Free

Turis Prancis Dituding Mata-mata, Dipenjara di Iran

Seorang turis Prancis dipenjara di Iran setelah dituding berperan sebagai mata-mata. Penahanan ini terjadi di tengah kebuntuan pembicaraan proyek nuklir Iran dengan negara-negara Barat.

M. Syahran W. Lubis

25 Jan 2022 - 23.50
A-
A+
Turis Prancis Dituding Mata-mata, Dipenjara di Iran

Bendera Republik Islam Iran/DW

Bisnis, JAKARTA – Seorang turis Prancis dipenjara selama 8 tahun karena mata-mata oleh pengadilan di Iran, kata pengacaranya di Paris.

Benjamin Brière, 36 tahun, ditangkap pada Mei 2020 setelah menerbangkan drone di dekat perbatasan Iran-Turkmenistan. Pengacara Philippe Valent mengatakan kliennya "tidak menjalani pengadilan yang adil di depan hakim yang tidak memihak", demikian ditulis BBC pada Selasa (25/01/2022).

Dia mengatakan Brière "semakin lemah" dari mogok makan yang dia mulai pada Desember. Brière diadili secara tertutup di Pengadilan Revolusi di kota timur Mashhad. Valent mengatakan kliennya belum sepenuhnya diberi tahu tentang tuduhan terhadap dirinya.

Brière telah dipenjara selama 8 bulan tambahan karena dianggap melakukan propaganda melawan sistem Islam Iran. "Putusan ini adalah hasil dari proses politik murni dan tanpa dasar apa pun," kata Valent.

Benjamin Briere/Center for Human Rights in Iran

Keluarga Brière berkeras bahwa dia tidak bersalah dan mengatakan dia digunakan sebagai pion politik. 

Brire ditangkap saat berlibur di Iran, kata Kementerian Luar Negeri Prancis. Dia adalah salah satu dari lebih dari selusin warga negara asing atau orang dengan kewarganegaraan ganda Iran yang ditahan di Iran, meski dia adalah satu-satunya tahanan Barat yang diketahui tidak juga memegang paspor Iran.

Kasusnya muncul pada saat ketegangan meningkat antara Iran dan kekuatan Barat, berselisih mengenai program nuklir.


Iran telah mengadakan pembicaraan dengan Prancis, Jerman, dan Inggris di Wina, Austria, selama beberapa bulan untuk memulihkan kesepakatan internasional yang mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi, setelah Amerika Serikat menarik dukungannya pada 2018.

Sejauh ini pembicaraan belum meyakinkan, dengan setiap pihak memperingatkan bahwa negosiasi kehabisan waktu. Kekuatan asing mengatakan mereka tidak yakin dengan pernyataan Iran bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai dan bukan untuk membuat bom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.