Bisnis, JAKARTA - PT Avia Avian Tbk. segera melantai di Bursa Efek Indonesia. Calon emiten tersebut pun mengincar dana hasil initial public offering (IPO) sejumlah Rp5,76 triliun.
Manajemen Avia Avian dalam prospektus di harian Bisnis Indonesia edisi Jumat (12/11/2021) menyebutkan dalam penawaran umum perdana saham perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 6,2 miliar saham. Nilai nominal Rp10 yang mewakili 10,0075 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Harga penawaran berkisar Rp780-Rp930. Dengan begitu nilai penawaran umum saham perdana Avian sebanyak-banyaknya mencapai Rp5,76 triliun.
Secara garis besar, dana IPO Avia Avian akan digunakan untuk belanja modal dan ekspansi. Sekitar 54,5 persen dari dana IPO untuk modal kerja, terutama untuk pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional, dan modal kerja lainnya. Kemudian sekitar 18,2 persen untuk PT Tirtakencana Tatawarna (TKTW) sebagai modal kerja.
Selanjutnya, sekitar 14 persen untuk pembelanjaan modal fasilitas manufaktur ketiga yang baru di Cirebon, fasilitas manufaktur eksisting, serta pusat-pusat distribusi. Adapun, rencana ini akan dieksekusi pada 2022 - 2024.
Khusus untuk pabrik baru di Cirebit, perseroan menargetkan dapat selesai pada 2025. Fasilitas tersebut bakal menjadi fasilitas manufaktur Avian Brands yang terbesar dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 225.000 metrik ton per tahun. Hal itu guna mendukung rencana pertumbuhan dan ekspansi Avian Brands.
Ruslan Tanoko, Wakil Direktur Utama Avia Avian, mengatakan perseroan saat ini memiliki varian produk portofolio yang lengkap dan berhasil membentuk pusat distribusi yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Sebagai informasi, per Mei 2021 Avian Brands memiliki 96 pusat distribusi pribadi ditambah 30 pusat distribusi dari pihak ketiga.
Secara keseluruhan, pusat distribusi tersebut melayani lebih dari 52.000 toko bahan bangunan yang tersebar di Indonesia. “Saat ini, Avian Brands memiliki 2 pabrik yang terintegrasi. Pabrik utama di Sidoarjo, Jawa Timur dan pabrik kedua di Serang, Banten. Total kapasitas secara kolektif lebih dari 286.000 metrik ton per tahun”, sambung Robert Tanoko, Direktur Operasional dan Pengembangan, pada Jumat (12/11/2021).
Lebih lanjut, Robert menyebut Avian Brands berencana melanjutkan ekspansi jaringan distribusi, serta aktif mencari peluang untuk ekspansi, termasuk joint venture, dan merger & akuisisi. Hal itu didukung oleh tingkat marjin EBITDA terakhir di atas 30 persen pada periode Mei 2021, serta kemampuan arus kas yang kuat, di mana cash conversion rate mencapai 91 persen pada tahun 2020.
Adapun Avian Brands memiliki dua segmen usaha. Pertama, segmen architectural solutions yang merupakan cat dekoratif. Kedua, segmen trading goods yang merupakan produk-produk pelengkap.
Segmen architectural solutions menyumbang 79 persen terhadap penjualan pada 2020 dan berkontribusi 92,5 persen terhadap laba kotor konsolidasi. Segmen ini mempunyai margin laba yang jauh lebih tinggi dari trading goods. Ke depannya, dua segmen tersebut akan tetap dipertahankan untuk memaksimalkan laba dan pertumbuhan perusahaan.
Modal Anak Usaha
Selain untuk ekspansi pabrik, Avia Avian juga mengalokasikan sekitar 0,20 persen dana hasil IPO untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional. Sementara itu, sekitar 1,5 persen akan digunakan untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional di PT Tirtakencana Tatawarna (TKTW). Lalu, sekitar 13,3 persen untuk pelunasan pokok utang bank Avia Avian dan TKTW.
Robert menyebut Avian Brands memiliki 4 entitas anak yang dimiliki secara langsung dan 1 entitas anak yang dimiliki secara tidak langsung. Entitas anak tersebut yaitu PT Tirtakencana Tatawarna yang memiliki 96 pusat distribusi. PT Solusi Rumah Praktis yang menyediakan jasa pengecatan di sekitar Jakarta.
PT Tirtakencana Batamindo dengan wilyah distribusi di daerah Batam. PT Bangun Bersama Solusindo yang merupakan joint venture dengan Saint Gobain Group yang memproduksi pelapis anti bocor 2 komponen berbahan dasar semen. Lalu PT Multipro Paint Indonesia, yang bergerak di bidang manufaktur cat marine dan protective.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Mei 2021, Avia Avian mencatatkan penjualan neto sebesar Rp2,70 triliun atau naik 32,29 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,04 triliun. Adapun, laba bersih Avian meningkat 101,07 persen menjadi Rp603,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp300,12 miliar.
Eksekusi IPO
Di sisi lain, Avia Avian mengalokasikan maksimal sebesar 2 persen saham yang ditawarkan dalam IPO sebagai saham kepada karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA). Dalam IPO Avia Avian, penjamin pelaksana emisi efek ialah PT Mandiri Sekuritas, serta penjamin emisi efek PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.
"Penjamin emisi menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam IPO,"ujar manajemen Avia Avian dalam keterangan tertulis.
Adapun rencana jadwal IPO Avia Avian dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai berikut:
Masa penawaran awal : 12 November-18 November 2021.
Perkiraan tanggal efektif : 29 November 2021
Perkiraan masa penawaran umum perdana saham : 1 Desember-3 Desember 2021
Perkiraan tanggal penjatahan : 3 Desember 2021
Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik : 6 Desember 2021
Perkiraan tanggal pengembalian uang pesanan : 6 Desember 2021
Perkiraan tanggal pencatatan di BEI : 7 Desember 2021
Di samping IPO, pemegang saham Avia Avian juga seperti PT Tancorp Surya Sentosa, PT Wahana Lancar Rejeki, Archipelago Investment Pte. Ltd., Robert Christian Tanoko, Rudi Tanoko, dan Rony Tanoko juga melakukan penawaran terbatas (private placement). Private placement secara keseluruhan sejumlah 5,57 miliar saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor sebelum IPO.
Pelaksanaan private placement setelah pencatatan saham di BEI dengan harga penawaran yang saham dengan harga penawaran umum. Setelah aksi korporasi itu selesai, susunan pemegang saham Avia Avian sebagai berikut:
Tancorp Surya Sentosa 36,6 persen
Wahana Lancar Rejeki 32,49 persen
Archipelago Investment 6,3 persen
Robert Christian Tanoko 2,24 persen
Rudi Tanoko 1,68 persen
Rony Tanoko 1,68 persen
masyarakat 18,81 persen
ESA 0,2 persen.