Free

Keamanan Regional, Taliban Merapat ke Rusia, China, dan Iran

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejuang ISIS yang berkumpul di Afghanistan utara.

John Andhi Oktaveri

21 Okt 2021 - 08.16
A-
A+
Keamanan Regional, Taliban Merapat ke Rusia, China, dan Iran

Afghanistan kini dibawah kendali Taliban/Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Pemerintahan Taliban menjalin kerja sama keamanan regional dengan Rusia, China, dan Iran setelah Kremlin memperingatkan munculnya ISIS dan ancaman perdagangan narkoba di Afghanistan.

Dalam pembicaraan di Ibu Kota Rusia, sebagai penampilan internasional pertama Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus, 10 negara peserta juga menyerukan bantuan kemanusiaan "mendesak" untuk Afghanistan.

Mereka menyatakan Afghanistan harus mendapatkan pendanaan rekonstruksi.

Pembicaraan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejuang ISIS yang berkumpul di Afghanistan utara.

Kehadiran mereka memicu perselisihan agama dan etnis di wilayah itu yang dianggap Moskow sebagai halaman belakangnya.

Dalam pernyataan bersama kemarin, pihak-pihak dalam pertemuan Moskow mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas kelompok teror dan "menegaskan kembali kesediaan mereka untuk terus mendukung keamanan di Afghanistan agar turut berkontribusi pada stabilitas regional".

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang berpidato dalam pertemuan itu dan mengkritik ketidakhadiran pejabat AS, sebelumnya mengatakan para pejuang yang terkait dengan ISIS dan Al-Qaeda telah berusaha untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan.

Sebelum pembicaraan di Moskow, perwakilan Taliban telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS serta melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan pengakuan resmi dan bantuan dari masyarakat internasional setelah pengambilalihan mereka pada pertengahan Agustus.

Delegasinya, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi, seorang tokoh senior dalam kepemimpinan baru Afghanistan, mengatakan bahwa "pengisolasian Afghanistan tidak akan menguntungkan pihak mana pun.

Ini telah terbukti di masa lalu." Akan tetapi, utusan Kremlin untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan pengakuan resmi hanya akan datang ketika Taliban memenuhi harapan pada hak asasi manusia dan pemerintahan yang inklusif sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (21/10/2021).

Dalam pernyataan bersama mereka, para peserta menyuarakan keprihatinan itu dan mendesak Taliban "mempraktikkan kebijakan internal dan eksternal yang moderat dan sehat" serta "mengadopsi kebijakan bersahabat terhadap tetangga Afghanistan".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rustam Agus

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.