Bisnis, JAKARTA — Pemerintah resmi menetapkan hasil penjualan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel seri Obligasi Negara Ritel 022 (ORI022) senilai Rp13,02 triliun. Jika mengabaikan seri SWR003 yang adalah wakaf, maka ORI022 ini menjadi SBN ritel dengan tingkat penjualan terendah tahun ini.
Hasil penjualan tersebut diumumkan di laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan, pada Senin (24/10) kemarin. Menariknya, meski realisasi penjualannya rendah, DJPPR justru mencatat seri ini memiliki tingkat keritelan terbaik.
Tingkat keritelan artinya tingkat keterjualan instrumen SBN ritel kepada investor ritel dengan nilai pembelian yang rendah. Semakin rendah perbandingan antara total penjualan dengan jumlah investor, maka makin baik tingkat keritelannya.
Pada penerbitan ORI022 ini, tercatat ada 39.527 investor yang terlibat. Dengan demikian, tingkat keritelannya adalah Rp329,3 juta per investor. Ini lebih baik ketimbang tingkat keritelan seri sebelumnya, yakni ORI021 yang sebesar Rp445,7 juta per investor.
DJPPR mencatat bahwa tingkat keritelan ORI022 ini adalah yang terbaik sejak penerbitan SBN Ritel tradable secara online.
Pada instrumen ORI022 ini, terdapat 7,5 persen investor, atau sebanyak 2.962 investor, yang memesan dengan nilai terendah, yakni hanya Rp1 juta. Adapun, sebanyak 16.926 investor atau 42,8 persen merupakan investor baru, yakni investor yang membeli SBN ritel untuk pertama kalinya pada seri ini.
Baca Juga: Pasar Obligasi Negara Kekurangan Tenaga
Berdasarkan jumlah investor, generasi milenial atau rentang kelahiran tahun 1980 – 2000 kembali mendominasi investor ORI022 dengan porsi sebesar 45,6 persen. Menyusul di belakangnya adalah generasi X (1965 – 1979) dengan 30,5 persen investor dan baby boomers (1946 – 1964) dengan porsi investor 20,4 persen.
Selanjutnya, generasi tradisionalis (di bawah 1945) dan generasi Z (di atas tahun 2000) menyumbang porsi investor masing-masing sebesar 1,6 persen dan 1,9 persen. Meski demikian, secara nominal pemesanan masih didominasi oleh generasi baby boomers sebanyak 41,2 persen.
Sementara itu, secara profesi jumlah investor ORI022 didominasi pegawai swasta yaitu sebesar 35,2 persen. Menyusul di belakangnya adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga dengan masing-masing sebesar 20,3 persen dan 10,1 persen
Berdasarkan gender, jumlah investor ORI022 didominasi investor wanita (57,8 persen). Adapun secara nominal, investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan ORI022 dengan jumlah 38,6 persen.
Sebaran jumlah investor ORI022 berdasarkan kelompok usia dan profesi. Sumber: DJPPR, Kementerian Keuangan.
(Reporter: Lorenzo A. Mahardhika)