Kembangkan Lini Digital, Fokus Ekspansi Prodia Bergeser

PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menargetkan belanja modal pada tahun depan berkisar Rp200 miliar. Fokus perseroan kini beralih mengembangkan layanan digital dibandingkan dengan membuka cabang baru.

Rinaldi Mohammad Azka

16 Nov 2021 - 19.26
A-
A+
Kembangkan Lini Digital, Fokus Ekspansi Prodia Bergeser

Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kiri) berbincang dengan tim dokter saat meninjau laboratorium di sela-sela peresmian pembukaan gedung baru Graha Prodia dengan layanan Prodia Health Care (PHC), di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (7/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA — Emiten laboratorium, PT Prodia Widyahusada Tbk. akan memfokuskan ekspansi bisnisnya pada pengembangan layanan digital ketimbang pembukaan kantor cabang baru. Perseroan pun optimistis dengan strategi itu dapat melanjutkan tren pertumbuhan tahun ini.

Emiten berkode saham PRDA ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp200 miliar tahun depan untuk pengembangan layanan digital tersebut. Nilai tersebut relatif sama dengan yang dianggarkan untuk tahun ini.

"Tahun ini sekitar Rp200 miliar, tahun depan juga sama. Dalam 2 tahun ini tak buka outlet fisik terlalu besar, paling satu hingga dua pembangunan baru. Fokusnya, omni channel digital service. Jadi, bisa sekaligus membangun ekosistem digital," urai President Director Prodia Widyahusada Dewi Muliaty dalam paparan publik, Selasa (16/11).

Dia bercerita realisasi belanja modal hingga 9 bulan 2021 baru terserap 40 persen atau berkisar Rp80 miliar dengan fokus pembangunan teknologi informasi (TI) perusahaan. Realisasi yang lebih rendah tersebut karena pengeluaran untuk belanja modal yang disesuaikan bergeser ke belanja operasional.

PRDA biasa membuka cabang baru dan menyerap belanja modal cukup besar. Namun, perseroan kali ini menggeser fokusnya dengan membangun digitalisasi pelayanan laboratorium yang dikombinasikan dengan layanan datang ke rumah atau home service.

"Tahun depan sama, tak banyak pembukaan cabang, satu sampai dua saja mungkin. Kami fokus pada digitalisasi membuat pertumbuhan seluruhnya," katanya.

Dewi menjelaskan perubahan fokus ekspansi ini merupakan hasil pembelajaran dari pandemi Covid-19 ketika pelayanan dapat dilakukan tidak secara fisik sehingga pelanggan tidak perlu datang ke outlet.

"Prodia mengembangkan mobile apps, sehingga pelanggan tinggal pesan, lalu membayar dan ada Prodia Home Service. Menolong pasien menjadi lebih mudah, hasil tes pun dapat dikirim secara online," urainya.

Hal ini, jelasnya, didukung peraturan laboratorium kesehatan yang dapat melayani home service, sebagai perubahan dari aturan Kementerian Kesehatan.

"Kami punya strategi menargetkan home service ini lebih dari 100 di seluruh Indonesia. Saat ini masih sangat perlu membuat janji, antrean panjang, minatnya banyak sekali," katanya.

Dengan digitalisasi, cabang yang dibuka tidak perlu sebanyak sebelumnya. Pembukaan cabang baru hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, di perumahan yang relatif baru, atau lokasi yang sebelumnya telah menjadi point of care Prodia. Jika ada peningkatan permintaan yang baik, barulah perseroan akan membuka cabang baru.

Di sisi lain, digitalisasi juga dilakukan tidak hanya dari sisi pelanggan, melainkan dalam proses laboratorium dan operasi, sehingga perseroan mendapatkan kinerja yang lebih efisien dibandingkan dengan sebelumnya.

Adapun, hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan dapat tumbuh 30 persen. Capaian kinerja hingga kuartal III/2021 sejauh ini sudah berada di atas ekspektasi perseroan yang ditetapkan di awal tahun.

"Apa yang direncanakan tak sebesar pendapatan yang diterima sekarang. Kami tetap optimistis lebih tinggi dari tahun lalu. Kami berpikir inovasi masih bisa dilakukan walau pandemi. Kami tetap mengeluarkan untuk sesuatu yang bernilai," ujarnya.

