Johnson Jumpa MBS, Inggris Desak Arab Saudi Soal Janji Iklim

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk mendesak negara Timur Tengah itu memenuhi janji iklim dengan cara mengurangi oenggunaan bahan bakar fosil.

M. Syahran W. Lubis

10 Nov 2021 - 21.05
A-
A+
Johnson Jumpa MBS, Inggris Desak Arab Saudi Soal Janji Iklim

Kilang minyak Aramco, produsen minyak Arab Saudi./Reuters

Bisnis, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (10/11/2021) berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) tentang janji iklim negara Timur Tengah tersebut.

Pertemuan itu berlangsung ketika tekanan tumbuh terhadap Saudi yang dianggap sebagai pencemar terbesar di dunia untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi emisi karbon yang memicu perubahan iklim. Saudi adalah salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia.

Downing Street, kantor PM Inggris, mengonfirmasi bahwa Johnson menekan Mohammed bin Salman tentang perlunya membuat "kemajuan dalam negosiasi" yang terjadi di Glasgow, Skotlandia, tempat Konferensi Perubahan Iklim tengah berjalan.

Seorang juru bicara PM Johnson mengatakan: "Dia menyambut komitmen Arab Saudi untuk mencapai nol bersih pada 2060 dan upaya mereka untuk beralih dari bahan bakar fosil."

Namun, dia menambahkan bahwa Johnson juga mengatakan "semua negara perlu berunding dengan ambisi yang meningkat jika kita ingin mempertahankan target membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius tetap hidup".

Seperti yang dilaporkan BBC sebelumnya, rancangan perjanjian Konferensi Perubahan Iklim COP26 (Conference of the Parties) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris menyerukan kepada negara-negara untuk mengakhiri batu bara dan subsidi untuk bahan bakar fosil.

Saudi tampaknya menentang hal itu. Pejabat tinggi energi kerajaan mengatakan upaya untuk mengatasi perubahan iklim seharusnya tidak memiliki "bias terhadap atau terhadap sumber energi tertentu".

"Sangat penting bagi kita untuk mengenali keragaman solusi iklim," kata Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud di Glasgow.

BBC juga menuliskan bahwa bahwa beberapa pejabat yang terlibat dalam negosiasi menyalahkan Saudi karena menghalangi kemajuan, termasuk dengan menggunakan "taktik penundaan prosedural".

Kerajaan Timur Tengah tersebut menawarkan tanggapan yang kuat untuk itu. "Apa yang Anda dengar adalah tuduhan palsu serta kecurangan dan kebohongan," kata Pangeran Abdulaziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.