asing juga melepas saham-saham tiga bank BUMN terbesar, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), masing-masing Rp81 miliar, Rp78 miliar, dan Rp70,3 miliar.

Di antara saham-saham yang berkinerja positif, saham PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU) tercatat sebagai emiten dengan penguatan tertinggi, yakni 34,43 persen atau atau terkena auto rejection atas (ARA) ke level Rp82.

Emiten lainnya yang juga melesat tinggi yakni PT Armada Berjaya Trans Tbk. (JAYA) sebesar 26,4 persen ke level Rp158 dan PT Sentral Mitra Informatika Tbk. (LUCK) sebesar 24,57 persen menjadi Rp436.

Turunnya IHSG ini tampaknya tidak terlepas dari pengumuman keputusan Mahkama Konstitusi hari ini yang memutuskan bahwa Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat selama tidak dilakukan perbaikan dalam jangka waktu 2 tahun setelah putusan dibacakan.

Keputusan ini berimplikasi serius, sebab itu berarti berbagai langkah dan rencana kebijakan pemerintah yang selama ini dilakukan berdasarkan UU tersebut akan tersendat. Hal ini pun tentu saja bakal mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.

Namun, terlepas dari itu, Analis Pasar Modal Indonesia Fendi Susiyanto mengatakan, IHSG ambruk bukan karena keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

"Kenapa IHSG turun, itu lebih banyak karena outlook atau persiapan diri penerapan tapering off oleh The Federal Reserve. Itu membuat pasar bereaksi negatif," kata Fendi saat dihubungi, Jumat (26/11).

Menurut Fendi, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di bursa regional, seperti di Indeks Hang Seng yang turun 2,6 persen, Indeks Nikkei turun 2,53 persen, dan Strait Times Index yang merosot 2,04 persen pukul 15.00 WIB.

"Rata-rata bursa regional turun 2 persenan. Jadi, bukan karena faktor keputusan MK karena UU Cipta Kerja, tetapi lebih banyak karena pasar menyikapi tapering off di akhir November," ucapnya.

Lebih lanjut, menurutnya keputusan MK yang menyatakan UU Cipta Kerja inkonstitusional tetap akan berpengaruh ke pasar, terutama dalam kepastian hukum. Pasalnya, keputusan tersebut akan membuat investor ragu dengan kepastian hukum di Indonesia.

"Selain itu, ada kekhawatiran dalam konteks akan ada demo susulan, yang membuat kekhawatiran bertambah ke investor. Ini kenapa ada dampaknya ke pasar," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.