Bisnis, JAKARTA — Saad al-Kaabi, Menteri Negara Urusan Energi Qatar, Direktur Pelaksana dan CEO Qatar Petroleum, mengumumkan perubahan nama perusahaan menjadi Qatar Energy, untuk mencerminkan strategi energi yang lebih luas.
Dia mengatakan bahwa perusahaan milik negara tidak berniat untuk menawarkan asetnya kepada investor untuk mengumpulkan dana.
"Kami memiliki likuiditas yang besar," ujarnya seperti dikutip dari aawsat.com, Selasa (12/10/2021)
Dia juga menunjuk strategi baru yang akan fokus pada efisiensi energi dan teknologi ramah lingkungan seperti teknologi penangkapan karbon dioksida.
Dalam konferensi pers pada Senin, (11/10/2021), Al-Kaabi mengatakan bahwa dia tidak senang dengan harga gas yang tinggi.
Menurutnya, Qatar tidak dapat membantu mengurangi kenaikan tajam ini karena telah mengalokasikan semua produksinya dan percaya harga tinggi merusak permintaan, Bloomberg dilaporkan.
“Kami telah mencapai batas sejauh kami telah memberikan semua pelanggan kami jumlah yang seharusnya,” kata Kaabi.
Dia memperkirakan harga gas akan sedikit menurun karena beberapa pabrik kembali beroperasi dan Rusia berjanji untuk meningkatkan pasokan ke Eropa.
"Saya tidak senang dengan harga gas yang tinggi," katanya.
Dia menyebutkan bahwa pasar AS akan "segera merasakan tekanan" dan pelanggan sudah melihat efeknya dengan membayar lebih untuk tarif listrik.
“Pelajarannya adalah lebih banyak perdagangan jangka panjang. Kalaupun saya bisa memanfaatkan lonjakan jangka pendek seperti ini, saya tidak suka karena merusak permintaan,” katanya.