Harga Minyak Tetap Tinggi Ditopang Gangguan Pasokan

Gangguan pasokan yang terjadi di sejumlah negara mampu menahan penurunan harga minyak di tengah penyebaran cepat virus corona varian Omicron di berbagai negara.

Febrina Ratna Iskana

29 Des 2021 - 08.00
A-
A+
Harga Minyak Tetap Tinggi Ditopang Gangguan Pasokan

Ilustrasi kegiatan eksploitasi minyak di lepas pantai. (ANTARA/HO-Pertamina)

Bisnis, JAKARTA - Harga minyak mampu mempertahankan harga di level tinggi pada akhir perdagangan pada Rabu (29/12/2021) pagi waktu Indonesia. Padahal minyak tengah tertekan akibat penyebaran varian virus corona Omicron yang lebih cepat. 

Meski begitu, Brent mampu mengakhiri sesi perdagangan mendekati level US$ 80 per barel. Dilansir dari Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari ditutup naik 34 sen dolar AS atau 0,4 persen, menjadi US$ 78,94 per barel. 

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari menguat 41 sen dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap di US$ 75,98 per barel.Kedua kontrak tersebut diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan.

Salah satu faktornya yaitu penguatan ekuitas di Amerika Serikat (AS). Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Illinois, Jim Ritterbusch, mengatakan pasar saham tampaknya siap untuk menyelesaikan tahun ini dengan mendekati rekor tertinggi. 

“Hal itu bakal berdampak ke pasar minyak dan mendorong harga minyak mentah lebih tinggi,” ujarnya pada Rabu (29/12/2021). 
 
 Di sisi lain, analis minyak UBS, Giovanni Staunovo, mengatakan harga minyak juga didorong oleh gangguan pasokan di sejumlah negara. "Dukungan datang dari gangguan produksi agregat tinggi di Ekuador, Libya dan Nigeria, serta ekspektasi penurunan besar lain dalam persediaan minyak mentah AS," kata Staunovo. 
 
Tiga produsen minyak itu menyatakan force majeure bulan ini pada sebagian dari produksi minyak mereka karena masalah pemeliharaan dan penutupan ladang minyak. Jajak pendapat awal Reuters yang dikutip dari Antara menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS kemungkinan telah turun untuk minggu kelima berturut-turut pada Senin (27/12/2021), sementara persediaan bensin terlihat sebagian besar tidak berubah minggu lalu.

 



 
 Selain itu, investor sedang menunggu pertemuan OPEC+ pada 4 Januari 2022. Pertemuan tersebut diproyeksi bakal menghasilkan keputusan terkait kelanjutan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari pada Februari. Pada pertemuan terakhirnya, OPEC+ tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi untuk Januari meskipun ada ancaman dari varian Omicron.

 
Sementara itu, para manajer uang menaikkan posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam seminggu hingga 21 Desember, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan pada Senin (27/12/2021). Kelompok spekulan menaikkan posisi gabungan berjangka dan opsi di New York dan London sebesar 4.634 kontrak menjadi 259.093 selama periode tersebut.

Sementara itu, sejumlah negara menerapka kebijakan yang lebih longgar dalam menghadapi varian Omicron. Seperti Inggris yang memutuskan tidak akan menghadapi pembatasan baru COVID-19 sebelum akhir 2021. 

Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid, mengatakan pada Senin (27/12/2021), bahwa pemerintah masih menunggu lebih banyak bukti tentang apakah layanan kesehatan dapat mengatasi tingkat infeksi yang tinggi.
 
 Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden berjanji untuk mengurangi kekurangan tes COVID-19 karena varian Omicron mengancam akan membanjiri rumah sakit dan menghambat rencana perjalanan. Sejauh ini, varian Omicron menyebabkan kekurangan staf layanan publik hingga ribuan pembatalan penerbangan selama akhir pekan Natal lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.