Bisnis, JAKARTA — Di Provinsi Sumatra Selatan, saat ini diselesaikan konstruksi jalan tol Agung—Palembang—Betung (Kapal Betung) sepanjang 111,69 kilometer. Jalan tol ini adalah poros terpenting dari jalan tol Trans-Sumatra, sebagai jalur utama Sumatra Selatan yang menjadi ruas terakhir menghubungkan Pelabuhan Bakauheni hingga Palembang.
“Jalan tol Kayu Agung—Palembang—Betung merupakan salah satu jalur utama di Trans-Sumatra yang akan kita kejar penyelesaiannya,” ujar Sekretaris BPJT Triono Junoasmono seperti dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol, Senin (8/11/2021).
Jalan tol yang dikelola oleh PT Waskita Sriwijaya Tol dibangun dalam dua tahap, tahap pertama terbentang dari Kayu Agung hingga Simpang Susun (SS) Kramasan sepanjang 42,5 km yang sudah dioperasikan pada April 2020 dan Januari 2021.
Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Kayuagung--Palembang di Gerbang Tol Kramasan, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Selasa (26/1).-Istimewa
Selanjutnya, tahap kedua SS Kramasan—Betung sepanjang 69,19 km yang masih dalam tahap penyelesaian konstruksi.
Triono mengatakan bahwa untuk tahap kedua SS Kramasan—Betung saat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi dengan progres sebesar 22% dan akan ditargetkan beroperasi pada 2023.
“Keberadaan jalan tol Kayu Agung—Palembang—Betung, selain menghemat waktu perjalanan pengguna jalan tol, juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi wilayah. Tidak hanya untuk pengguna jalan tol, tetapi juga masyarakat sekitar wilayah daerah yang diharapkan dapat merasakan peningkatan ekonomi wilayah dengan kehadiran jalan tol ini.”
Kehadiran jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp22,17 triliun juga terhubung dengan kawasan-kawasan produktif seperti kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Dalam pembangunan jalan tol Kapal Betung akan ada Jembatan Sungai Musi sepanjang 1,7 km yang merupakan jembatan terpanjang di jalan tol Sumatra Selatan.
Pembangunan jembatan ini tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitar selaras dengan komitmen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama badan usaha jalan tol yang terus berkomitmen membangun infrastruktur tanpa merusak lingkungan.
Kementerian PUPR mengatakan bahwa hingga Oktober 2021, panjang jalan tol Trans-Sumatra yang sudah beroperasi adalah 673 km atau lebih kurang 22% dari yang rencananya dibangun sepanjang 3.044 km.