Bisnis, JAKARTA - Bila semua berjalan dengan baik, ketegangan dunia akibat perseteruan antara Amerika dan China akan bisa segera mengendur.
Penyebabnya, dua negara dengan ekonomi terkuat di dunia itu saling memberi sinyal untuk meredakan ketegangan. Hal itu tertangkap dari percakapan telepon antara Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Percakapan telepon tersebut menjadi penanda kemajuan hubungan antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada kondisi global.
Dikutip bisnis.com dari Bloomberg, Selasa (26/10/2021), China menyatakan percakapan telepon tersebut berlangsung secara pragmatis, jujur, dan konstruktif.
Kedua pihak sepakat akan memperkuat komunikasi dan koordinasi terkait dengan kebijakan ekonomi makro seiring dengan pentingnya pemulihan.
Kendati masih ada ketegangan, terdapat kemajuan dalam hal hubungan dua negara belakangan ini yang juga diikuti dengan pembebasan eksekutif Huawei untuk menghilangkan salah satu sumber gesekan kedua negara.
Washington dan Beijing juga tengah menjalin kembali komunikasi yang terputus selama beberapa tahun dari berbagai permasalahan perdagangan hingga Taiwan, serta asal-usul virus Corona di bawah pemerintahan Trump.
Nada China, yang terdengar lebih positif daripada panggilan pertamanya, menandakan adanya perbaikan hubungan. Dalam kesempatan itu pihak China kembali menyatakan pandangannya tentang tarif dan sanksi AS, serta perlakuan terhadap perusahaan asal China.
Namun, belum ada keterangan terkait dengan tanggapan Yellen.
China telah berulang kali mengatakan bahwa AS seharunya menghapus tarif ekspor yang diberlakukan sejak rezim Donald Trump. Selain itu, China juga mengungkapkan keberatan soal sanksi Amerika Serikat terhadap perusahaan seperti Huawei Technologies Co.
Percakapan melalui telepon tersebut merupakan kali kedua bagi Liu dan Yellen sejak Presiden Joe Biden dilantik. Percakapan telepon pertama mereka berlangsung pada Juni. Saat itu keduanya membicarakan bagaimana mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi yang kuat dan kerja sama di wilayah yang menjadi kepentingan bagi AS, dan masalah lainnya.
Sementara AS menyatakan bahwa Yellen dengan terus terang mengangkat masalah keprihatinan kepada Liu. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.
Sementara itu, pada awal bulan ini Menteri Perdagangan AS Katherine Tai mengatakan akan menekan China untuk memenuhi komitmennya pada perjanjian perdagangan 2020. Tai juga telah menyampaikan kepada Liu melalui pertemuan virtual pada 8 Oktober, terkait dengan kebijakan dan praktik nonpasar China yang merugikan pekerja Amerika, petani, dan bisnisnya. (Nindya Aldila, Annisa Sulistyo Rini)