Meracik Harga IPO Terbaik untuk Tarik Investor

Banyaknya calon emiten yang ingin melantai di bursa saham mendorong harga penawaran IPO di level menengah dan bawah demi menggaet investor.

Pandu Gumilar & Ana Noviani

22 Nov 2021 - 08.19
A-
A+
Meracik Harga IPO Terbaik untuk Tarik Investor

Infografis, harga penawaran IPO sejumlah emiten.-Bisnis

Bisnis, JAKARTA - Tingginya minat perusahaan melaksanakan initial public offering (IPO) mendorong harga penawaran saham perdana menjadi makin terjangkau. Tengok saja harga IPO 14 calon emiten yang ditetapkan di level menengah dan bawah.

Hal itu dilakukan untuk menarik investor sehingga calon emiten bisa meraih dana maksimal. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) menetapkan harga final sebesar Rp482 dari harga penawaran awal di kisaran Rp426—Rp525. Perusahana itu pun diproyeksi mendapatkan dana segar sebesar Rp493,56 miliar,

Harga pelaksanaan di level tengah juga dibanderol oleh PT Perma Plasindo Tbk. (BINO) sebesar Rp138 per saham dari rentang harga penawaran awal Rp120—Rp145. Calon emiten lainnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), tak menetapkan harga penawaran tertinggi. Perusahaan tersebut akhirnya membanderol harga IPO Rp800 per saham dari rentang Rp775—Rp975 per saham.

Adapun total dana yang diincar oleh 14 perusahaan yang sedang melaksanakan proses IPO pada November hingga awal Desember 2021 itu sebanyak-banyaknya mencapai Rp14,48 triliun. Dana tersebut termasuk dari IPO PT Avia Avian Tbk. (AVIA) Rp5,76 triliun, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) Rp3,76 triliun, dan PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) hingga Rp1,6 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai penerapan harga IPO di level menengah dan bawah wajar dilakukan calon emiten. Hal itu merupakan bagian dari strategi dari calon emiten dalam menarik investor karena valuasi yang lebih murah.

Selain itu, calon emiten yang mematok batas harga antara bawah hingga tengah pasti memiliki perhitungan internal. Dia meyakini penetapan harga itu sudah sesuai dengan kebutuhan pendanaan emiten.

Senada, Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai harga IPO yang dipatok mendekati batas bawah harga penawaran awal merupakan strategi dari masing-masing calon emiten. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan antara kebutuhan internal dengan minat investor.

Selain itu, likuiditas di pasar perdana saham dinilai masih baik sehingga kecil kemungkinan investor tidak mampu menyerap IPO. Wawan menilai investor masih berminat untuk mengoleksi saham emiten-emiten anyar.

Hal itu tecermin dari pergerakan saham emiten-emiten yang baru IPO yang sangat baik dalam jangka pendek. Dari 40 emiten baru, tercatat hanya ada 1 saham terjerembab di zona merah pada hari pertama perdagangan sahamnya.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan tidak selalu saham anyar harus dipatok pada rentang harga tertinggi. Menurutnya, harga penawaran sudah mencerminkan valuasi perusahaan.

Lebih lanjut, dia mengatakan selama calon emiten memiliki prospek bisnis yang cemerlang dalam jangka panjang, kapitalisasi pasar yang baik, dan ekosistem bisnis yang matang pasti investor akan menyerap saham IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.