Dua Tahun Merger Pelindo; Digitalisasi Berantas Pungli—Korupsi

Setelah dua tahun penggabungan, berbagai digitalisasi telah diterapkan Pelindo. Mulai dari sistem layanan operasional hingga transaksi pembayaran.

Jaffry Prabu Prakoso

20 Sep 2023 - 19.51
A-
A+
Dua Tahun Merger Pelindo; Digitalisasi Berantas Pungli—Korupsi

Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA – Sebelum memasuki kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Agoeng Bangkit menyempatkan diri untuk berbelanja di sebuah warung. Truk yang dibawa berisi barang-barang logistik dia kunci.

Tak banyak yang Agoeng beli. Kurang dari 15 menit, dia sudah kembali ke truk. Dari luar, tak ada yang aneh dari kendaraannya. Setelah masuk, seluruh barang berharga miliknya raib.

Tanjung Priok dikenal rawan oleh para pengemudi truk. Agoeng mengatakan bahwa pencurian merupakan salah satu muara kecil dari kriminalitas di sana.

Baca juga: Mengintip Strategi Tahun Kedua Merger Pelindo

Hulu dari semua itu adalah proses bongkar muat di pelabuhan yang lama. Tingginya aktivitas dan juga hilir mudik kendaraan logistik, membuat antrean truk mengular. Bahkan, hingga ke jalan raya.

Dari sinilah tindak kejahatan lahir. Baik dari sisi premanisme di luar pelabuhan maupun pungutan liar (pungli) saat kegiatan bongkar muat. Itu dulu. Kini setelah PT Pelindo (Persero) digabung menjadi satu, kriminalitas, khususnya di area pelabuhan lenyap.

Berdasarkan pengamatan Agoeng, terminal yang minim antrean bisa terjadi karena penerapan digitalisasi. Prosedur bongkar muat cepat apabila sudah tersistem.

“Di satu terminal itu tidak ada pungli karena ada aturan pengemudi dilarang turun dari atas kabin sehingga tidak ada interaksi antara pengemudi dan petugas,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/9/2023).


Truk pengangkut peti kemas melintasi kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta. Bisnis/Nurul Hidayat 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menjelaskan bahwa saat proses bongkar muat masih manual, terjadi antrean yang cukup panjang. Akibatnya, para pengemudi berdesakan meminta untuk didahulukan.

Belum lagi apabila kontainer yang akan diambil berada di tumpukan paling bawah. Ada saja oknum petugas yang malas memindahkan sehingga tidak dijadikan prioritas. 

Peluang transaksi di bawah tangan pun terjadi dari berbagai masalah tersebut. Siapa yang memberikan sogokan lebih besar, dia yang didahulukan. Ada pula pungutan untuk memindahkan kontainer.

Usai penggabungan (merger) Pelindo, terang Gemilang, interaksi antara manusia dengan manusia atau petugas dan pengemudi sudah tidak ada. Itu karena sistem elektronik yang dibuat Perseroan.

Melalui Single Truck Identification Data (TID), semua pergerakan truk yang masuk dan keluar Tanjung Priok bisa terdata. Bahkan, tercatat pula berapa lama kendaraan di dalam pelabuhan.

“Kalau pengemudi lama tidak dilayani, kita bisa lapor ke mereka [sistem] bahwa ini mobil saya sudah lama di dalam. Ini bisa dicek oleh manajemen sehingga permainan-permainan seperti itu [pungli] sekarang sudah bisa dihindari,” jelas Gemilang.

Digitalisasi yang diaplikasikan Pelindo berdampak cukup signifikan bagi pengusaha truk. Produktivitas mereka meningkat dan tidak ada lagi biaya tak terduga yang dikeluarkan untuk pengiriman logistik.

Digitalisasi Cegah Pungli hingga Korupsi

Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono menerangkan bahwa setelah dua tahun penggabungan, berbagai digitalisasi telah diterapkan Perseroan. Mulai dari sistem layanan operasional hingga transaksi pembayaran.




Upaya tersebut terbukti direspons positif oleh pelaku usaha. Berdasarkan catatan Perseroan, survei kepuasan pelanggan pada tahun 2021 dengan rata-rata skor 4,26 meningkat menjadi ditahun 2022 dengan rata-rata skor 4,27.

“Digitalisasi sangat membantu dalam pengawasan dan pencegahan terjadinya pungli maupun tindakan pelanggaran lainnya seperti fraud, korupsi, dan gratifikasi. Berdasarkan catatan kami, pada tahun 2023 belum terdapat laporan indikasi kejadian pungli yang melibatkan insan Pelindo,” ungkapnya. 

Baca juga: Komitmen Pelindo Tangani Korupsi di Pelabuhan

Dalam upaya memberantas pungli hingga korupsi, Pelindo, tambah Ali, juga mengimplementasikan Whistle Blowing System (WBS). Ini untuk melaporkan potensi tindakan curang bagi seluruh stakeholder yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran.

Pelapor tak perlu khawatir akan identitas terbongkar karena kerahasiaan mereka dijamin aman. Salah satu nomor pengaduan juga terhubung langsung ke Direktur Utama Pelindo. 

“Selain itu perusahaan juga melakukan audit terhadap penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) untuk memastikan sistem pencegahan penyuapan berjalan sesuai ketentuan ISO 37001:2016 di lingkungan kantor pusat dan seluruh regional yakni regional 1, 2, 3, dan 4,” kata Ali.

Digitalisasi merupakan salah satu upaya Pelindo dalam membantu kelancaran pengiriman barang. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan bahwa dalam periode hampir dua tahun setelah merger, Pelindo terus berupaya berkontribusi dalam peningkatan kinerja kepelabuhanan untuk penurunan biaya logistik. 

Berdasarkan catatannya dengan membandingkan kinerja Pelindo dari kondisi sebelum transformasi pada 2019 dan setelah transformasi (2022), produktivitas box ship hour (BSH) di beberapa pelabuhan semakin meningkat. 

Di Pelabuhan Belawan, misalnya, BSH meningkat dari 20 menjadi rata-rata 38, di Makassar dari 20 menjadi rata-rata 34, dan di Sorong dari 10 menjadi rata-rata 25 pada periode tersebut.

Sementara vessel port stay hours mengalami penurunan dalam periode itu. Di Pelabuhan Belawan, vessel port stay hours turun dari 55 menjadi rata-rata 32, di Makassar dari 38 menjadi rata-rata 22, dan di Sorong dari 72 menjadi rata-rata 24.

Selain itu, terjadi peningkatan kinerja Pelindo operasional lainnya pada tahun 2020—2022. Kinerja arus kapal dari 1.043 juta GT menjadi 1.202 juta GT. Arus peti kemas dari 14,03 juta TEUs menjadi 17,22 juta TEUs dan arus barang dari 133,8 juta ton menjadi 160,0 juta ton.

Baca juga: Daya Pantik Ongkos Logistik

Sebelum merger, tambah Setijadi, terdapat empat Pelindo yang terpisah dengan sistem teknologi informasi serta belum terstandardisasi dan terintegrasi. Penggabungan menjadi satu Pelindo memudahkan hal itu. 

“Digitalisasi yang sedang dikembangkan dan diterapkan akan memudahkan proses operasional secara end to end. Selain itu, digitalisasi akan memudahkan integrasi data antar pelabuhan-pelabuhan Pelindo sehingga meningkatkan konektivitas proses dan layanan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.