Harga Tinggi BBM dan Elpiji Nonsubsidi Berlanjut

PT Pertamina (Persero) pun kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Dex Series, dan elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.

Ibeth Nurbaiti

12 Jul 2022 - 12.12
A-
A+
Harga Tinggi BBM dan Elpiji Nonsubsidi Berlanjut

Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina di rest area kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis, JAKARTA — Tren kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji nonsubsidi masih berlanjut, sejalan dengan perkembangan harga minyak dan gas bumi di pasar global yang cenderung tertahan di level tinggi.

PT Pertamina (Persero) pun kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Dex Series, dan elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.

Harga baru seluruh produk yang mengalami penyesuaian tersebut akan berlaku mulai 10 Juli 2022. Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.200 per liter dari sebelumnya Rp14.500 per liter.

Baca juga: Digitalisasi Penyaluran BBM Subsidi yang Terganjal Regulasi

Selanjutnya, harga baru Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp16.500 per liter dari sebelumnya Rp13.700 per liter, dan Dexlite (CN 51) jadi Rp15.000 per liter dari sebelumnya Rp12.950 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen. Sementara itu, harga elpiji Bright Gas juga naik sekitar Rp2.000 per kilogram.

Baca juga: Subsidi BBM Pertamax Mencuat, Harga Pertalite Bakal Dilepas?

“Harga bahan bakar Pertamina telah dirancang sebagai wujud apresiasi dalam memberikan pelayanan prima di SPBU kami. Harga bahan bakar berlaku mulai 10 Juli 2022,” demikian pernyataan resmi Pertamina dalam laman MyPertamina yang dikutip Minggu (10/7/2022).

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM dan elpiji nonsubsidi tersebut mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) senilai US$117,62 atau lebih tinggi 37 persen bila dibandingkan dengan harga pada Januari 2020.

Sementara itu, harga elpiji berdasarkan contract price Aramco (CPA) pada bulan lalu menyentuh angka 725 metrik ton atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun lalu.

Irto mengeklaim meskipun ada kebijakan penyesuaian harga BBM dan elpiji nonsubsidi, tetapi harga itu masih terbilang kompetitif bila dibandingkan produk sejenis yang dijual oleh sejumlah perusahaan penyalur BBM dan elpiji di Indonesia.

Selain itu, porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya 5 persen dari total konsumsi BBM nasional, sedangkan porsi produk elpiji nonsubsidi hanya 6 persen dari total komposisi elpiji nasional.

Baca juga: Menepis Tantangan Migas untuk Mewujudkan Ketahanan Energi

Dalam kesempatan itu, Irto juga memastikan bahwa pemerintah melalui Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau. Artinya, Pertamina belum akan melakukan penyesuaikan harga Pertalite, Solar, dan elpiji 3 Kg.

Sebelumnya, Pertamina secara resmi juga telah menaikkan harga BBM nonsubsidi termasuk jenis RON 92, Pertamax mulai 1 April 2022. Kenaikan harga BBM nonsubsidi itu menyesuaikan dengan lonjakan harga minyak mentah dunia.

Namun, kali ini Pertamax tidak masuk dalam daftar BBM nonsubsidi yang harganya disesuaikan. Perlu dicatat, untuk tiap daerah tercantum harga yang berbeda dari masing-masing jenis BBM. 


Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati membeberkan bahwa disparitas harga jual produk BBM jenis Solar dan Pertalite terpaut cukup jauh dari harga keekonomiannya.

Berdasarkan data milik Pertamina per Juli 2022, harga keekonomian Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar sudah menembus angka Rp18.150 per liter, sedangkan harga jual yang ditetapkan pemerintah berada di angka Rp5.150 per liter. Artinya, pemerintah menanggung subsidi mencapai Rp13.000 untuk setiap pembelian satu liter JBT Solar.

Di sisi lain, harga keekonomian Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite telah menembus di angka Rp17.200 per liter. Adapun harga jual yang dipatok pemerintah sebesar Rp7.650 per liter.

Baca juga: Tambal Sulam Konsumsi BBM Bersubsidi Kian Tebal

“Sehingga untuk setiap liter Pertalite yang dibeli masyarakat pemerintah beri subsidi Rp9.550 per liter,” tuturnya.

Sementara itu, harga BBM komersial jenis Pertamax tetap ditahan pemerintah di angka Rp12.500 kendati harga keekonomiannya telah menembus Rp17.950. Artinya, pemerintah tetap memberi subsidi pada jenis BBM komersial itu sebanyak Rp5.450 per liter.

“Kalau Pertamax kita naikan setinggi ini maka kemudian akan terjadi shifting ke Pertalite, ini tentu menambah beban negara. Kami pantau terus kondisi harga pasar, kami selalu berkoordinasi untuk menetapkan kebijakan-kebijakan,” ujar Nicke. (Rahmi Yati/Nyoman Ary Wahyudi) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.