Dia menyebut strategi-strategi yang dilakukan oleh perseroan mulai dari edukasi hingga penyediaan layanan laboratorium secara digital melalui aplikasi mendapatkan dampak positif. PRDA pun melakukan penyesuaian ulang target kinerjanya seiring dengan kinerja kuartal III/2021 yang di atas ekspektasi.

Dia mengharapkan kinerja pertumbuhan tetap baik secara tahunan atau year-on-year (YoY) hingga kuartal IV/2021. Laba kotor diyakininya tidak setinggi kuartal II/2021 dan kuartal III/2021, tetapi akan lebih tinggi dari kuartal IV/2020. Sementara itu, EBITDA juga dipertahankan di atas 30 persen.

"Dengan begitu, EBITDA 30 persen dihitung ke atas secara hitungan diharapkan sampai dengan akhir tahun dengan upaya bisa cetak pertumbuhan 30 persen di pendapatan. Lihat dahulu di EBITDA potensinya, dari laba kotor, dan potensi dari cost management," ungkapnya.

Pendapatan PRDA pada 2020 tercatat sebesar Rp1,87 triliun dengan pertumbuhan 30 persen. Artinya, Dewi menargetkan hingga akhir tahun pendapatannya dapat tembus di atas Rp2,43 triliun.

Adapun, pada periode 9 bulan tahun ini, PRDA mencetak peningkatan pendapatan bersih sebesar 65,6 persen menjadi Rp1,99 triliun dan pertumbuhan laba bersih 318 persen menjadi Rp511,08 miliar.

Margin laba bersih dan margin EBITDA masing-masing mengalami peningkatan menjadi sebesar 61,9 persen dan 37,4 persen.

Emiten laboratorium dengan 257 outlet di seluruh Indonesia ini berhasil mencatatkan rasio lancar sebesar 736,1 persen dan rasio cepat sebesar 709,1 persen. Posisi keuangan perseroan tetap sehat dengan rasio total utang terhadap EBITDA operasional sebesar 0,63x dan total utang terhadap ekuitas sebesar 0,22x.

Sepanjang tahun ini hingga September 2021 perseroan telah melayani 2,6 juta kunjungan pasien atau naik 37,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Prodia telah melayani 13,7 juta pemeriksaan kesehatan dengan komposisi lebih dari 80 persen terdiri dari tes esoterik (tes khusus/baru) dan tes rutin, serta 18 persen pemeriksaan terkait Covid-19 dan pemeriksaan kesehatan lainnya. Pengujian laboratorium perseroan ini tumbuh 48 persen YoY.

Pendapatan tes esoterik mengalami pertumbuhan 110,7 persen menjadi sebesar Rp828,69 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 45 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Jumlah kunjungan pelanggan (patient visit) juga mengalami peningkatan 37,6 persen menjadi lebih dari 2.683.905 orang per kuartal III 2021.

Hingga penutupan perdagangan hari ini, Selasa (16/11), harga saham PRDA sudah naik 3,73 persen atau 275 poin ke level Rp7.650. Adapun sepanjang tahun ini harga sahamnya naik 135,38 persen atau 4.400 poin dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp7,17 triliun.

PROSPEK SAHAM

Dengan capaian kinerja sejauh ini dan potensi yang besar di industri jasa kesehatan, PRDA dinilai masih memiliki ruang peningkatan kinerja sekaligus harga sahamnya. Hal ini seiring kesadaran kesehatan masyarakat yang meningkat Pasca-covid-19.

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan emiten seperti Prodia kegiatan bisnisnya bergantung dari kondisi kesehatan masyarakat.

"Adanya pandemi membuat orang semakin aware dengan kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, menjadi rutin melakukan cek kesehatannya, cek gula, cek kolesterol, cek ini itu dan lainnya sehingga meski pandemi katakanlah berakhir maka kebutuhan akan cek laboratorium ini juga masih dibutuhkan," urainya kepada Bisnis, Selasa (16/11).

Menurutnya, prospek PRDA masih baik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatannya. Selain itu, PRDA juga memiliki kontribusi pemasukan yang cukup berkelanjutan melalui banyaknya kerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk mengecek kesehatan para pekerjanya.

Kerja sama dengan rumah sakit untuk pengecekan laboratorium serta dengan dokter yang berpraktek mandiri juga memungkinkan kinerjanya dapat terus bertumbuh.

Dari sisi harga saham, menurutnya, pergerakan harganya masih mampu bertahan di atas Rp7.000 dan dimungkinkan untuk kembali menuju ke level Rp9.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.