Bisnis, PADANG — PT Semen Padang, anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) cukup mampu bertahan di tengah kondisi pandemi sepanjang tahun ini, bahkan mampu melampaui target penjualannya untuk ekspor hingga 500 persen.
Nur Anita Rahmawati, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan Dept. Komunikasi dan Hukum Semen Padang, mengatakan Semen Padang telah mengekspor semen sebanyak 451.614,94 metrik ton dan klinker sebayak 1,27 juta metrik ton pada periode Januari - Oktober 2021.
Adapun, negara tujuan utama ekspor semen Semen Padang yakni ke Australia, Maladewa, dan Sri Lanka. Sementara itu, negara tujuan utama pengiriman klinker ke Bangladesh.
“Semen yang diekspor terdiri dari dua tipe yaitu OPC (52.5N) untuk Australia dan tipe OPC (42.5N) untuk Maladewa dan Sri Lanka,” kata Anita, Kamis (25/11).
Adapun, Semen Padang menargetkan ekspor semen sebanyak 198.600 metrik ton tahun ini dan sudah tercapai. Per September 2021, Semen Padang telah merealisasikan ekspor semen sebesar 484 persen dan per Oktober sudah mencapai 509 persen.
Selain melakukan ekspor semen dan klinker secara berkesinambungan, Semen Padang juga mengamankan kontrak jual beli semen dan klinker untuk 1 tahun pada periode Januari - Desember 2021.
“Dengan adanya kontrak jual beli semen dan klinker, Semen Padang juga berkomitmen menjaga ketersediaan semen dan klinker. Mudah-mudahan dengan adanya komitmen tersebut, kontrak jual beli ini dapat berlangsung untuk tahun depan dan selanjutnya,” imbuh Anita.
Fasilitas kiln atau pembakar semen di Pabrik Indarung 1 milik PT Semen Padang. Pabrik Indarung 1 berhenti beroperasi penuh pada 1999./Dwi Nicken Tari.
Di samping pasar ekspor, bisnis perseroan juga cukup solid di dalam negeri, terutama karena ditopang oleh proyek tol Trans Sumatra.
Tubagus M. Dharury, Direktur Keuangan Semen Padang, mengatakan bahwa kapasitas produksi perseroan tak banyak berkurang di sepanjang tahun berjalan.
“Selama pandemi, salah satu blessing in disguise di Semen Padang adalah pembangunan jalan tol Trans Sumatra yang sejak 2019,” kata Tubagus.
Kendati demikian, lanjut Tubagus, beberapa proyek yang akan rampung tahun ini tetap menjadi tantangan bagi penjualan Semen Padang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Semen Padang dengan pangsa pasar terbesar di Pulau Sumatra ini tengah mengincar potensi pasar ekspor untuk produk klinker dan semen.
“Pengiriman semen ke Australia, itu bentuk antisipasi untuk mempertahankan kinerja supaya tidak terlalu tertekan,” ujar Tubagus.
PT Semen Padang merupakan pemilik pabrik semen pertama di Asia Tenggara yang didirikan pada 1910. Perseroan efektif memproduksi semen sejak 1913 hingga sekarang.
Kapasitas produksi Semen Padang saat ini mencapai 8,9 juta ton per tahun dari 5 pabrik. Adapun pabrik pertama milik perseroan yaitu Indarung 1 telah berhenti beroperasi pada 1999 dan direncanakan untuk dijadikan museum.