Free

Kunci Sukses Hary Tanoe: Jual Beli Perusahaan hingga Go Public

Cara Hary Tanoe mengelola perusahaan pun menarik Investor kakap pasar modal, Lo Kheng Hong, berinvestasi di salah satu anak usahanya.

28 Jun 2021 - 18.14
A-
A+
Kunci Sukses Hary Tanoe: Jual Beli Perusahaan hingga Go Public

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo di Jakarta, Senin (8/10/2018). - JIBI/Dedi Gunawan

Bisnis, JAKARTA - Hary Tanoesoedibjo berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu jajaran orang terkaya di Indonesia. Dengan strategi yang tepat, pria berusia 55 tahun mampu membangun kerajaan bisnisnya bernama Grup MNC.

Hary pun mengungkapkan kunci suksesnya, yaitu value investing. Strategi tersebut berbeda dengan mayoritas orang yang berinvestasi di pasar modal berdasarkan fundamental atau teknikal. 

"Kalau saya, bagaimana kita unlocked value. Saya lebih fokus pada value investing. Saya investasi based on value, how we create value," ujar Hary dalam keterangan resmi, dikutip Senin (28/6/2021). 

Dengan strategi tersebut, Hary memulai karirnya pada akhir tahun 1989. Dia mengumpulkan modal bukan dengan jual beli saham, melainkan jual beli perusahaan.

Sukses mengumpulkan modal dengan cara tersebut, dia memutuskan membangun usahanya sendiri. Kini, Grup MNC merupakan salah satu grup bisnis besar di Indonesia yang bergerak di berbagai bidang usaha.

Hary memang gencar mengembangkan berbagai bidang usaha. Tidak hanya itu, dia juga mendorong perusahannya melantai di bursa saham.

Salah satunya PT MNC Vision Networks atau IPTV yang berkembang dan go public. Setelah melantai di  bursa, IPTV terus berkembang dan menjadi induk perusahaan MNC Vision, K-Vision, MNC Play broadband, hingga Vision+.

Khusus dua tahun terakhir, Hary mulai menyasar ranah teknologi digital. Saat ini, pihaknya punya 400 tech developer di Jakarta, Bandung dan India. 

Selain itu, MNC mendirikan kantor di India khusus untuk mengembangkan AI, artificial intelligence. Ada juga PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) yang mengembangkan MotionBanking (digital Banking), MotionPay (e-money), MotionWallet (e-wallet), MotionTransfer (remittance), dan MNCTrade. 

Terakhir, pihaknya telah mendapatkan izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk digital insurance, MotionInsurance. Dengan demikian, Motion menjadi brand untuk semua digital financial services di bawah BCAP.

 

 

Di sektor properti, Hary memiliki PT MNC Land Tbk (KPIG). Melihat perkembangan bisnis saat ini, dia mengubah model bisnis perusahaan itu dari properti ke entertainment hospitality.

"Kita kembangkan KEK Lido, dengan entertainment project yang sudah berjalan, seperti Movieland, Music & Arts Center, sebentar lagi kita akan launch World Garden," ungkapnya. 

Lapangan Golf dan Golf Club pun sedang dibangun di sana. Pembangunan yang telah dibangun saat ini mencapai 9 hole. Adapun, theme park di KEK MNC Lido akan mulai dibangun pada semester II/2021. 

"Sisanya nanti investor yang lain yang akan membangun di kawasan itu dengan menggunakan master design kita," kata Hary. 

Dia menambahkan, di bawah PT MNC Land Tbk (KPIG) juga ada Park Hyatt, Oakwood di Surabaya, One East Penthouse & Residences, dan berbagai office building. Selain perusahaan-perusahaan itu, lanjut Hary, pihaknya juga mengembangkan media MNC Group yang bertransformasi digital, ada Vision+ yang merupakan aplikasi berbayar dan RCTI+ yakni aplikasi yang basisnya iklan. 

Selanjutnya, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) mengembangkan e-sport dengan meluncurkan sebuah game, yaitu Rapid Fire yang mirip Free Fire. Selain itu, StarHits unit MSIN terus dibesarkan. 

"Sekarang basis MNC Group di media sosial sangat besar. Di YouTube, ada 130 juta lebih subscriber. Facebook dan TikTok 117 juta. Namun, yang lebih penting lagi traffic dalam 3 tahun sudah menghasilkan lebih dari 45 miliar views. Besar sekali," jelasnya.

Selain itu, MNC Pictures, unit bisnis MSIN, menjadi rumah produksi terbesar di Indonesia, termasuk melalui produksi serial drama Ikatan Cinta. Hary memastikan ke depan MNC Group akan semakin agresif. 

Dalam 2 tahun ini, lanjutnya, bisa dilihat banyak inisiatif digital baru di MNC Group. "Kesempatan itu ada di semua situasi. Situasi baik, nggak baik, kesempatan ada. Hanya bedanya dari sisi mana kita memandang. Jangan kita terbelenggu dengan status quo. Setiap situasi pasti ada opportunity, tapi dalam perspektif yang berbeda," pungkasnya. 

 

Lo Kheng Hong Kepincut Saham Grup MNC

Investor kakap pasar modal, Lo Kheng Hong, mengatakan tata kelola perusahaan-perusahaan milik Grup MNC tidak perlu diragukan lagi. Saat pandemi tahun lalu, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) membukukan laba Rp900 miliar. 

Dengan laba yang besar itu, Lo Kheng Hong menilai tata kelola perusahaan tidak perlu diragukan lagi. "Kan kalau tata kelola buruk, mana bisa sih menciptakan laba yang besar. Apalagi anak perusahaannya MNCN itu, labanya di atas Rp 1 triliun," tutur pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia itu. 

Perusahaan dengan tata kelola yang buruk, tambah Lo Kheng Hong, tidak akan bisa menghasilkan laba mencapai lebih dari Rp 1 triliun. "Kalau perusahaan bisa menciptakan laba Rp 1 triliun lebih, tentu tata kelolanya baik," tegasnya. 

Di sisi lain, dia menyebut telah membeli saham yang seharusnya berada di harga Mercy, tapi dia membayarnya di harga Avanza. Salah satunya saham BMTR.

"Mercy dijual harga Avanza itu di dunia nyata tidak ada, hanya ada di Bursa Efek Indonesia. kalau kita lihat beberapa tahun lalu, misalkan 2013, harga BMTR itu Rp 2.800 per saham. Kalau kita lihat, kinerja tahun 2013 dibandingkan tahun 2021, mungkin kinerjanya lebih bagus sekarang daripada yang dulu. Jadi, harga BMTR itu masih jauh, masih jauh sekali," katanya. 

Lo Kheng Hong mengungkapkan tak pernah menjual saham BMTR yang dimilikinya. Meskipun beberapa temannya menjualnya, karena tergiur keuntungan yang besar, namun saham miliknya justru terus bertambah. 

"Masih didiamkan saja, nggak pernah dijual. Mungkin bisa ditambah, tapi nggak dijual. Karena ketika saya beli 200, satu minggu kemudian akan menjadi 350. Itu kan sudah untung berapa tuh, 75 persen. Saya nggak jual 1 lot pun," ungkap Lo Kheng Hong. (Reporter : Rinaldi Mohammad Azka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.