Harapan Percepatan Pemulihan pada Pengujung Tahun

Optimisme pemulihan ekonomi yang lebih kuat didasarkan pada tren pergerakan berbagai indikator, seperti indeks mobilitas masyarakat dan indeks belanja masyarakat yang sudah kembali di atas level prepandemi sejak akhir September, serta indeks manufaktur Oktober yang kembali menyentuh rekor tertinggi.

Dany Saputra & Wibi Pangestu Pratama

5 Nov 2021 - 20.27
A-
A+
Harapan Percepatan Pemulihan pada Pengujung Tahun

Sejumlah alat berat beroperasi dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (26/8/2021). BPS mengumumkan ekonomi kuartal III/2021 tumbuh 3,51%./Antara

Bisnis, JAKARTA – Perlambatan ekonomi pada kuartal III/2021 tak terhindarkan saat gelombang kedua wabah Covid-19 mengganjal pemulihan. Ekspor komoditas yang tinggi tak sanggup mengompensasi dampak pembatasan mobilitas untuk mengekang penyebaran varian delta.

Badan Pusat Statistik mengumumkan ekonomi kuartal III/2021 tumbuh 3,51% year on year (yoy), lebih lambat dari kuartal sebelumnya yang melesat 7,07% yoy. Angka ini di bawah ekspektasi pemerintah yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan kuartal lalu 4,3% yoy.

Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03% yoy, lebih pelan dari performa kuartal sebelumnya yang naik 5,96%. Deselerasi konsumsi ini membuatnya hanya sanggup menjadi penyumbang ketiga terbesar produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2021 setelah net ekspor dan pembentukan modal tetap bruto.

Padahal, konsumsi hampir selalu menjadi kontributor PDB paling besar. Pelembaman ini dipengaruhi oleh konsumsi sandang, suku cadang dan aksesoris, serta peralatan informasi dan telekomunikasi terkontraksi.

Mulai Juli, saat virus corona varian delta yang begitu infeksius menyebar pesat, pemerintah memperketat pembatasan pergerakan manusia yang disebut dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang kemudian diganti dengan istilah PPKM Level 4. Pemerintah meminta orang-orang tinggal di rumah dan membatasi aktivitas bisnis untuk menurunkan okupansi rumah sakit yang tinggi sembari mempercepat vaksinasi.

“Mobilitas penduduk pada periode ini menurun dibandingkan sebelumnya,” kata Kepala BPS Margo Yuwono, Jumat (5/11/2021).

Sementara itu, ekspor melesat 29,16% yoy hingga memberi andil paling bagi PDB. Pemulihan ekonomi terjadi di beberapa negara mitra saat harga komoditas global terbang.

Margo menjelaskan harga komoditas pangan dan tambang yang terus menguat membuat ekspor tumbuh signifikan selama kuartal III/2021. Ekspor sepanjang Juli-September tercatat US$61,42 miliar, meroket 50,9% dari periode sama tahun lalu.

“Harga komoditas makanan, seperti minyak kelapa sawit, cokelat, dan kopi, serta hasil tambang, seperti timah, nikel, dan aluminium, di pasar internasional, mengalami peningkatan, baik secara kuartalan maupun tahunan,” jelasnya.

Kementerian Keuangan menilai Indonesia mampu menjaga laju pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal III/2021 meskipun terdapat ganjalan besar saat varian delta Covid-19 merebak. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan momentum yang relatif terjaga tecermin pada pertumbuhan ekonomi antartriwulan (quarter to quarter) 1,55%.

"Ini menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan makin kuat pascapenurunan kasus varian delta pada pertengahan Agustus hingga akhir September 2021," ujarnya.

Febrio berharap pemulihan ekonomi dapat terus menguat hingga akhir tahun seiring dengan kondisi pandemi yang relatif terjaga dan percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini berkisar 3,7%–4,5%.

Optimisme ini didasarkan pada tren pergerakan berbagai indikator, seperti indeks mobilitas masyarakat dan indeks belanja masyarakat yang sudah kembali di atas level prepandemi sejak akhir September, serta indeks purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia yang kembali menyentuh rekor tertinggi di level 57,2 pada Oktober.

Pemerintah akan memperkuat implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk mengakselerasi pemulihan, khususnya mendorong penciptaan tenaga kerja dan menstimulasi aktivitas dunia usaha yang terdampak.

KETIDAKPASTIAN TINGGI

BKF melihat pencapaian kinerja ekonomi kuartal III/2021 menunjukkan dampak ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang masih cukup tinggi dengan kemungkinan mutasi baru. Oleh karena itu, aspek penanganan kesehatan akan selalu menjadi prioritas.

"Meski kondisi pandemi saat ini relatif terkendali, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat masih terdapat potensi penyebaran dari varian virus baru setiap saat," ujar Febrio.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana juga memperkirakan perkembangan ekonomi akan makin baik seiring dengan pelonggaran pembatasan setelah varian delta mampu dikendalikan. Menurutnya, sejumlah indikator seperti mobilitas dan indeks belanja masyarakat menunjukkan sinyal pemulihan yang lebih kuat dibandingkan dengan tahun lalu, sejalan dengan akselerasi vaksinasi dan konsumen yang lebih optimistis. Bank Danamon memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini 3,4%.

Meskipun demikian, Wisnu tidak menampik ketidakpastian seputar mutasi virus masih tinggi. Jika hal yang sama terjadi pada pengujung tahun, maka kemungkinan pemerintah akan menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah gelombang ketiga.

Pandangan yang hampir sama juga disampaikan oleh Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro. Menurutnya, pembatasan yang ketat pada medio tahun ini turut berkontribusi pada melandainya kasus Covid-19. Pada gilirannya, pelonggaran pembatasan mobilitas, percepatan vaksinasi, dan pertumbuhan ekspor adalah pusat pemulihan ekonomi akhir tahun ini. Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan PDB tahun ini 3,69%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.