Bisnis, JAKARTA — Kementerian PUPR tengah melakukan tahap akhir pembangunan Bendungan Randugunting yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Pembangunan Bendungan Randugunting diperlukan untuk menjaga ketersediaan air di daerah Blora yang terkenal memiliki intensitas hujan rendah.
Bendungan tersebut memiliki luas genangan 187,19 hektare dengan kapasitas tampung 14,42 juta meter kubik untuk mengairi lahan pertanian, pengendali banjir, penyediaan air baku, serta pengembangan pariwisata air dan agrowisata.
Progres bendungan yang dibangun sejak 2018 ini sudah mencapai 85,7% dan pengisian air ditargetkan pada November 2021 dan pada Maret 2022 tinggi permukaan air diharapkan sudah memenuhi kapasitas bendungan.
Pembangunan Bendungan Randugunting menggunakan skema padat karya tunai yang melibatkan masyarakat setempat untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak membutuhkan alat berat, misalnya, menyusun batu urugan dan membangun fasilitas pendukung.
Skema padat karya tunai diterapkan pada pembangunan Bendungan Randugunting.-Kementerian PUPR
Salah seorang warga Desa Kalinanas Suprapto mengaku sangat terbantu dengan bekerja di pembangunan Bendungan Randugunting karena memiliki tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Selama belum masa tanam, alhamdulillah kami ada tambahan penghasilan bekerja di sini. Nanti kalau sudah selesai bendungan ini juga memberi manfaat untuk air pertanian di desa kami," kata Suprapto seperti dikutip melalui akun instagram Kementerian PUPR, Senin (8/10/2021).
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Muhammad Adek Rizaldi, menambahkan bahwa Bendungan Randugunting yang berjarak sekitar 148 km dari Kota Semarang juga diproyeksikan untuk mendukung penyediaan air baku di Kabupaten Blora sebesar 100 liter per detik dan Pati 50 liter per detik serta pengembangan pariwisata air dan agrowisata di Kabupaten Blora
Pembangunan Bendungan Randugunting dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbk.-PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018—2022 senilai Rp858 miliar.