Soal Ukraina, AS Tegaskan Rusia, Mau Diplomasi atau Konfrontasi

Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan tegas kepada Rusia mengenai krisis Ukraina. AS memperingatkan Rusia bahwa mereka boleh memilih menempuh langkah diplomasi atau konfrontasi dengan Barat.

M. Syahran W. Lubis

13 Jan 2022 - 10.12
A-
A+
Soal Ukraina, AS Tegaskan Rusia, Mau Diplomasi atau Konfrontasi

Tentara Rusia/BBC

Bisnis, JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman memperingatkan Rusia bahwa mereka harus memilih diplomasi atau konfrontasi dengan Barat.

Dia berbicara setelah pembicaraan antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Rusia, yang bertujuan mengurangi ketegangan atas Ukraina, tulis pada Kamis (13/01/2022) WIB.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan NATO tidak bisa mengabaikan tuntutan Moskwa. Daftar tuntutan termasuk Ukraina tidak pernah diizinkan bergabung dengan NATO.

Sekitar 100.000 tentara Rusia dilaporkan berkumpul di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran akan invasi.

Sherman menegaskan kembali bahwa AS dan anggota NATO lainnya tidak akan pernah setuju untuk memveto pengakuan Ukraina, menunjukkan bahwa aliansi militer memiliki kebijakan pintu terbuka. Tujuan bergabung dengan NATO adalah bagian dari konstitusi Ukraina.

Akan tetapi, dia mengatakan ada area di mana kemajuan dapat dicapai, dan bahwa Rusia harus memutuskan apa yang ingin terjadi selanjutnya.

"Yang terpenting Rusia harus memutuskan apakah mereka benar-benar [serius] tentang keamanan, dalam hal apa mereka harus terlibat, atau apakah ini semua hanya dalih, dean mereka bahkan mungkin belum tahu."

Sherman menegaskan bahwa AS dan NATO sedang bersiap untuk setiap kemungkinan.


Rusia mengeluarkan serangkaian tuntutan yang bertujuan mencegah NATO memperluas lebih jauh penguasaan ke timur dan juga untuk mengurangi kehadiran aliansi di dekat perbatasan Rusia.

NATO aliansi pertahanan yang terdiri atas 30 negara dan didirikan pada 1949, dengan tegas menolak tuntutan itu, tetapi mengatakan pihaknya bersedia untuk membicarakan masalah-masalah lain termasuk pengendalian senjata dan pembatasan latihan militer.

Berbicara untuk Rusia setelah pembicaraan Rabu (13/01/2021) di Brussel, Belgia, Grushko memperingatkan bahwa memburuknya hubungan lebih lanjut dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga bagi keamanan Eropa.

Peringatannya menggemakan kata-kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang mengatakan bahwa ada "risiko nyata bagi konflik bersenjata baru di Eropa".

Penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina memicu kekhawatiran bahwa mereka sedang mempersiapkan invasi.

Pada 2014 Rusia merebut semenanjung Krimea yang semula merupakan bagian wilayah Ukraina, setelah Ukraina menggulingkan presiden pro-Rusia mereka. Di pengujung tahun itu, separatis yang didukung Rusia merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina. 

Rusia menegaskan bahwa penambahan pasukan terbaru di perbatasan dengan Ukraina tidak perlu dicemaskan. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara tentang "langkah-langkah teknis-militer" jika pendekatan "agresif" Barat berlanjut.

Pada Kamis ini, pembicaraan akan berlangsung di markas Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) di Wina, Austria, dengan melibatkan Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.