Free

Korut Retas Platform Kripto, Diduga untuk Biayai Program Nuklir

Uang yang didapat dari kejahatan dunia maya itu setara dengan 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) Korut. Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB mengatakan aksi peretasan itu membantu membiayai program senjata nuklir Korut dan menopang ekonomi yang tertatih-tatih oleh sanksi global .

Hadijah Alaydrus

14 Jan 2022 - 17.20
A-
A+
Korut Retas Platform Kripto, Diduga untuk Biayai Program Nuklir

Bisnis, JAKARTA – Korea Utara meretas platform cryptocurrency dan menjaring aset digital hingga US$400 juta sepanjang tahun lalu. Uang dari kejahatan di dunia maya itu konon digunakan untuk mendanai program nuklir. 

Laporan perusahaan riset blockchain Chainalysis menunjukkan tentara peretas Korut melancarkan setidaknya tujuh serangan pada platform kripto. Aksi itu meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya. 

Menurut laporan itu, Korut mencuri beragam cryptocurrency. Uang yang didapat dari kejahatan dunia maya itu setara dengan 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) Korut. Berdasarkan data Korea Economic Institute (KEI), PDB negara itu mencapai US$27,4 miliar pada 2020 dan kemungkinan melampaui 10 persen dari anggaran militernya.

“Perilaku ini melukiskan potret sebuah negara yang mendukung kejahatan berbasis cryptocurrency dalam skala besar,” ungkap laporan Chainalysis yang dikutip Bisnis.com dari Bloomberg, Jumat (14/1/2022). 

Kesimpulan Chainalysis menggarisbawahi ketergantungan pemimpin Kim Jong Un pada peretas yang didukung negara itu. Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB mengatakan aksi peretasan itu membantu membiayai program senjata nuklir Korut dan menopang ekonomi yang tertatih-tatih oleh sanksi global atas bom atom dan uji coba rudal jarak jauh.

Chainalysis mengatakan Korut memanfaatkan umpan phishing, eksploitasi kode, malware, dan rekayasa sosial tingkat lanjut untuk menyedot dana. 

“Begitu Korea Utara mendapatkan hak atas dana itu, mereka memulai proses pencucian yang hati-hati untuk menutupi dan menguangkannya.” 

Kenyataan ini memperkuat kenyataan bahwa kompleksitas operasi pencucian uang Korut makin meningkat dan mereka kian berhati-hati setiap tahun. Laporan itu muncul ketika Korut meningkatkan tekanan atas sanksi AS. Pyongyang mengatakan akan melepaskan reaksi yang lebih kuat dan pasti jika Washington mencoba memaksakan lebih banyak tekanan ekonomi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.