Kenyamanan Pengguna, Kunci Pertumbuhan Industri Dagang-el

Penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 70,3 persen—sebanyak 61,8 persen dari total populasi—bermain sosial media. 

Leo Dwi Jatmiko

25 Nov 2021 - 18.21
A-
A+
Kenyamanan Pengguna, Kunci Pertumbuhan Industri Dagang-el

Tampilan layar menampilkan Ketua Umum Asosiasi e Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga saat acara Bisnis Indonesia Financial Outlook 2022 yang bertema \"Era Ekonomi Digital: Antara Potensi Bisnis dan Keamanan Data\" di Jakarta, Kamis (25/11/2021). Acara yang diselenggarakan selama dua hari pada 24- 25 November 2021 ini membahas mengenai potensi ekonomi digital di lndonesia dan strategi untuk mengoptimalkannya. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA — Peluang pertumbuhan industri dagang-el seiring dengan melesatnya jumlah pengguna internet di Indonesia dinilai harus diimbangi dengan upaya menjaga kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi di ruang digital. 

Dalam kaitan itu, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan transaksi ekonomi digital Indonesia pada 2021 mencapai US$70 miliar berdasarkan laporan Google dan Temasek

Pada periode 2020 hingga 2021, kenaikan pertumbuhan transaksi di sektor dagang-el (e-commerce) diprediksi naik 52 persen. Kenaikan transaksi tersebut menandakan bahwa meski pandemi, sektor dagang-el di Indonesia tetap bergeliat. 

Tidak hanya itu, jika melihat pertumbuhan penetrasi pengguna internet, sektor dagang-el berpeluang besar untuk tumbuh. 

Menurut data Hootsuite Digital Report 2021, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 70,3 persen—sebanyak 61,8 persen dari total populasi—bermain sosial media. 

Peluang orang yang menggunakan internet dengan peluang orang yang berbelanja  di sosial media masih sangat besar sekali untuk tumbuh. 

“Kami optimistis pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia bisa tumbuh hingga puluhan tahun ke depan,” kata Bima dalam Bisnis Indonesia Financial Outlook 2021, Kamis (25/11/2021). 

Bima menambahkan ihwal kenyamanan dan perlindungan konsumen di platform dagang-el sebenarnya sudah diatur oleh beberapa instansi. Sebagai gambaran, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatur mengenai perjudian, pornografi, hingga terorisme. 

Lebih lanjut, ujar Bima, Kementerian Perdagangan mengawasi peredaran barang dan jasa, Kementerian Kesehatan mengawasi alat kesehatan dan lain sebagainya. 

Tidak hanya kementerian, idEA juga aktif dalam mengawasi dan membina para anggota.

Misalnya, kementerian menemukan penjualan alat kesehatan ilegal di platform anggota, idEA akan  memberitahu kepada anggota tersebut dan anggota tersebut selanjutnya akan menutup layanan. 

“Dengan begitu barang tersebut tidak bisa tampil lagi di platform,” kata Bima. 

OPTIMASI CLOUD

Pada kesempatan yang sama, National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana teknologi komputasi awan (cloud computing) menjadi faktor terpenting dalam mendorong transformasi digital di berbagai vertikal industri. 

Komputasi membantu perusahaan bergerak lebih lincah sehingga dapat masuk ke pasar dengan lebih cepat, dan biaya yang fleksibel. 

Microsoft Indonesia mengungkapkan layanan komputasi menjadi kebutuhan untuk mendukung berbagai inovasi di industri perbankan dan ekonomi digital seperti bank as a service, open banking hingga lokapasar digital.

Panji mengatakan hampir seluruh perbankan saat ini menerapkan strategi digital yang relevan. 

Menurut laporan Price waterhouse Coopers (PWC), sekitar 75 persen dari pimpinan finansial ingin menerapkan lingkungan bisnis yang lebih lincah ke depannya. 

Mereka menilai teknologi komputasi awan (cloud) dapat membuat ongkos yang mereka keluarkan lebih fleksibel. Salah satu penyebabnya karena mereka hanya membayar sesuai apa yang mereka gunakan. Mereka juga menginginkan skala bisnis yang lebih besar dan gesit.  

Microsoft melihat hal itu sebagai peluang. Dengan teknologi terdepan yang dimiliki, Microsoft dapat mendukung transformasi digital tidak hanya di perbankan, juga di sektor lainnya. 

“Kami melihat ini sebuah peluang besar bagi kami sebagai penyedia teknologi untuk memberikan kontribusi kepada mitra perbankan,” kata Panji dalam Bisnis Indonesia Financial Outlook 2021, Kamis (25/11). 

Panji menilai ke depan perbankan bukan hanya soal ekosistem mereka, juga tentang ekosistem lain seperti dagang-el. 

Tren lain yang terjadi adalah muncul era platform bank sebagai layanan atau bank as a service (BaaS)Beberapa perbankan yang telah matang mengizinkan penggunaan platform kepada mitra untuk melayani para pelanggan. 

Saat terjadi transformasi BaaS, teknologi memegang peran penting. Panji menuturkan Microsoft telah memiliki 2 kasus pemanfaatan untuk mendukung hal tersebut. Pertama saat Microsoft menjalin kerja sama dengan Clear.bank di Inggris dan Volt 2.0 bersama Neobank di Australia.

“Teknologi komputasi awan membantu dalam transformasi bisnis inti mereka,” kata Panji. 

Adapun di Indonesia, kata Panji, Microsoft telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar seperti Telkom, Bank Mandiri, Bank BRI dan lain sebagainya untuk mendukung transformasi digital di perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.