Inflasi Inggris Diprediksi Melonjak Hingga Lewati 5% Awal 2022

Makroekonomi Inggris tengah terpuruk dan tingkat inflasi negara itu diprediksi mencapai atau bahkan melewati 5% pada awal tahun depan.

M. Syahran W. Lubis

22 Okt 2021 - 14.34
A-
A+
Inflasi Inggris Diprediksi Melonjak Hingga Lewati 5% Awal 2022

Kantor pusat Bank of England di Lndon, foto file 2016. — Reuters

Bisnis, JAKARTA – Huw Pill, ekonom kepala baru Bank of England (BoE), bank sentral Inggris, memperingatkan bahwa inflasi negara itu kemungkinan mencapai atau bahkan melewati 5% pada awal tahun depan.

Pill mengatakan kepada Financial Times yang dikutip BBC pada Jumat (22/10/2021) bahwa Bank akan memiliki keputusan "langsung" untuk dibuat pada pertemuan penetapan suku bunga berikutnya pada 4 November.

Pernyataan Pill itu mengikuti komentar terbaru dari Gubernur Bank of England Andrew Bailey yang mengatakan "harus bertindak" terhadap inflasi. Suku bunga Inggris berada pada titik terendah dalam sejarah 0,1% sejak Maret 2020.

Data terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan inflasi melambat menjadi 3,1% tahun ini hingga September. Namun, diperkirakan meningkat karena kenaikan biaya energi, upah yang lebih tinggi untuk mengisi rekor jumlah lowongan, dan gangguan rantai pasokan.

Pill, yang menggantikan Andy Haldane bulan lalu, mengatakan dia "tidak akan terkejut" melihat inflasi mencapai 5% atau lebih dalam beberapa bulan mendatang. "Itu kondisi yang sangat tidak nyaman bagi bank sentral dengan target inflasi 2%."

PENGETATAN PALING AGRESIF

Sebelumnya BoE diperkirakan bakal melakukan pengetatan moneter paling agresif di abad ini beberapa bulan setelah Inggris keluar dari resesi Covid-19.

Dilansir Bloomberg pada Senin (18/10/2021), pejabat BoE diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 1% pada akhir 2022 atau 90 basis poin.

Berdasarkan rilis pada Agustus, BoE kemungkinan akan menginvestasikan kembali obligasi yang diadakan di bawah program pelonggaran kuantitatif setelah biaya pinjaman mencapai 0,5%.

Jika jeda segera dimulai, sekitar 37 miliar pound sterling (US$51 miliar) obligasi akan jatuh dari neraca BoE tahun depan. Itu setara dengan 31 basis poin kenaikan suku bunga, menggunakan aturan praktis yang disarankan oleh gubernur sebelumnya, Mark Carney.

Itu akan membuat pengetatan total setidaknya setara dengan sekitar 121 basis poin kenaikan suku bunga hanya dalam waktu setahun, hanya berbeda sedikit dari dua siklus terbesar BoE sebelumnya yang dimulai pada 2003 dan 2006.

Sinyal dari Gubernur BoE Andrew Bailey untuk menaikkan suku bunga semakin kuat sebagai langkah menghadapi inflasi dan biaya listrik yang mahal.

Dalam diskusi Group of 30, Bailey mengatakan BoE tidak memiliki kekuatan untuk mengadang gangguan pasokan, tetapi dia yakin kenaikan inflasi hanya sementara. Menurutnya, BoE harus berupaya mencegah inflaasi semakin tinggi. Namun, kenaikan harga listrik berarti inflasi akan berlangsung lebih lama.

"Hal itu meningkatkan ketahutan dan kekhawatiran bank sentral terhadap ekspektasi. Itulah sebabnya kami, BoE telah memberi sinyal dan ini adalah sinyal berikutnya bahwa kami harus bertindak. Namun, tentu tindakan itu berdasarkan rapat kebijakan moneter," ujar Bailey.

Pernyataan itu adalah upaya terbaru dari Bailey dan rekan-rekannya untuk mengekang inflasi yang diperkirakan bank sentral akan menembus 4% tahun ini, lebih dari dua kali lipat targetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.