Magnet Kuat Bisnis Tekfin di Industri Telekomunikasi

Dominasi para pemain existing di industri tekfin lini dompet digital dan kredit digital di Indonesia sudah sangat kuat dan sulit digantikan. Demikian pula dengan pola persaingan bisnisnya yang sudah terlalu ketat.

Leo Dwi Jatmiko

20 Jan 2022 - 12.30
A-
A+
Magnet Kuat Bisnis Tekfin di Industri Telekomunikasi

Ilustrasi pinjaman online atau financial technology lending/Freepik

Bisnis, JAKARTA — Operator seluler kian melirik cuan dari pengembangan platform teknologi finansial, kendati persaingan di industri keuangan berbasis digital sudah terlau ketat. Untuk itu, dibutuhkan strategi inovatif agar layanan yang diluncurkan dapat bertahan lama. 

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan dominasi para pemain existing di industri tekfin lini dompet digital dan kredit digital di Indonesia sudah sangat kuat dan sulit digantikan. 

Demikian pula dengan pola persaingan bisnisnya yang sudah terlalu ketat. 

“Bahkan, banyak [perusahaan dompet digital dan kredit daring] yang gugur juga dalam persaingan [di bisnis tekfin],” kata Heru, Rabu (19/1). 

Heru memprediksi industri tekfin berbasis dompet digital kemungkinan hanya akan dikuasai oleh 5 pemain besar saja dalam beberapa tahun ke depan. 

“Jadi, kalau ada pemain yang baru masuk akan berat. [Pemain] yang existing saja berat untuk mengubah posisi,” kata Heru. 

Adapun, industri tekfin berbasis kredit digital dinilainya memiliki pangsa pasar yang lebih luwes ketimbang dompet digital. 

Terlebih, industri kredit daring membutuhkan modal yang besar dan kemampuan memprediksi kualitas nasabah. 

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot berpendapat, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, animo masyarakat terhadap penggunaan dompet digital maupun kredit daring masih terus mengalami peningkatan. 

Untuk dompet digital, menurut data Bank Indonesia, rerata pertumbuhannya selama pandemi mencapai di atas 20%. 

Salah satu pemicunya adalah pertumbuhan ekonomi digital dan bergesernya gaya hidup masyarakat menjadi less cash atau bahkan cashless. Kondisi tersebut kemungkinan masih terus berlanjut sehingga layanan dompet digital akan makin menggantikan peran uang tunai. 

Menurut data Statista, Indonesia merupakan negara tertinggi ke-4 dengan pengguna internet terbanyak. Ditambah lagi, pada 2024 sebanyak 190 juta orang Indonesia diproyeksikan berbelanja secara daring. 

“Perkembangan dalam sektor dompet digital telah mendorong penyedia layanan dompet digital dalam berinovasi,” kata Sigit. 

Dia mengatakan operator seluler sejak awal sudah sangat melirik potensi cuan dari  pasar ke dompet digital. 

Misalnya, PT XL Axiata Tbk. dengan layanan XL Tunai, PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo Hutchison) dengan Dompetku, dan PT Telekomunikasi Selular dengan T-cash. 

Namun, dalam perkembangannya, sebagian besar dari mereka tidak menjadi penguasa pasar. 

XL Tunai sudah tutup, sedangkan T-cash berhenti beroperasi dan bertransformasi menjadi Linkaja untuk dapat masuk ke dalam jajaran 5 besar dompet digital, bersama Gopay, Shopeepay, dan lain-lain.

“Penentunya  mungkin inovasi baru apa yang akan dimunculkan operator seluler sehingga menjadi pembeda dari yang lain dan menarik pasar. Kalau sama dengan yang lain, saya lihat cukup berat,” kata Sigit. 

 

BISNIS INDOSAT

Salah satu operator seluler yang baru meramaikan tren pengembangan layanan tekfin adalah Indosat dengan layanana UCan.

Sekadar catatan, melalui kerja sama dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk., operator telekomunikasi berkode saham ISAT baru saja meluncurkan UCan, layanan kredit digital yang mudah dan aman. 

Selain meluncurkan kredit digital, ISAT terbuka mengembangkan layanan digital lainnya, termasuk dompet digital. 

VP Head of Mobile Financial Services Hendry Syaputra Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengatakan perseroan tidak akan berhenti berinovasi pada layanan kredit digital. 

ISAT akan terus membangun kemitraan dengan mitra strategis, seperti Bank QNB Indonesia, untuk mengembangkan layanan digital. 

“Kami memiliki visi untuk makin dalam terlibat dan membantu inklusi keuangan masyarakat Indonesia sehingga produk-produk lain akan terus kami kembangkan,” kata Hendry, Rabu (19/1). 

Dia menjabarkan produk tekfin yang dikembangkan ISAT diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison, tetapi juga masyarakat luas. 

Hendry mengelaborasi, meski di pasar sudah banyak layanan tekfin berbasis kredit daring, UCan menawarkan beberapa keuntungan seperti keamanan privasi data, persetujuan instan, pinjaman multiguna dengan suku bunga kompetitif, biaya admin rendah, serta pembayaran fleksibel dengan tenor variatif. 

“UCan juga terhubung dengan myIM3, yang terhubung dengan diunduh oleh jutaan pelanggan Indosat sehingga tidak perlu lagi mengembangkan lagi dari awal,” kata Hendry.

Dari perspektif pakar, peluang ISAT untuk dapat sukses di bisnis tekfin berbasis kredit daring dinilai cukup besar.

Kiri ke kanan: Acting President Director Bank QNB Indonesia Geoffry Nugraha, Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Komisaris Independen Indosat Ooredoo Hutchison Rudiantara dalam peluncuran UCan di Jakarta, Rabu (19/1/2022)/Dionisio Damara

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan ISAT kemungkinan akan kalah saing jika terjun ke bisnis dompet digital yang sudah didominasi Gopay, Ovo dan ShopeePay. 

Sebaliknya, kata Tesar, bisnis  kredit daring masih menyisakan peluang karena kebutuhan masyarakat terhadap akses pinjaman cukup besar. Hanya saja, produk yang diberikan ISAT harus inovatif. 

“Kebutuhan pinjaman mikro saya lihat masih terus tumbuh karena mungkin orang Indonesia konsumtif,” kata Tesar. 

Tesar menambahkan indikator lain akan suburnya pasar kredit daring di Indonesia adalah tumbuhnya platform pinjaman online (pinjol), baik yang resmi maupun ilegal. 

Dia berpendapat tanpa inovasi yang signifikan, ISAT akan sulit bersaing. Latar belakang ISAT sebagai perusahaan telekomunikasi tidak memiliki hubungan yang kuat dengan layanan keuangan. 

“Ini diversifikasi produk saja sepertinya,” ujar Tesar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.