Industri Farmasi Ketar-ketir Krisis BBO Akibat Gangguan Impor

Akibat krisis energi yang terjadi di China, pelaku industri farmasi melakukan pengalihan sumber bahan baku ke India. Upaya lain dilakukan dengan menyiapkan stok pengaman hingga 4 bulan.

Reni Lestari

4 Okt 2021 - 19.58
A-
A+
Industri Farmasi Ketar-ketir Krisis BBO Akibat Gangguan Impor

Ilustrasi. Aktivitas di laboratorium farmasi./Darya-Varia

Bisnis, JAKARTA — Industri farmasi di dalam negeri rentan terdampak isu krisis listrik yang terjadi di China, lantaran negara tersebut memasok mayoritas bahan baku obat atau BBO yang diproduksi Indonesia.

Presiden Direktur PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KSFP) Pamian Siregar menyatakan risiko gangguan pasokan BBO dari China tidak serta merta bisa menjadi peluang bagi industri BBO dalam negeri untuk memperluas serapan.

Penyebabnya, salah satu tantangan terbesar penyerapan BBO dalam negeri oleh industri farmasi adalah proses peralihan sumber BBO yang membutuhkan waktu dan biaya yang tak sedikit.

"Takes time karena industri farmasi biasanya harus melakukan reformulasi untuk menghasilkan produk eksisting yang menggunakan sumber BBO baru tersebut, agar ekuivalen secara kualitas," kata Pamian kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).

Dia mengatakan proses uji ekivalensi tersebut rata-rata membutuhkan 1 tahun hingga 1,5 tahun. Selain waktu, proses tersebut tentu mensyaratkan tambahan biaya.

"Walaupun ada kondisi force majeure suplai BBO impor seperti yang diakibatkan oleh kondisi China, industri farmasi dalam negeri tidak bisa dengan mudah menggunakan BBO dalam negeri yang diproduksi KFSP," lanjutnya.

KFSP diketahui merupakan satu dari tiga produsen BBO domestik selain PT Riasima Adi Farma, dan PT Dexa Medica. Sejak didirikan pada 2016, anak usaha PT Kimia Farma, Tbk. (KAEF) ini telah menelurkan 10 jenis BBO.

Pamian menargetkan hingga akhir tahun ini pihaknya dapat memproduksi tambahan 4 BBO lainnya. Jika terserap dengan baik, produksi BBO KFSP dapat menurunkan impor antara 6% persen hingga 7,5%.

Di sisi lain, pelaku industri farmasi dalam negeri melakukan sejumlah penyesuaian untuk mengatasi suplai bahan baku yang tersendat dari China.

Sekadar catatan, 90%—95% BBO di industri farmasi domestik masih disuplai dari impor. Sekitar 60% di antara pasokan BBO impor tersebut didatangkan dari China.

Anggota Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) hingga saat ini masih merasakan kendala suplai bahan baku akibat kelangkaan kontainer yang belum juga mereda.

Ketua Komite Pengembangan Perdagangan dan Industri Bahan Baku GPFI Vincent Harijanto mengatakan kendala tersebut juga dipicu produksi bahan intermediate yang tersendat di China.

Kini dengan krisis listrik yang melanda negara itu, ada potensi penumpukan masalah pada suplai bahan baku.

Vincent mengatakan sejak masalah kelangkaan kontainer terjadi sejumlah pelaku melakukan penyesuaian frekuensi pengapalan bahan baku.

"[Pemesanan bahan baku] Kita bertahap, katakanlah biasanya dua kali selama 3 bulan, ya sekarang dibuat 5 bulan, diatur frekuensinya," kata Vincent.  

Selain itu, industri juga melakukan pengalihan sumber bahan baku ke India. Upaya lain dapat dilakukan dengan menyiapkan stok pengaman hingga 4 bulan.

"Pada umumnya industri farmasi mempunyai buffer stock selama 2—3 bulan," lanjutnya.

Kemacetan suplai ini, lanjutnya, menggarisbawahi kemandirian bahan baku obat dalam negeri yang menjadi masalah menahun di industri farmasi.  

Sementara itu, Direktur Utama PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) Arief Pramuhanto membenarkan bahwa sebagian besar suplai bahan baku perseroan berasal dari China dan India.

Meski belum mampu mensubstitusi sepenuhnya, sebagian suplai bahan baku telah dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri, yakni KFSP.

"Sampai sekarang tidak ada masalah dengan suplai bahan baku dari China. Untuk mengamankan pasokan kami akan ambil dari Kimia Farma [Sungwun Pharmacopia] dan India," kata Arief. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.